Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Sebut Tentara Ukraina Berubah Menjadi 'Monster' setelah Jadi Obyek Eksperimen Rahasia

Pejabat Rusia menyebut tentara Ukraina telah menjadi sasaran percobaan penelitian rahasia yang didanai AS.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
SERGEI SUPINSKY/AFP
Sukarelawan pasukan militer Ukraina saat menjalani upacara sumpah militer di Desa Novi Petrivtsi yang terletak di dekat Kiev, 23 Juni 2014. Terbaru, pasukan Ukraina disebut telah menjadi obyek eksperimen biologis, Selasa (19/7/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Pejabat Rusia mengklaim bahwa tentara Ukraina telah berubah menjadi 'monster' akibat eksperimen rahasia.

Dilansir TribunWow.com, eksperimen itu diklaim dilakukan di laboratorium biologi Ukraina yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat.

Seperti dilaporkan Newsweek, Selasa (19/7/2022), Wakil ketua Dewan Federasi Rusia dan Duma Negara, Konstantin Kosachev dan Irina Yarovaya membuat pernyataan tersebut setelah pertemuan rutin komisi parlemen.

Baca juga: AS Mengelak, Rusia Ungkap Bukti Lab Senjata Biologis di Ukraina, Penyakit Menular dari Kelelawar

Sebagai informasi parlemen khusus itu dibentuk Rusia pada bulan Maret untuk menyelidiki kegiatan laboratorium biologi Amerika di wilayah Ukraina.

Outlet media pemerintah Kommersant melaporkan bahwa Kosachev dan Yarovaya mengatakan analisis darah prajurit Ukraina menunjukkan bahwa mereka telah menjadi sasaran eksperimen rahasia.

Seperti halnya cerita jagoan dalam film-film, percobaan itu disebut telah mengubah pasukan Ukraina menjadi monster paling kejam.

Kosachev juga mengklaim bahwa percobaan pada penyakit yang sangat berbahaya juga dilakukan di wilayah Ukraina yang dalam keadaan tertentu dapat didistribusikan untuk tujuan militer.

"(Terkontaminasi) sejumlah penyakit, termasuk yang tidak khas untuk wilayah Ukraina, kandungan zat yang relevan beberapa kali lebih tinggi dari norma yang diizinkan," beber Kosachev mengenai hasil penelitian sampel darah prajurit Ukraina.

Letjen Igor Kirillov selaku Komandan Pasukan Perlindungan Nuklir, Kimia, dan Biologi Rusia saat memberikan pengarahan tentang operasi biologis militer AS di Ukraina, Jumat (8/7/2022).
Letjen Igor Kirillov selaku Komandan Pasukan Perlindungan Nuklir, Kimia, dan Biologi Rusia saat memberikan pengarahan tentang operasi biologis militer AS di Ukraina, Jumat (8/7/2022). (Tangkapan Layar Tribunnews.com)

Baca juga: Incar Negara NATO, Mata-mata Rusia Lakukan Serangan Pakai Email Ini untuk Pancing Korban

Kemudian, Yarovaya mengatakan analisis darah menemukan jejak obat-obatan, hepatitis A dan virus West Nile, yang menyebabkan demam West Nile.

Namun pasangan ini tidak memberikan bukti untuk mendukung klaim mereka.

Berbicara kepada Kommersant, ahli genetika Rusia, Kirill Volkov, mengatakan klaim pasangan itu dilebih-lebihkan.

Ia mencatat bahwa penyakit yang disebut oleh wakil ketua Duma Negara adalah tipikal untuk wilayah itu.

Dia juga mencatat bahwa penyakit subtropis sekarang menyebar di wilayah selatan Rusia dan mungkin lebih parah di Ukraina.

Diketahui, klaim itu muncul setelah pejabat Rusia pada 6 Maret mendorong narasi palsu bahwa Ukraina sedang mengembangkan senjata biologis dengan dana dari AS.

Kementerian pertahanan Rusia mengaku telah memperoleh bukti bahwa Ukraina dan AS telah berkolaborasi untuk mengembangkan senjata biologis.

Mayor Jenderal Igor Konashenkov menuduh bahwa patogen untuk penyakit mematikan seperti wabah, antraks dan kolera sedang diciptakan untuk digunakan untuk perang biologis di laboratorium Ukraina yang didanai oleh Departemen Pertahanan AS (DOD).

Terkait hal ini, situs pemeriksa fakta Snopes mencatat bahwa Rusia sejak 2018 telah mendorong klaim palsu bahwa ada laboratorium semacam itu di Ukraina yang mengembangkan kemampuan perang kuman.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan warga Ukraina untuk waspada terhadap propaganda Rusia, disinformasi, dan teror media seputar invasi Rusia.

Baca juga: Jerman Akui Tidak Bisa Lagi Kirimi Ukraina Senjata untuk Lawan Rusia, Ini Alasannya

Rusia Bongkar Bukti Penelitian Senjata Biologis di Ukraina

Militer Rusia telah mempresentasikan dokumen yang menunjukkan bukti baru mengenai senjata biologis yang diteliti Ukraina.

Termasuk rencana Ukraina dalam menggunakan drone untuk mengirimkan senjata patogen yang dikembangkan dalam biolab yang didanai AS.

Dirilis pula nama pejabat AS yang terlibat dalam proyek tersebut, dan peran Hunter Biden, putra Presiden AS Joe Biden.

Dilansir TribunWow.com dari Russia Today, Kamis (31/3/2022), bukti kunci yang ditampilkan adalah surat dari perusahaan Ukraina Motor Sich kepada produsen drone Turki Baykar Makina, pembuat UAV Bayraktar TB2 dan Akinci yang tertanggal 15 Desember 2021.

Pihak Ukraina secara khusus menanyakan apakah drone tersebut dapat membawa 20 liter muatan aerosol hingga jangkauan 300 kilometer.

"Kita berbicara tentang pengembangan sarana teknis pengiriman dan penggunaan senjata biologis oleh rezim Kiev dengan kemungkinan penggunaannya melawan Federasi Rusia,” kata Letnan Jenderal Igor Kirillov, komandan Pasukan Perlindungan Nuklir, Biologis dan Kimia Rusia.

Kirillov juga merujuk paten AS (No. 8.967.029) untuk mekanisme penyebaran patogen aerosol dari drone.

AS tidak menyangkal penyelidikan Rusia tahun 2018 tentang paten ini, tetapi mengklaim bahwa itu secara teknis tidak melanggar kewajiban Washington berdasarkan perjanjian yang melarang senjata kimia dan biologi.

Kirillov menunjukkan kontrak yang ditandatangani antara lembaga pemerintah AS yakni Badan Pengurangan Ancaman Pertahanan (DTRA), Pentagon, Departemen Luar Negeri dan Kementerian Kesehatan Ukraina, serta fasilitas khusus di dalam Ukraina.

Menurut militer Rusia, Pentagon menghabiskan lebih dari $30 juta atau sekira Rp 431 miliar untuk penelitian biologi hanya di satu fasilitas Ukraina.

"Pejabat DTRA Robert Pope adalah satu tokoh kunci dalam program tersebut, dan penulis gagasan untuk menciptakan pusat penyimpanan mikroorganisme yang sangat berbahaya di Kiev," kata Kirillov.

Proyek biologis Pentagon di Ukraina dikoordinasikan oleh Joanna Wintrol, kepala kantor DTRA di Kiev, hingga Agustus 2020.

Wintrol secara langsung mengawasi proyek UP-4, UP-6, dan UP-8 untuk mempelajari patogen mematikan, termasuk antraks, demam Kongo-Krimea, dan leptospirosis.

Titik kontak badan AS adalah Menteri Kesehatan Ukraina (2016-2019) Ulyana Suprun, yang juga warga negara AS.

Sementara perantara utama adalah kontraktor swasta Black and Veatch, yang kantornya di Kiev dipimpin oleh Lance Lippencott.

Kontraktor Pentagon lainnya, Metabiota, juga berperan dalam proyek tersebut.

Kirillov mengatakan bahwa Hunter Biden memainkan peran penting dalam menciptakan peluang finansial untuk bekerja dengan patogen di wilayah Ukraina.

Secara khusus, dia menggambarkan Metabiota VP sebagai orang kepercayaan Hunter Biden, berdasarkan korespondensi mereka.

Sebuah surat tahun 2017 dari departemen Kherson dari Layanan Keamanan Ukraina (SBU) juga mengatakan bahwa DTRA dan Black and Veach bermaksud untuk membangun kontrol atas fungsi laboratorium mikrobiologi di Ukraina.

Dijelaskan laboratorium itu melakukan penelitian tentang patogen infeksi berbahaya yang dapat digunakan untuk membuat atau memodernisasi senjata biologis jenis baru.

Menunjuk dokumen Juni 2019 dari Pusat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Ukraina, Kirillov bertanya-tanya mengapa dokumen itu bersikeras menjaga kerahasiaan dan mengharuskan insiden serius termasuk kematian subjek harus dilaporkan ke otoritas bioetika AS dalam waktu 24 jam.

"Kami tidak mengesampingkan bahwa program penelitian resmi hanya bagian yang terlihat dari gunung es, sementara dalam praktiknya, sukarelawan terinfeksi virus demam Kongo-Krimea, hantavirus, dan agen penyebab leptospirosis,” kata jenderal itu.

Menurut Kirillov, semua biomaterial patogen yang disimpan di Ukraina diangkut dengan pesawat militer ke Amerika Serikat melalui Odessa, pada awal Februari 2022.

Dikatakan pada 24 Februari, ketika pasukan Rusia memasuki Ukraina, kementerian kesehatan di Kiev memerintahkan strain yang tersisa untuk dihancurkan.

Kirillov mengatakan bahwa intervensi Rusia menghentikan kegiatan di lima biolab Ukraina yang telah bekerja dengan virus antraks, tularemia, brucellosis, kolera, leptospirosis, dan demam babi Afrika.(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyAmerika Serikat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved