Liga 1
Sosok Eduardo Almeida, Pelatih yang Banyak Diremehkan tapi Bawa Arema FC Juara Piala Presiden 2022
Eduardo Almeida mampu membuktikan diri merupakan pelatih berkualitas setelah membawa Arema FC menjadi juara Liga 1 2022. Berikut profil dan sosoknya.
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Mantan klubnya, Atletico Cacem, menjadi klub pertama dalam posisi dia sebagai pelatih kepala.
Sejak saat itu, dia banyak melanglang buana di berbagai negara, seperti Portugal, Hongaria, Tanzania, Laos, Malaysia, dan Indonesia.
Baca juga: Keok di Final Piala Presiden 2022, Ini Waktu yang Tepat bagi Borneo FC Balas Dendam ke Arema FC
Baca juga: Juara Piala Presiden 2022, Mampukah Arema FC Samai Prestasi Persija Jakarta di Musim 2018?
Di kompetisi Asia, klub kasta tertinggi Liga Hongkong South China menjadi klub pertamanya.
Menjabat sebagai asisten pelatih, Eduardo Almeida sempat menorehkan kisah manis dengan mempersembahkan gelar juara Liga Premier Hong Kong 2007-2008 serta Hong Kong League Cup pada musim yang sama.
Pada musim 2013-2014, dia sempat mencoba peruntungan di Liga Super Malaysia bersama T-Team yang sedang berjuang keluar dari zona degradasi di pertengahan musim.
Kala itu, dia masuk menggantikan mantan bintang West Ham United, Peter Butler.
Misi tersebut berhasil dan T-Team berhasil selamat setelah finis satu strip di atas zona degradasi.
Dia juga sempat menorehkan prestasi bersama tim kasta tertinggi Liga Laos, Lanexang United FC.

Almeida berhasil membawa Lanexang United FC finis sebagai runner-up pada musim 2015.
Pada 2017 pelatih berusia 43 tahun ini sempat kembali ke Malaysia untuk mengulang misi penyelamatan tim degradasi.
Kali ini, Melaka United yang berhasil diselamatkannya. Sayang pada pertengahan musim 2018 dia memutuskan mundur.
Kemudian, tahun 2018 dia mencoba peruntungan bersama tim promosi Thai League Ubon UMT. Dia dipercaya menukangi klub berbasis di Ratchathani tersebut selama dua musim. Sayang, musim pertamanya tidak berakhir dengan manis.
Ubon UMT harus terdegradasi setelah finis di posisi 17 dari total 18 klub.
Cobaan tak berhenti, pada musim 2019 tim terpecah setelah mengalami krisis finansial.
Satu per satu pemain pun pergi, termasuk Almeida Eduardo.