Konflik Rusia Vs Ukraina
Ribuan Anak Hilang dari Ukraina setelah Diserang Rusia, Kasus Perdagangan Manusia Meningkat
Anak-anak Ukraina dilaporkan menghilang diduga diadopsi paksa hingga terbunuh akibat serangan Rusia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Sejumlah anak-anak Ukraina dilaporkan telah menghilang sejak pasukan Rusia menyerbu Ukraina pada 24 Februari.
Dilansir TribunWow.com , badan amal anak hilang terkemuka di Ukraina, Magnolia, telah menerima telepon tanpa henti dari keluarga yang khawatir.
Tahun lalu, 182 anak dilaporkan hilang di negara itu.
Marina Lypovetska, kepala proyek di Magnolia mengatakan dalam tiga bulan perang, jumlah itu mencapai 2.200.
Baca juga: Rusia Diduga Gunakan Gim Sejenis Pokemon GO untuk Tipu Anak-anak Ukraina agar Ungkap Lokasi Militer
Beberapa anak hilang setelah tak bisa berkomunikasi dengan keluarga mereka karena kerusakan infrastruktur di tengah konflik, atau karena telepon kehabisan daya saat mereka bersembunyi dari bom.
Menurut laporan dari Missing Children Europe, sebuah organisasi berbasis di Brussels yang bekerja dengan Magnolia, dalam skenario terburuk, anak-anak terbunuh dalam serangan atau baku tembak atau dipindahkan secara paksa.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada awal Juni bahwa sekitar 200 ribu anak termasuk di antara lebih dari satu juta warga Ukraina yang dibawa secara paksa ke Rusia, dan bahwa anak-anak ini berisiko diadopsi secara ilegal.
Menurutnya beberapa anak diambil dari panti asuhan dan yang lainnya dipisahkan dari keluarga.
Dan anak perempuan merupakan 54 persen dari semua anak hilang yang dilaporkan.
Lypovetska mengklaim bahwa dalam satu kasus, dua saudara perempuan berusia sembilan dan 15 tahun berada di dalam mobil bersama orang tua mereka yang mencoba melarikan diri dari daerah yang diduduki Rusia.
"Rusia melihat ada warga sipil di dalam mobil dan dua anak. Mereka mulai menembak. Sayangnya, kedua orang tua terbunuh," kata Lypovetska seperti dikutip Al Jazeera, Jumat (1/6/2022).

Baca juga: 3 Kisah Pilu Bocah di Ukraina, Ditipu Sikap Ramah Tentara Rusia hingga Memohon Dijemput Ibunya
Para prajurit diduga mengambil gadis-gadis itu, tetapi meninggalkan sang adik perempuan itu di sebuah desa.
Orang-orang di sana yang tidak dikenalnya membantu melacak kerabat sang gadis yang tersisa.
Setelah selamat, sang adik menceritakan kembali kisahnya.
Adapun terkait gadis yang berusia 15 tahun, Lypovetska mengaku tak bisa melacak keberadaannya.
"Mereka membawanya ke suatu tempat bersama mereka, dan tetap saja, tidak ada informasi di mana dia berada," kata Lypovetska.
"Dia bisa berada di Rusia dan mereka bisa melakukan sesuatu yang sangat buruk dengannya."
Beberapa anak yang ditemukan Magnolia, yang bekerja sama dengan Interpol dan kelompok internasional, telah melintasi perbatasan ke Eropa sendiri.
Pada awal Juni, duta besar Inggris untuk PBB, James Kariuki, mengatakan pada pertemuan Dewan Keamanan bahwa telah terjadi peningkatan yang signifikan dalam perdagangan manusia.
Selain itu adanya peningkatan yang mengganggu dalam kekerasan seksual terkait konflik, termasuk laporan pemerkosaan yang dilakukan oleh angkatan bersenjata Rusia.
Selama terjadinya konflik antara Ukraina dan Rusia, diketahui terdapat banyak anak warga Ukraina yang dipindahkan ke Rusia sejak terjadinya awal serangan pada Februari 2022 lalu.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) alias United Nations (UN) kini menyoroti isu kemungkinan terjadinya adopsi paksa yang dilakukan oleh warga Rusia terhadap anak-anak Ukraina.
Isu ini dibahas oleh Afshan Khan selaku Direktur Regional UN Children Fund untuk Eropa dan Asia Tengah.
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, Afshan menegaskan para anak-anak Ukraina tersebut tidak bisa diasumsikan sebagai anak yatim piatu.
Afshan menjelaskan, kebijakan mengadopsi anak harus selalu didasari kepentingan sang anak.
"Terkait anak-anak yang telah dipindahkan ke Rusia, kami bekerja dengan ombudspersons dan jaringan untuk bagaimana kita dapat mendokumentasi kasus-kasus tersebut," ujar Afshan.
Afshan mengatakan, untuk saat ini tidak ada akses menuju anak-anak tersebut.
Sebelumnya diberitakan, menurut informasi dari pemerintah Ukraina sebanyak ratusan anak-anak di Ukraina telah tewas akibat konflik.
Dikutip TribunWow.com dari Aljazeera.com, informasi ini disampaikan oleh kantor Kejaksaan Ukraina.
Selain tewas terbunuh, ribuan anak-anak juga disebut telah diculik oleh pemerintah Rusia.
Pernyataan ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Ukraina.
Menurut informasi Kemenlu Ukraina, sebanyak 2.389 anak-anak warga Donetsk dan Luhansk telah dibawa keluar secara ilegal dari wilayah Ukraina.
Ribuan anak-anak tersebut diketahui dibawa masuk ke wilayah Rusia.
Pemerintah Ukraina menyatakan Rusia telah melanggar hukum internasional.
"Kami meminta dunia internasional untuk merespons segera terhadap aksi ilegal pemindahan anak-anak, untuk menekan Rusia agar menghentikan perang melawan masyarakat Ukraina," jelas Kemenlu Ukraina. (TribunWow.com/Via/Anung)