Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Akui Ingin Gulingkan Pemerintahan Zelensky, Menlu Putin Ungkap Tujuan Perang Ukraina

Menteri luar negeri Rusia, Sergey Lavrov, berjanji akan menggulingkan pemerintahan Ukraina.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
AFP
Potret Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov. Terbaru, Lavrov akui Rusia ingin gulingkan pemerintahan Ukraina, Minggu (24/7/2022). 

Tetapi Lavrov mengklaim Kiev bersikeras berjuang untuk mendapatkan kemenangan militernya atas Rusia, baru kemudian berdialog.

“Kami tidak memiliki prasangka untuk melanjutkan negosiasi pada berbagai masalah [dengan Ukraina], tetapi itu bukan terserah kami, karena pihak berwenang Ukraina, dimulai dengan presiden dan diakhiri dengan banyak penasihatnya, mengatakan bahwa akan ada tidak ada negosiasi sampai Ukraina mengalahkan Rusia di medan perang," jelas Lavrov.

Baca juga: Gubernur di Ukraina Lockdown Kota demi Tangkap Mata-mata Rusia: Saya Mencurigai Semua Orang

Rusia Tegaskan Tak Mau Gulingkan Pemerintahan Ukraina

Dua pernyataan berbeda datang dari pihak Rusia dan Ukraina yang saat ini tengah berkonflik sejak 24 Februari 2022 lalu.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat mengaku dirinya terancam dibunuh oleh pasukan militer Rusia yang diperintah oleh Presiden Vladimir Putin.

Namun di sisi lain, pemerintah Rusia menegaskan tujuannya melakukan operasi militer di Ukraina bukan untuk menggulingkan pemerintahan Ukraina.

Pengungsi dari Ukraina berbaris untuk masuk ke Polandia melalui penyeberangan perbatasan di Medyka, di Polandia timur pada 28 Februari 2022. - Secara keseluruhan, lebih dari setengah juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak penguasa era Soviet Moskow melancarkan invasi skala penuh pada 24 Februari, dengan lebih dari setengahnya melarikan diri ke negara tetangga Uni Eropa dan anggota NATO Polandia, PBB mengatakan pada 28 Februari 2022.
 (Photo by Wojtek RADWANSKI / AFP)
Pengungsi dari Ukraina berbaris untuk masuk ke Polandia melalui penyeberangan perbatasan di Medyka, di Polandia timur pada 28 Februari 2022. - Secara keseluruhan, lebih dari setengah juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak penguasa era Soviet Moskow melancarkan invasi skala penuh pada 24 Februari, dengan lebih dari setengahnya melarikan diri ke negara tetangga Uni Eropa dan anggota NATO Polandia, PBB mengatakan pada 28 Februari 2022. (Photo by Wojtek RADWANSKI / AFP) (AFP/WOJTEK RADWANSKI)

Baca juga: Loker Tentara Bayaran di Ukraina Dibayar Rp 28 Juta per Hari Plus Bonus, Ini Tugasnya

Dikutip TribunWow.com dari RT.com, pernyataan tersebut disampaikan oleh juru bicara Menteri Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.

"Tujuan operasi militer tidak meliputi okupasi Ukraina, dan kehancuran negara Ukraina, atau menggulingkan pemerintahan yang ada saat ini. Ini tidak bertujuan untuk melawan warga sipil," kata Zakharova, Rabu (9/3/2022).

Zakharova menjelaskan, Rusia hanya ingin mempertahankan kemerdekaan Republik Donbass di Donetsk dan Luhansk.

Keduanya melepaskan diri dari Ukraina pada tahun 2014 silam.

Kemudian Zakharova menambahkan, tujuan lainnya adalah demiliterisasi dan denazifikasi di Ukraina.

Zakharova juga menuding justru NATO-lah yang membanjiri Ukraina dengan senjata yang kemudian menjadi ancaman bagi keamanan Rusia.

Sebelumnya, Zelensky terang-terangan membongkar lokasi rahasianya di Kiev.

Hal ini disinggung saat kembali mengumandangkan pidato berapi-api dari mengecam penyerangan oleh Rusia.

Meski telah melalui sejumlah upaya percobaan pembunuhan, Volodymyr Zelensky menyatakan dirinya tak takut dan tak akan bersembunyi.

Halaman
123
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaUkrainaVolodymyr ZelenskyVladimir PutinRusiaSergey Lavrov
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved