Konflik Rusia Vs Ukraina
Intelektual Jerman Minta Negara Barat Setop Kirim Senjata, Dubes Ukraina Balas Memaki: Pecundang
Dubes Ukraina di Jerman membalas pakai makian menanggapi sekelompok intelektual Jerman yang meminta agar negara barat setop mengirim senjata ke Kiev.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Dilansir TribunWow.com dari BBC, Minggu (5/6/2022), berikut adalah lima skenario potensial perkembangan perang Rusia-Ukraina.
1. Gesekan Terus Berlanjut
Perang ini mungkin berlanjut selama berbulan-bulan, jika tidak bertahun-tahun.
Momentum bergeser ke sana kemari karena kedua belah pihak sama-sama mendapat untung dan rugi.
Tidak ada kubu yang mau menyerah.
Presiden Rusia Vladimir Putin menilai dia bisa mendapatkan keuntungan dengan menunjukkan kesabaran.
Ia bertaruh bahwa negara-negara Barat akan merasa lelah dengan Ukraina dan mengalihkan fokus pada krisis ekonomi mereka dan ancaman dari China.

Baca juga: Putin Balas Sindiran PM Inggris dkk Ingin Buka Baju saat KTT G7: Akan Jadi Pemandangan Menjijikan
Namun Barat masih menunjukkan tekad dan terus memasok Ukraina dengan senjata.
Diprediksi bahwa gesekan akan terjadi terus-menerus hingga menyebabkan perang berlangsung selamanya.
"Ada sedikit prospek kemenangan operasional atau strategis yang menghancurkan oleh kedua belah pihak dalam jangka pendek. Tidak ada pihak yang berperang telah menunjukkan kapasitas untuk mendaratkan pukulan yang menentukan secara strategis," kata Mick Ryan, seorang pensiunan jenderal dan sarjana militer Australia.
2. Putin Mengumumkan Gencatan Senjata
Putin diperkirakan bisa mengumumkan gencatan senjata sepihak untuk mengantongi keuntungan teritorialnya dan menyatakan kemenangan.
Dia bisa mengklaim bahwa operasi militernya telah selesai dengan berhasil dilindunginya separatis yang didukung Rusia di Donbas.
Putin kemudian bisa mencari landasan moral yang tinggi, memberi tekanan pada Ukraina untuk menghentikan pertempuran.

"Ini adalah taktik yang dapat digunakan oleh Rusia kapan saja, jika ingin memanfaatkan tekanan Eropa pada Ukraina untuk menyerah dan menyerahkan wilayah sebagai imbalan perdamaian nosional," kata Keir Giles, pakar Rusia di lembaga Chatham House.