Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Berhasil Rebut Lysychansk, Komandan Chechnya Bongkar Strategi yang Berhasil Buat Ukraina Kocar-Kacir

Komandan resimen Akhmat dari Chechnya membongkar cara pasukannya berhasil menguasai kota Lysychansk, Provinsi Luhanks, Ukraina.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Capture Telegram Kadyrov_95
Sepasukan tentara Chechnya dikirim ke medan perang Ukraina untuk membela Rusia, diunggah Kamis (12/4/2022). Terbaru, komandan pasukan Chechnya membeberkan rencana yang digunakan untuk menguasai Lysychanks, Ukraina. 

TRIBUNWOW.COM - Seorang komandan Chechnya membeberkan strategi pasukannya yang berhasil membuatnya menduduki kota Lysychansk, Provinsi Luhanks, Ukraina.

Dilansir TribunWow.com, tentara yang mengabdi pada Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov itu juga melukiskan kondisi di lapangan.

Seperti dilaporkan media Rusia RIA Novosti, Minggu (3/6/2022), pasukan tersebut dikatakan berperang dengan mempertimbangkan kondisi warga sipil Ukraina.

Baca juga: Pada Media Rusia, Warga Asal Lysychanks Sebut Pasukan Ukraina Menyerang Kotanya Sendiri

Komandan resimen Akhmat, Zamid Chalaev mengungkapkan taktik unit Rusia dan Luhansk, yang memungkinkan untuk dengan cepat merebut Lysychansk.

Ia mengaku telah mengirim pasukan ke garis depan sebagai umpan.

Sejumlah pasukan tersebut akan membuat pasukan Ukraina mengejarnya, sebelum kemudian diserang oleh pasukan yang sudah bersiaga di belakang.

Menurut Chalaev, aksi tersbeut berhasil memancing tentara Ukrain agar menjauh dari daerah pemukiman.

Baru kemudian mereka dilumpuhkan sedikit demi sedikit sehingga berhasil dikalahkan seluruhnya.

"Kami memperluas bagian depan, kami pergi ke Lysychansk, tetapi kami memiliki bagian depan hingga 50 kilometer untuk 'digunakan'," tutur Chalaev.

"Kami tahu bahwa di Lysychansk mereka memiliki banyak kekuatan dan sarana pada waktu itu dan banyak warga sipil."

"Agar warga sipil tidak menderita, kami (menunggu) di ladang, di desa-desa kecil. Mereka (tentara Ukraina) dipaksa untuk datang kepada kami, dan kami secara perlahan, selama satu setengah bulan, menghabisi mereka semua," katanya dalam wawancara dengan koresponden RIA Novosti.

Menurut dia, beberapa posisi sengaja diberikan untuk tambahan memancing Angkatan Bersenjata Ukraina dari daerah padat penduduk.

Sepasukan tentara Chechnya dikirim ke medan perang Ukraina untuk membela Rusia, diunggah Kamis (12/4/2022).
Sepasukan tentara Chechnya dikirim ke medan perang Ukraina untuk membela Rusia, diunggah Kamis (12/4/2022). (Capture Telegram Kadyrov_95)

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada hari Minggu mengumumkan bahwa pihaknya berhasil menguasai seluruh provinsi Luhanks.

Setelah menguasai Severodonetsk, pasukannya membentuk kontrol penuh atas Lysychansk, kota terakhir di republik di mana terdapat pasukan Ukraina.

Akhirnya, Rusia berhasil menguasai kota tersebut dan sejumlah pemukiman terdekat, Belogorovka, Novodruzhesk, Maloryazantsevo dan Belaya Gora.

Adapun total luas wilayah yang dibebaskan selama sehari terakhir berjumlah 182 kilometer persegi.

"Sebagai hasil dari operasi militer yang sukses, angkatan bersenjata Federasi Rusia, bersama dengan unit-unit Milisi Rakyat Republik Rakyat Luhansk, telah membentuk kendali penuh atas kota Lysychansk," kata Shoigu dilansir Al Jazeera, Minggu (3/7/2022).

Kabar didudukinya Lysynchanks sebagai kota terakhir yang dikuasai Ukraina juga dikonfirmasi reporter independen dari Al Jazeera, Alan Fisher.

Melaporkan dari Kyiv, ia mengatakan bahwa dikuasainya kota Lysychansk telah diakui pemerintah Ukraina.

"Tambahkan itu ke keuntungan yang telah dibuat Rusia di Donetsk, itu berarti seluruh wilayah Donbas akan berada di bawah kendali Rusia," kata Alan Fisher.

"(Wilayah) itu penting secara strategis karena di situlah Rusia mengalihkan perhatian militer mereka setelah mereka gagal pindah ke Kyiv pada hari-hari awal perang ketika mereka dipukul mundur dari ibu kota."

Baca juga: Rusia Dituduh Sandera 8 Wali Kota Ukraina, Pasukan Putin Disebut Lakukan Kejahatan Perang

Rusia Serentak Menyerang dari 9 Arah

Sebelumnya, Rusia dikabarkan memulai serangan besar-besaran dari sembilan arah di wilayah Luhanks, Ukraina.

Pejabat militer Ukraina mengatakan bahwa pertarungan sengit masih berlangsung untuk mempertahankan wilayah.

Sementara itu, kota penting Severodonetsk di Luhansk dilaporkan hampir jatuh ke tangan pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dilansir TribunWow.com dari Reuters, Rabu (16/6/2022), tampaknya Rusia menunjukkan perkembangan signifikan dalam invasinya ke Ukraina.

Pasukan Moskow kini berada di atas angin setelah berhasil mengisolasi kota Severodonetsk di Luhanks.

Panglima militer Ukraina, Valeriy Zaluzhny, mengatakan Rusia telah memusatkan pasukan serangan utamanya di utara wilayah Luhansk.

Bahkan, pasukan tersebut kini telah berusaha menyerang secara serentak dari sembilan arah.

"Perjuangan sengit untuk wilayah Luhansk berlanjut," kata Valeriy Zaluzhny dalam sebuah pesan online, Rabu (15/6/2022).

Ia mengatakan bahwa Rusia menggunakan pesawat, granat berpeluncur roket, dan artileri.

Hal ini sejalan dengan penilaian Barat baru-baru ini bahwa Ukraina timur yang kini menjadi target utama Kremlin, dapat segera jatuh ke tangan Rusia jika dinamika saat ini berlanjut.

Saat Barat mempercepat pengiriman senjata, Kyiv telah berjanji untuk terus berperang dengan harapan bahwa pertempuran di timur akan menjauhkan Rusia dari negara lain.

Dilansir TribunWow.com dari BBC, Selasa (14/6/2022), dilaporkan sekitar 70 persen wilayah kota Severodonetsk yang juga terletak di Luhanks telah berada di bawah kendali Rusia.

Pertempuran sengit terjadi selama berminggu-minggu, di mana merebut Severodonetsk telah menjadi tujuan militer utama bagi Rusia.

Dengan mengambil Severodonetsk dan kota terdekatnya Lysychansk, Moskow akan mendapat kendali atas seluruh wilayah Luhansk, yang sebagian besar sudah dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia.

Severodonetsk, kota Ukraina paling timur yang selama berminggu-minggu berada di bawah serangan berat Rusia.
Severodonetsk, kota Ukraina paling timur yang selama berminggu-minggu berada di bawah serangan berat Rusia. (AFP)

Melalui pernyataan di Telegram, Gubernur Provinsi Luhanks, Serhiy Haidai menuliskan bahwa ketiga jembatan menuju Severodonetsk telah hancur.

Ia menyebut penduduk yang tersisa di kota itu dipaksa untuk bertahan hidup dalam kondisi yang sangat sulit.

Pasalnya, pasukan Rusia diklaim telah menghancurkan infrastruktur gas, air dan listrik kota itu, di samping apa yang dia sebut 'masalah besar' dengan perawatan medis.

"Semua jembatan telah hancur, jadi sayangnya tidak mungkin membawa apa pun ke kota hari ini," kata Haidai dilansir Newsweek, Selasa (14/6/2022).

Presiden Ukraina Volodomyr Zelensky menggambarkan korban jiwa dalam pertempuran di kota itu sebagai kondisi yang mengerikan.

Ia mengatakan pasukan Ukraina, telah memerangi pasukan Rusia di setiap meter secara harafiah.

"Pasukan Ukraina yang tersisa di kota itu harus menyerah atau mati," kata Eduard Basurin, seorang perwakilan militer dari Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri sendiri.

"Divisi Ukraina yang ada (di Severodonetsk) akan ada selamanya."

Seorang pejabat tinggi Rusia mengatakan tujuan Moskow adalah untuk melindungi republik rakyat Donetsk dan Luhansk yang dideklarasikan sendiri.

"Secara umum, perlindungan republik adalah tujuan utama dari operasi militer khusus," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dikutip oleh kantor berita RIA Novosti. (TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
LysychanskKonflik Rusia Vs UkrainaUkrainaRusiaVolodymyr ZelenskyChechnyaRamzan Kadyrov
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved