Konflik Rusia Vs Ukraina
Media Asing Soroti Rencana Jokowi Temui Putin, Rusia Siap-siap hingga Sebut Kunjungan Sangat Penting
Rencana Jokowi mengunjungi Rusia di tengah konflik lawan Ukraina menjadi sorotan dunia. Bahkan pihak Putin sudah bersiap menyambut Jokowi.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Sumber Kremlin juga menyinggung bahwa pada tahun ini Indonesia memegang jabatan Presidensi G20 dan akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Putin diklaim telah diundang untuk berpartisipasi dalam KTT G20.
"Kami pasti akan pergi," ungkap sumber Kremlin.
Tetapi Rusia belum memutuskan bakal hadir dalam format apa, apakah secara langsung atau secara virtual.
"KTT akan berlangsung pada 15-16 November, ada banyak waktu, kita lihat saja," beber sumber Kremlin.
Namun sejumlah informasi mencuat bahwa pertemuan itu juga kemungkinan akan membahas soal perang Rusia dengan Ukraina.
Penjelasan Menlu soal Rencana Kunjungan Jokowi ke Rusia
Rupanya, selain ke Rusia, Jokowi juga akan berkunjung ke Kiev untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Kabar ini disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi pada pengarahan pers, Rabu (22/6/2022).
Retno mengatakan kunjungan Presiden RI ke Ukraina dan Rusia dilakukan setelah menghadiri G7 Summit for Partner Countries di Jerman yang akan berlangsung pada tanggal 26-27 Juni 2022.
“Dari Jerman, Presiden Jokowi direncanakan akan mengunjungi Kyiv (Ibu Kota Ukraina) dan Moskow (Ibu Kota Rusia),” ujar Retno dalam keterangan pers secara virtual.
Menlu mengakui kunjungan Presiden Jokowi kali ini dilakukan dalam situasi yang tidak normal.
Alasannya karena situasi saat ini masih sangat rumit karena perang yang terjadi di Ukraina.
Retno mengatakan meskipun situasi sulit dan masalahnya kompleks, Presiden Jokowi memilih untuk mencoba berkontribusi dan tidak memilih untuk diam.
Baca juga: Sebut AS dalam Bahaya, Trump Sebut Cara Joe Biden Tangani Konflik Rusia-Ukraina Picu Perang Dunia
“Sebagai Presiden G20 dan satu satu anggota Champion Grup dari Global Crisis Response Group yang dibentuk Sekjen PBB, Presiden Jokowi memilih untuk mencoba berkontribusi, tidak memilih untuk diam,” kata Retno.