Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Eks Panglima Tertinggi Sekutu NATO Sebut Konflik Rusia-Ukraina Mirip Perang Korea, Ini Penjelasannya

Eks Panglima Tertinggi Sekutu NATO James Stavridis mengatakan perang Rusia-Ukraina kemungkinan akan berakhir dalam empat hingga enam bulan.

AFP
Penampakan Tank Rusia TOS-1A, Sabtu (2/7/2022). Terbaru, Eks Panglima Tertinggi Sekutu NATO James Stavridis mengatakan perang Rusia-Ukraina kemungkinan akan berakhir dalam empat hingga enam bulan. 

TRIBUNWOW.COM - Perang antara Rusia dan Ukraina disebut kemungkinan akan berakhir dalam empat hingga enam bulan.

Bahkan, konflik Rusia dan Ukraina disebut memiliki resolusi yang mirip dengan Perang Korea pada 1950-an.

Dilansir Kompas.com, hal itu disampaikan Mantan Panglima Tertinggi Sekutu NATO James Stavridis kepada pembawa acara John Catsimatidis di stasiun berita WABC.

"Saya melihat yang satu ini (Perang Rusia-Ukraina) seperti menuju akhir Perang Korea, yaitu gencatan senjata. Ada zona militer antara kedua belah pihak, permusuhan yang berkelanjutan, semacam konflik yang membeku,” kata Stavridis.

Baca juga: Diduga Berkhianat dan Bekerja Sama dengan Rusia, Kepala Intelijen dan Jaksa Agung Ukraina Dipecat

Kondisi itu menurutnya bisa terlihat dalam empat hingga enam periode bulan, dengan konflik telah menjadi "buntu di kedua sisi."

“Tidak ada pihak yang dapat mempertahankannya lebih dari itu," tambahnya sebagaimana dilansir Newsweek pada Minggu (17/7/2022).

"Ukraina melakukan perlawanan yang sangat kuat. Rencana perang Putin terbukti tidak terlalu efektif. Dia telah mendapatkan sedikit wilayah atas konflik yang dia mulai," kata Stavridis

Awal pekan ini, para pejabat di Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengatakan senjata yang dipasok AS ke Ukraina memiliki "dampak signifikan" terhadap pasukan Rusia.

Baca juga: Curhat Ibu Tentara di Rusia saat Tahu Anaknya Tewas di Ukraina, Ngaku Benci Putin, Ingin Hal Ini

Seorang pejabat Pentagon mengatakan kepada wartawan pada Jumat (15/7/2022) bahwa Ukraina "menghabiskan banyak waktu untuk menyerang target seperti amunisi, pasokan, pasokan logistik lainnya, komando dan kontrol."

Pada Minggu (17/7/2022), Rusia mengklaim tentang menghancurkan senjata NATO dalam serangan.

Kementerian pertahanannya mengatakan telah menghancurkan sebuah gudang yang menyimpan rudal Harpoon dan sebuah kendaraan dengan HIMARS (Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi), menurut kantor berita negara TASS.

Newsweek yang melaporkan berita ini telah menghubungi Kementerian Luar Negeri Rusia dan Kementerian Luar Negeri Ukraina untuk memberikan komentar.

Stavridis sebelumnya menilai Rusia telah menunjukkan "ketidakmampuan yang luar biasa" selama perang setelah negara itu kehilangan beberapa jenderalnya.

"Dalam sejarah modern, tidak ada situasi yang sebanding dengan kematian para jenderal," katanya pada awal Mei.

Pekan lalu, para pejabat Inggris mengatakan bahwa ketika Rusia mengumpulkan bala bantuan di dekat Ukraina, banyak pasukannya dilengkapi dengan peralatan yang "usang atau tidak kayak."

"Meskipun Presiden Putin mengklaim pada 7 Juli 2022 bahwa militer Rusia 'belum memulai' upayanya di Ukraina, banyak dari bala bantuannya adalah pengelompokan ad hoc yang dikerahkan dengan peralatan usang atau tidak sesuai," kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam sebuah laporan intelijen menurut pembaruan pada Sabtu (9/7/2022)

Dalam publikasi lain pada Kamis (14/7/2022), badan Inggris mengatakan pasukan Rusia di Ukraina terhalang oleh kendaraan dan senjata usang.

“Kendaraan yang menua, senjata, dan taktik era Soviet yang digunakan oleh pasukan Rusia tidak memungkinkan mereka mendapatkan kembali atau membangun momentum dengan cepat kecuali melakukan pengerahan dalam skala besar—yang saat ini tidak dapat ditanggung oleh Rusia,” kata kementerian tersebut.

Baca juga: VIDEO Ancaman Pasukan Ukraina Serang Krimea, Seut Kiamat akan Tiba di Kyiv, Rusia Ancam Balik

Rusia Siapkan Tahapan Berikutnya

Masih dari Kompas.com, pejabat militer Ukraina mengeklaim bahwa Rusia sedang mempersiapkan tahap serangan berikutnya.

Rusia sebelumnya mengatakan, pasukannya akan meningkatkan operasi militer di semua wilayah operasional, tetapi Ukraina mulai terbantu dengan senjata-senjata yang dipasok negara-negara Barat.

"Ini bukan hanya serangan rudal dari udara dan laut," kata Vadym Skibitskyi juru bicara intelijen militer Ukraina pada Sabtu (16/7/2022) malam.

“Kita bisa melihat penembakan di sepanjang garis kontak, di sepanjang garis depan. Ada penggunaan aktif penerbangan taktis dan helikopter serang."

"Jelas persiapan sekarang sedang berlangsung untuk tahap serangan berikutnya," lanjutnya dikutip dari kantor berita Reuters.

Militer Ukraina menambahkan, Rusia tampaknya sedang menyusun kembali unit-unitnya untuk melakukan serangan terhadap Sloviansk, kota penting yang secara simbolis dikuasai oleh Ukraina di Donetsk, wilayah timur.

Kementerian Pertahanan Inggris pada Minggu (17/7/2022) berujar, Rusia juga memperkuat pertahanan di seluruh wilayah yang didudukinya di Ukraina selatan setelah mendapat tekanan dari pasukan Ukraina, dan sumpah dari para pemimpin Ukraina untuk mengusir Rusia.

Ukraina mengatakan, sedikitnya 40 orang tewas dalam penembakan Rusia di daerah perkotaan sejak Kamis (14/7/2022), seiring meningkatnya perang Rusia vs Ukraina yang dimulai pada 24 Februari.

Reuters melaporkan, puluhan kerabat dan penduduk setempat menghadiri pemakaman Liza Dmytrieva yang berusia empat tahun di kota Vinnytsia, Ukraina tengah, Minggu (17/7/2022).

Gadis itu tewas dalam serangan rudal di Vinnytsia pada Kamis (14/7/2022) bersama 23 orang lainnya, menurut otoritas Ukraina.

Sementara itu di selatan, lebih dari 50 roket Grad Rusia menghantam kota Nikopol di Sungai Dnipro dan menewaskan dua orang yang ditemukan di reruntuhan, kata Gubernur Valentyn Reznichenko.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, Rusia telah menggunakan lebih dari 3.000 rudal jelajah sejauh ini dan mustahil untuk menghitung jumlah artileri dan serangan lainnya. (*)

Baca berita lainnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rusia Siapkan Tahap Serangan Berikutnya di Ukraina, Mulai Kewalahan Lawan Senjata Barat?" dan "Perang Rusia-Ukraina Bisa Seperti Perang Korea, Berakhir Jadi “Konflik Beku” dalam Beberapa Bulan Lagi"

Sumber: Kompas.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyNATO
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved