Konflik Rusia Vs Ukraina
Pasukan Ukraina Lakukan Serangan Balasan di Kota Kekuasaan Rusia, Hasil akan Terlihat di Agustus
Pasukan militer Ukraina diketahui masih terus melakukan perlawanan di sejumlah wilayah di Ukraina yang kini telah dikuasai tentara Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Senada dengan penuturan tersebut, seorang pakar militer terkemuka mengatakan jatuhnya kota yang hampir hancur itu tidak terlalu signifikan.
Apalagi pemboman berat Rusia telah menghancurkan hampir setiap posisi pertahanan pasukan Ukraina di daerah itu.
"Ini kerugian kecil, masih ada Lysychansk (kota tetangga yang dikendalikan oleh Ukraina), dan Severodonetsk sebagian besar telah memenuhi tujuannya," terang Ihor Romanenko, mantan wakil kepala staf umum angkatan bersenjata Ukraina.
Kremlin menyerukan pengambilalihan Severodonetsk karena tetap menjadi satu dari sedikit kota yang dikuasai Ukraina di Luhansk.
Daerah itu adalah salah satu wilayah terkecil dan termiskin di Ukraina yang sebagian diambil alih oleh separatis pro-Rusia pada tahun 2014.
"Ada komponen geopolitik untuk Rusia, itu adalah pusat distrik di bagian Luhansk yang tidak berpenghuni. Tapi kami akan menjalaninya, kami lebih tertarik pada aspek militer," kata Romanenko.
Kemenangan Rusia yang diklaim di Luhansk sangat penting bagi Moskow sehingga memerintahkan pemindahan pasukannya dari wilayah selatan Kherson yang diduduki, dan Zaporizhzhia yang diduduki sebagian.

Baca juga: Jembatan Hancur karena Konflik Ukraina-Rusia, 12 Ribu Warga Severodonetsk Terjebak di Dalam Kota
Analis Barat juga menyimpulkan bahwa jatuhnya Severodonestk tidak akan berarti besar bagi Ukraina.
"Hilangnya Severodonetsk adalah kerugian bagi Ukraina dalam arti bahwa setiap medan yang direbut oleh pasukan Rusia adalah kerugian, tetapi pertempuran Severodonetsk tidak akan menjadi kemenangan Rusia yang menentukan," simpul Institute for War, sebuah lembaga pemikir AS yang telah mengikuti perang sejak dimulai tepat empat bulan lalu, pada 24 Februari.
Pertempuran sengit selama dua bulan juga secara signifikan menghancurkan pasukan Rusia di Severodonetsk, di mana populasi sebelum perang berjumlah sekitar 100.000 orang.
"Ukraina telah menurunkan sejumlah besar pasukan Rusia dan mundur," terang Pavel Luzin, seorang ahli yang berbasis di Rusia dengan Jamestown Foundation, sebuah think tank di Washington, DC.
Bagi beberapa pengamat, perspektif jangka panjang Moskow dalam perang tidak terlihat menjanjikan.
Pasalnya, Rusia menderita kerugian besar dan demoralisasi tenaga kerja di tengah sanksi Barat yang mencegah produksi persenjataan presisi tinggi.
"Waktu bekerja melawan Rusia (karena) potensi militernya sebagian besar tak tergantikan," imbuh Luzin.
Salah satu alasan Severodonetsk jatuh adalah karena keunggulan artileri Rusia.