Konflik Rusia Vs Ukraina
Minta Ukraina Dilindungi seperti Anggota NATO, Zelensky Ungkit Janji Rusia dan AS Tahun 1994
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan apabila Ukraina jatuh maka seluruh negara Eropa terancam akan ikut diserang oleh Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
"Semuanya memiliki efek yang kuat ketika 100 persen diterapkan. Dengan demikian, semua sanksi yang diperkenalkan dan dipilih memperkuat sikap dunia terhadap posisi agresif Rusia. Tapi, ini tidak cukup, karena beberapa orang mencari solusi bisnis, dll," ujar Zelensky.
"Jika semua sanksi diperkenalkan oleh Uni Eropa, dan semua sanksi diperkenalkan secara terpisah oleh Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia dan seluruh dunia, jika semua sanksi ini diterapkan 100 persen, tanpa pengecualian, saya yakin itu tidak akan mudah bagi dunia, tetapi akan sangat sulit bagi Rusia, dan itu akan mengakhiri perang."
Dalam kata-katanya, Zelensky mengatakan sanksi itu diperkenalkan bukan hanya karena Ukraina, tetapi karena pelanggaran hukum internasional, kebebasan berbicara, hak asasi manusia dan prinsip-prinsip demokrasi.
"Sanksi ini perlu diintensifkan, karena Rusia tidak akan berhenti di Ukraina. Jika kita tidak menghentikan mereka (Rusia-red.) di Ukraina, mereka tidak akan berhenti dan akan melanjutkan kebijakan mereka," beber Zelensky menekankan.
Sebagai informasi, pada akhir Mei 2022, Uni Eropa memperkenalkan paket sanksi keenam terhadap Rusia, termasuk larangan parsial impor minyak mentah Rusia yang dikirim melalui laut.
Adapun akibat sanksi yang dijatuhkan, Rusia disebut telah gagal membayar utang luar negerinya untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu abad.
Dilansir dari Newsweek, Senin (27/6/2022) negara itu pun semakin tersisih secara ekonomi, finansial, dan politik, di tengah perang Presiden Rusia Vladimir Putin melawan Ukraina.
Disinyalir hal ini akan berakibat buruk pada perekonomian Rusia selama beberapa waktu mendatang.
Rusia telah gagal memenuhi tenggat waktu pada Minggu (26/6/2022) malam, untuk masa tenggang 30 hari atas pembayaran bunga sebesar 100 juta dolar AS pada dua Eurobonds yang awalnya jatuh tempo pada 27 Mei.
Kremlin telah berulang kali mengatakan bahwa pihaknya memiliki dana untuk melakukan pembayaran 100 juta dolar AS.
Tetapi sanksi keras yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat sebagai tanggapan atas perang Putin, yang dimulai pada Februari, membuat hal itu tidak mungkin dilakukan.
Dua sumber secara terpisah mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa beberapa pemegang obligasi Rusia dari Taiwan dalam mata uang euro belum menerima pembayaran bunga pada hari Senin.
Itu terjadi setelah Kantor Pengawasan Aset Asing (OFAC) Departemen Keuangan AS pada akhir Mei secara efektif menghentikan Rusia melakukan pembayaran.
Lembaga pemeringkat internasional diharapkan untuk menyampaikan pernyataan resmi tentang kegagalan Rusia atas utang luar negerinya, yang pertama terjadi sejak revolusi Bolshevik pada tahun 1918.
Sebuah kegagalan membayar utang (default) berarti bahwa Rusia tidak akan dapat mengakses pasar pinjaman internasional sampai membayar kembali kreditur secara penuh, dan menyelesaikan setiap kasus hukum yang berasal dari default.

Baca juga: Galang Dana Lawan Pasukan Militer Rusia, Sekelompok Wanita Ukraina Jual Foto Tanpa Busana