Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Zelensky Ungkap Kondisi yang Diyakini Bisa Menghentikan Invasi Rusia ke Ukraina, Serukan Hal Berikut

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membeberkan kondisi yang diyakini bisa menghentikan konflik Rusia-Ukraina.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Instagram @zelenskiy_official
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, diunggah Rabu (22/6/2022). Terbaru, Zelensky menuturkan kemungkinan untuk menghentikan aksi militer Rusia, Selasa (5/7/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yakin Rusia tidak akan dapat melanjutkan perang melawan Ukraina.

Dilansir TribunWow.com, kondisi ini dapat terjadi jika semua sanksi, yang dijatuhkan pada Rusia oleh negara-negara global, bisa diterapkan sepenuhnya.

Seperti dilaporkan media Ukraina Ukrinform, Selasa (5/7/2022), pernyataan ini dibuat oleh Zelensky pada pembukaan Konferensi Meja Bundar Pemerintahan Ekonomis Tahunan ke-26, ketika menjawab pertanyaan para peserta.

Baca juga: Akui Ketergantungan, Turki Buka-bukaan Alasan Tak Mau Sanksi Rusia terkait Konflik di Ukraina

"Semuanya memiliki efek yang kuat ketika 100 persen diterapkan. Dengan demikian, semua sanksi yang diperkenalkan dan dipilih memperkuat sikap dunia terhadap posisi agresif Rusia. Tapi, ini tidak cukup, karena beberapa orang mencari solusi bisnis, dll," ujar Zelensky.

"Jika semua sanksi diperkenalkan oleh Uni Eropa, dan semua sanksi diperkenalkan secara terpisah oleh Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia dan seluruh dunia, jika semua sanksi ini diterapkan 100 persen, tanpa pengecualian, saya yakin itu tidak akan mudah bagi dunia, tetapi akan sangat sulit bagi Rusia, dan itu akan mengakhiri perang."

Dalam kata-katanya, Zelensky mengatakan sanksi itu diperkenalkan bukan hanya karena Ukraina, tetapi karena pelanggaran hukum internasional, kebebasan berbicara, hak asasi manusia dan prinsip-prinsip demokrasi.

"Sanksi ini perlu diintensifkan, karena Rusia tidak akan berhenti di Ukraina. Jika kita tidak menghentikan mereka (Rusia-red.) di Ukraina, mereka tidak akan berhenti dan akan melanjutkan kebijakan mereka," beber Zelensky menekankan.

Sebagai informasi, pada akhir Mei 2022, Uni Eropa memperkenalkan paket sanksi keenam terhadap Rusia, termasuk larangan parsial impor minyak mentah Rusia yang dikirim melalui laut.

Adapun akibat sanksi yang dijatuhkan, Rusia disebut telah gagal membayar utang luar negerinya untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu abad.

Dilansir dari Newsweek, Senin (27/6/2022) negara itu pun semakin tersisih secara ekonomi, finansial, dan politik, di tengah perang Presiden Rusia Vladimir Putin melawan Ukraina.

Disinyalir hal ini akan berakibat buruk pada perekonomian Rusia selama beberapa waktu mendatang.

Rusia telah gagal memenuhi tenggat waktu pada Minggu (26/6/2022) malam, untuk masa tenggang 30 hari atas pembayaran bunga sebesar 100 juta dolar AS pada dua Eurobonds yang awalnya jatuh tempo pada 27 Mei.

Kremlin telah berulang kali mengatakan bahwa pihaknya memiliki dana untuk melakukan pembayaran 100 juta dolar AS.

Tetapi sanksi keras yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat sebagai tanggapan atas perang Putin, yang dimulai pada Februari, membuat hal itu tidak mungkin dilakukan.

Dua sumber secara terpisah mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa beberapa pemegang obligasi Rusia dari Taiwan dalam mata uang euro belum menerima pembayaran bunga pada hari Senin.

Itu terjadi setelah Kantor Pengawasan Aset Asing (OFAC) Departemen Keuangan AS pada akhir Mei secara efektif menghentikan Rusia melakukan pembayaran.

Lembaga pemeringkat internasional diharapkan untuk menyampaikan pernyataan resmi tentang kegagalan Rusia atas utang luar negerinya, yang pertama terjadi sejak revolusi Bolshevik pada tahun 1918.

Sebuah kegagalan membayar utang (default) berarti bahwa Rusia tidak akan dapat mengakses pasar pinjaman internasional sampai membayar kembali kreditur secara penuh, dan menyelesaikan setiap kasus hukum yang berasal dari default.

Daftar orang-orang super kaya di Rusia yang terkena imbas sanksi ekonomi. Kiri atas (Oleg Deripaska), kanan atas (Igor Seching), kiri bawah (Alisher Usmanov), kanan bawah (Alexey Miller).
Daftar orang-orang super kaya di Rusia yang terkena imbas sanksi ekonomi. Kiri atas (Oleg Deripaska), kanan atas (Igor Seching), kiri bawah (Alisher Usmanov), kanan bawah (Alexey Miller). (BBC.com)

Baca juga: Galang Dana Lawan Pasukan Militer Rusia, Sekelompok Wanita Ukraina Jual Foto Tanpa Busana

Chris Weafer, mantan kepala strategi di bank terbesar Rusia Sberbank-CIB dan kepala eksekutif di konsultan Macro Advisory yang berbasis di Moskow, mengatakan kepada program BBC Today bahwa default formal akan memicu pembayaran sejumlah besar utang negara.

"Beberapa bagian dari utang itu sekarang akan jatuh tempo secara otomatis karena akan ada klausul pelunasan lebih awal di semua instrumen utang, jadi jika anda gagal bayar pada salah satunya biasanya memicu permintaan segera untuk pembayaran utang lainnya, jadi Rusia pasti bisa menghadapi pelunasan utang segera sebesar sekitar $20 miliar pada tahap ini," tutur Weafer.

Timothy Ash, ahli strategi senior pasar negara berkembang di Bluebay Asset Management, menggemakan analisis Weafer, memperingatkan dampak jangka panjang yang bisa terjadi pada negara itu.

"Default ini akan berdampak pada peringkat Rusia, akses pasar dan biaya pembiayaan untuk tahun-tahun mendatang," kata Ash kepada CNBC.

"Dan penting di sini, mengingat Departemen Keuangan AS memaksa Rusia untuk default, Rusia hanya akan dapat keluar dari default ketika Departemen Keuangan AS memberi pemegang obligasi lampu hijau untuk menegosiasikan persyaratan dengan kreditur asing Rusia."

Baca juga: Kiev Diserang, Zelensky Kembali Meminta Bantuan Senjata ke Negara G7 untuk Hadapi Rusia

Putin Ungkap Siasat Barat Hancurkan Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam upaya Barat untuk melemahkan negaranya.

Namun, siasat itu diklaim tak berhasil lantaran dukungan dari masyarakat untuk pemerintah Rusia.

Putin juga membeberkan provokasi serius yang disebutnya telah dilakukan oleh Ukraina selama konflik terjadi.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (tengah) bertemu dengan Menteri Pertahan AS Lloyd Austin (kiri) dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Kiev, Minggu (24/4/2022).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (tengah) bertemu dengan Menteri Pertahan AS Lloyd Austin (kiri) dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Kiev, Minggu (24/4/2022). (Instagram @zelenskiy_official)

Baca juga: Isi Pertemuan Zelensky dengan Menhan dan Menlu AS, Bahas Bantuan untuk Hadapi Rusia, Apa Saja?

Dilansir TribunWow.com dari RIA Novosti, Senin (25/4/2022), Putin menyampaikan hal ini ketika berbicara pada pertemuan dewan Kantor Kejaksaan Agung Rusia.

Ia menyinggung mengenai tekanan sanksi dari negara-negara Barat yang tengah diderita Rusia.

Adapun sanksi tersebut dijatuhkan sebagai balasan atas invasi Rusia ke Ukraina.

"Rusia baru-baru ini menghadapi tekanan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya dari negara-negara Barat. Setelah dimulainya operasi militer khusus untuk mendukung republik rakyat Donbass, tekanan seperti itu, seperti yang kita pahami dan ketahui, semakin meningkat," kata Putin.

Diduga bahwa sanksi tersebut dijatuhkan sebagai upaya untuk melemahkan Rusia.

Putin juga mengaku kaget menyaksikan Barat terang-terangan memperlihatkan dukungan untuk Ukraina.

"Yang mengejutkan kami, diplomat tingkat tinggi di Eropa dan Amerika Serikat menyerukan satelit (pengikut) Ukraina mereka untuk menggunakan semua kemampuan mereka untuk menang di medan perang, diplomasi yang aneh di antara mitra kami di Amerika Serikat dan di Eropa. Para diplomat bahkan menyerukan ini," ujar Putin.

Selain sanksi, Barat diduga juga telah mencoba memecah belah masyarakat Rusia dan menghancurkan negara tersebut.

Setelah tahu bahwa Ukraina tak mungkin menang, Barat berupaya meruntuhkan Rusia dari dalam.

Namun usaha itu tak berhasil lantaran rakyat Rusia memberikan dukungan penuh untuk pemerintah.

"Tetapi karena menyadari bahwa ini (Ukraina menang) tidak mungkin, tugas lain muncul untuk memecah masyarakat Rusia, menghancurkan Rusia dari dalam. Tapi di sini juga, halangan tidak berhasil," ungkap Putin.

"Masyarakat kami menunjukkan kedewasaan, solidaritas, mendukung angkatan bersenjata kami, mendukung upaya kami yang bertujuan memastikan keamanan Rusia sendiri tanpa syarat dan mendukung warga yang tinggal di Donbas," tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Putin mengklaim bahwa invasi di Ukraina telah mengungkap fakta mencengangkan.

Rusia menemukan pelanggaran hukum internasional oleh Nazi, yang diantaranya termasuk pembunuhan.

"Selama operasi khusus, fakta massal pelanggaran paling berat terhadap norma-norma hukum internasional oleh formasi neo-Nazi Ukraina, tentara bayaran asing terungkap," beber Putin.

"Kita berbicara tentang pembunuhan warga sipil, penggunaan orang, termasuk anak-anak, sebagai perisai manusia, tentang kejahatan lainnya."

Menurutnya, Ukraina sengaja memancing di air keruh untuk memprovokasi tentara Rusia.

"Provokasi terang-terangan terhadap Angkatan Bersenjata kita, termasuk yang menggunakan sumber daya media asing dan jejaring sosial, juga memerlukan penyelidikan menyeluruh," pungkasnya.(TribunWow.com)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Volodymyr ZelenskyRusiaUkrainainvasi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved