Konflik Rusia Vs Ukraina
Sebut Negara Gagal, Eks Penasihat AS Nilai Ukraina akan Hilang dari Peta karena Invasi Rusia
Mantan pejabat Amerika Serikat menyebut Ukraina sebagai negara gagal yang berpotensi hilang dari peta jika konflik tak segera diakhiri.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Ejekan ini juga ditujukan kepada Barat terutama Amerika yang selama ini aktif membantu negara Presiden Volodymyr Zelensky tersebut.
Ucapan ini dinilai menjadi isyarat genosida atau pelenyapan etnis Ukraina oleh Rusia yang kerap dituduhkan selama perang.
Baca juga: Diduga Sebar Informasi Palsu, Rusia Blacklist Jurnalis Internasional yang Bertugas di Ukraina
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Rabu (15/6/2022), melalui unggahan di Telegram, Medvedev terang-terangan mengejek Barat dengan mengklaim bahwa Ukraina tidak akan ada lagi pada tahun 2024.
Mantan presiden Rusia tahun 2008 hingga 2012 yang kerap memberikan pernyataan kontroversial itu pun menyinggung soal krisis yang dialami Ukraina setelah invasi.
Ia menyebut negara tersebut bergantung dengan Barat untuk mendapat cadangan gas selama dua tahun.
Namun, Medvedev sangsi Ukraina masih akan ada dalam jangka waktu dua tahun ke depan karena invasi Rusia.
"Saya melihat laporan bahwa Ukraina ingin menerima LNG (gas alam cair) dari tuannya di luar negeri di bawah Perjanjian Pinjam-Sewa, dengan pembayaran untuk pengiriman dalam dua tahun," kata Medvedev.
"Jika tidak, itu hanya akan membeku sampai mati pada musim dingin yang akan datang ini. Hanya sebuah pertanyaan. Siapa bilang Ukraina akan ada di peta dunia dalam dua tahun?"
"Meskipun Amerika tidak lagi peduli, (karena) mereka begitu terjerumus dalam proyek anti-Rusia sehingga segala sesuatu yang lain tidak ada artinya bagi mereka."
Ungkapan Medvedev ini pun menuai kontroversi lantaran pernyataannya menyebut seolah Ukraina akan lenyap.
Bahkan, perkataan tersebut dikaitkan dengan upaya genosida yang diduga tengah dilakukan Rusia selama invasi.
Di sisi lain, Medvedev juga mengklaim bahwa Barat akan menuai krisis dari sanksi terhadap Rusia, karena ekonominya anjlok.
"Kami sangat mengharapkan paket lain sanksi Eropa dan solusi sanksi besar oleh Kakek Joe (Presiden AS Joe Biden) di mana para pembuat sanksi ini segera mulai membuat skema untuk menghindarinya," ujar Medvedev.
"Tetapi beberapa politisi di Barat sekarang menyadari mereka tidak dapat bertahan hidup tanpa negara kita."
"Jika tidak, mereka tidak akan mendapatkan: makanan untuk warganya, pupuk untuk menghasilkan makanan bagi warganya, sumber energi untuk produksi makanan dan panas untuk warganya, logam dan produk lain untuk memproduksi mesin dan mekanisme bagi warganya, bahan bakar untuk PLTN Eropa dan Amerika yang menghasilkan 20-40 persen tenaga listrik untuk warganya."