Konflik Rusia Vs Ukraina
Incar Negara NATO, Mata-mata Rusia Lakukan Serangan Pakai Email Ini untuk Pancing Korban
Sejumlah negara-negara NATO kini tengah menjadi target serangan agen mata-mata Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Bahkan kelompok gabungan peretas Rusia RaHDIt dan peretas Ukraina Beregini mengklaim telah memiliki informasi tentang orang-orang yang terlibat.
"Penasihat asing mengembangkan rencana operasional dan taktis, dan sistem pelatihan, dan sistem pelatihan tempur, ini adalah fakta yang jelas yang diungkapkan oleh kelompok Beregini,"ujar sumber tersebut.
"Mereka memiliki informasi yang sangat bagus bahwa, antara lain, pasukan operasi khusus Ukraina yang datang untuk berlatih, tidak hanya orang Amerika, tetapi juga dari hampir semua negara NATO, di mana mereka diberikan surat ucapan terima kasih, dan semua informasi ini diterima. Ada informasi tentang orang-orang ini," imbuhnya.
Ukraina Dibanjiri Informasi Liar Ulah Hacker Rusia
Sejumlah peretas atau hacker yang diduga digerakkan oleh pemerintah Rusia disebut telah melakukan serangan kampanye disinformasi terhadap Ukraina.
Satu dari beberapa disinformasi atau hoaks yang disebarkan oleh para hacker tersebut adalah klaim Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakhiri hidupnya sendiri di sebuah bunker militer.
Pada disinformasi yang beredar tersebut, Zelensky disebut mengakhiri hidup karena gagal menjaga keamanan Ukraina.
Baca juga: Beredar Video 8 Warga Sipil di Bucha Digiring sebelum Dieksekusi Tentara Rusia
Informasi terkait serangan hacker terhadap Ukraina ini disampaikan oleh sebuah firma keamanan siber bernama Mandiant.
Dikutip TribunWow.com dari aljazeera.com, Mandiant melaporkan hacker tersebut memiliki beberapa tujuan, mulai dari menurunkan moral masyarakat Ukraina, menimbulkan kegaduhan, hingga memisahkan Ukraina dari aliansi-aliansinya.
Informasi liar lainnya yang beredar adalah resimen nasionalis Azov kini dikabarkan tengah berencana untuk membalas dendam kepada Zelensky gara-gara ditelantarkan di Mariupol, Ukraina.
Konflik siber yang terjadi akibat perang antara Ukraina dan Rusia disebut-sebut masih berpotensi semakin meningkat.
Peringatan ini disampaikan oleh Rob Joyce selaku Direktur Keamanan Siber di Agensi Keamanan Nasional alias National Security Agency (NSA) Amerika Serikat (AS).
Sampai saat ini, belum pernah terjadi serangan siber besar-besaran oleh Rusia.
Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, kendati demikian Joyce mengaku khawatir akan terjadinya serangan siber dari Rusia.
"Saya masih sangat khawatir tentang ancaman yang muncul dari kondisi Rusia-Ukraina," kata Joyce.