Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Putus Hubungan dengan Barat Buntut Konflik Ukraina, Jubir Putin: Tak akan Pernah Percaya Lagi

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan hubungan Rusia dengan Barat tak akan kembali seperti semula.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AFP
Juru Bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov. Peskov tegaskan Rusia tak akan lagi mempercayai Barat, Selasa (21/6/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa hubungan Barat dengan Rusia kini sudah rusak.

Bawahan langsung Presiden Rusia Vladimir Putin itu menekankan bahwa pihaknya tak akan lagi percaya pada Barat.

Dilansir TribunWow.com dari RT, Selasa (21/6/2022), ia pun menyebut krisis yang berlangsung di Ukraina ini akan berlangsung lama.

Baca juga: NATO Peringatkan Konflik Ukraina dan Rusia akan Berlangsung Bertahun-tahun, Minta Barat Lakukan Ini

Diketahui, pihak Barat, terutama negara-negara sekutu NATO dan AS, terang-terangan memihak Ukraina.

Mereka menyatakan penentangan atas serangan Rusia ke negara tetangganya.

Bahkan, Barat menjatuhkan sanksi ke Rusia dan memberikan bantuan baik militer maupun logistik untuk mendukung Ukraina.

Tindakan ini pun dinilai sebagai sikap bermusuhan oleh Rusia.

"(Rusia) tidak akan pernah mempercayai (Barat) lagi," kata Peskov saat berbicara kepada NBC News, Senin (21/6/2022).

Menilai bahwa dampak konflik Ukraina akan menjadi krisis yang panjang, Peskov memperkirakan bahwa hubungan akan tetap dingin untuk selamanya.

Presiden Rusia Vladimir Putin (depan) didampingi juru bicaranya, Dmitry Peskov. Terbaru, Peskov menyatakan hubungan Barat dan Rusia rusak karena sikap mereka terkait konflik Ukraina, Selasa (21/6/2022)
Presiden Rusia Vladimir Putin (depan) didampingi juru bicaranya, Dmitry Peskov. Terbaru, Peskov menyatakan hubungan Barat dan Rusia rusak karena sikap mereka terkait konflik Ukraina, Selasa (21/6/2022) (AFP)

Di sisi lain, Peskov juga menyatakan bahwa dua warga negara Amerika yang ditangkap di Donbass dianggap oleh Moskow sebagai prajurit bayaran.

Ia mengklaim nasib mereka akan ditentukan oleh keputusan pengadilan dengan ancaman maksimal hukuman mati.

Peskov bukanlah pejabat Rusia pertama yang menolak kembalinya diplomasi dengan Barat.

Dmitry Medvedev, mantan presiden Rusia dan wakil ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia saat ini, memberikan pernyataan serupa pada hari Senin (20/6/2022).

Ia mengklaim bahwa Moskow seharusnya tidak mendorong perpanjangan perjanjian pengurangan senjata nuklir dengan Washington.

Medvedev mengatakan bahwa para pejabat Amerika hanya mencoba menghambat langkah Rusia.

"Kami tidak memiliki hubungan apa pun dengan AS saat ini. Mereka berada di nol derajat Kelvin. Dan kita tidak boleh mencairkannya untuk saat ini," tulis Medvedev di media sosial.

"Biarkan mereka datang atau merangkak dan memohon untuk itu. Dan mereka harus menghargainya sebagai tindakan yang sangat murah hati."

Baca juga: Kadyrov Bagikan Video Keluhan Tentara Ukraina untuk Zelensky, Ungkap Kekalahan Akibat Dikepung Rusia

Putin Sebut Barat Salah Pilih Musuh

Tepuk tangan penonton bersahutan ketika Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pidato dalam acara Forum Ekonomi Internasional di St Petersburg pada Jumat (17/6/2022).

Satu dari beberapa topik yang dibahas oleh Vladimir Putin adalah serangan sanksi ekonomi terhadap Rusia.

Dilansir TribunWow.com, seperti yang diketahui setelah konflik antara Rusia dan Ukraina terjadi, negara-negara barat beramai-ramai memberikan sanksi ekonomi kepada Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin saat berpidato di Forum Ekonomi St. Petersburg, Rusia, Jumat (17/6/2022). Putin mengangkat isu mengenai ancaman nuklir Rusia akibat konflik dengan Ukraina dan pihak Barat.
Presiden Rusia Vladimir Putin saat berpidato di Forum Ekonomi St. Petersburg, Rusia, Jumat (17/6/2022). Putin mengangkat isu mengenai ancaman nuklir Rusia akibat konflik dengan Ukraina dan pihak Barat. (Capture Telegram TASS)

Baca juga: Penasihat Zelensky Kena Sindir Petinggi Militer Ukraina Gara-gara Pernyataan Ini

Dari tayangan YouTube The Guardian, Putin menganggap upaya negara-negara barat untuk menghancurkan Rusia sebagai tindakan bodoh.

Menurut Putin, sanksi yang dilakukan oleh negara barat gagal meraih tujuan menghancurkan ekonomi Rusia.

Mengomentari adanya kekhawatiran mata uang Rusia melemah terhadap USD, Putin menyebut hal tersebut hanya perang informasi.

Putin menegaskan bahwa Amerika Serikat (AS) dan negara-negara barat lainnya telah salah mengisolasi negara.

Putin kemudian menegaskan operasi militer spesial di Ukraina dipastikan akan terus berjalan.

Pernyataan Putin ini kemudian mendapat tepuk tangan dari audiens.

Putin mengatakan, tujuan utama operasi militer spesial di Ukraina adalah melindungi rakyat di Donbas.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menyerukan pemberian sanksi maksimum terhadap Rusia.

Hal ini perlu dilaksanakan agar Rusia dan mereka yang hendak mengikuti jejak Vladimir Putin tahu konsekuensi yang harus dihadapi.

Ia menyampaikan hal ini selama pidato virtual kepada eksekutif perusahaan, pejabat pemerintah dan elit lainnya pada hari pertama pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan pada pidato rutin Selasa (19/4/2022).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan pada pidato rutin Selasa (19/4/2022). (Ukraine Military)

Baca juga: Maju ke Wilayah Perang, Zelensky Adakan Kunjungan Tiba-tiba ke Kota Ukraina yang Disasar Rusia

Pada hari Senin, (23/5/2022), Zelensky mengatakan bahwa dunia perlu melangkah lebih jauh agar dapat menghentikan agresi Rusia.

Satu di antaranya adalah pemberian sanksi secara maksimal yang akan melumpuhkan negara itu.

Termasuk embargo minyak, memblokir semua bank dan memutuskan perdagangan dengan Rusia sepenuhnya.

Dia mengatakan bahwa itu adalah preseden yang akan berhasil selama beberapa dekade mendatang.

"Inilah sanksi yang seharusnya (dijatuhkan). Sanksi harus maksimal, sehingga Rusia dan setiap agresor potensial lainnya yang ingin mengobarkan perang brutal terhadap tetangganya akan mengetahui dengan jelas konsekuensi langsung dari tindakan mereka," kata Zelensky dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Senin (23/5/2022).

Dia juga mendorong penarikan penuh perusahaan asing dari Rusia untuk mencegah mendukung perangnya dan mengatakan Ukraina membutuhkan setidaknya $5 miliar dalam pendanaan per bulan.

"Jumlah kebutuhan sangat besar, kami mengalami kerugian lebih dari setengah triliun dolar, puluhan ribu fasilitas hancur. Kita perlu membangun kembali seluruh kota dan industri," kata Zelensky.

Hal ini dikemukakan beberapa hari setelah ekonomi terkemuka Kelompok Tujuh setuju untuk memberikan bantuan ekonomi senilai $19,8 miliar.

Dia mengatakan bahwa jika Ukraina telah menerima 100 persen dari kebutuhan kita sekaligus, pada bulan Februari dalam hal senjata, pendanaan, dukungan politik dan sanksi terhadap Rusia.

"Hasilnya adalah puluhan ribu nyawa diselamatkan," ujarnya.

Pidato Zelensky adalah fokus utama di Davos, desa di Pegunungan Alpen Swiss yang telah diubah menjadi tempat mewah untuk pertemuan bisnis empat hari.

Acara ini dilanjutkan secara langsung setelah dua tahun absen karena pandemi COVID-19, yang juga menunda pertemuan tahun ini dari slot musim dingin biasanya.

Bagi para peserta, ada banyak hal yang harus ditangani di tengah melonjaknya harga makanan dan bahan bakar, perang Rusia di Ukraina, perubahan iklim, ketidaksetaraan, dan krisis kesehatan yang terus-menerus.

Tetapi sulit untuk memprediksi apakah diskusi dengan pemikiran tinggi akan menghasilkan pengumuman substansial yang membuat kemajuan pada tantangan paling mendesak di dunia.

"Perang ini benar-benar titik balik sejarah, dan itu akan membentuk kembali lanskap politik dan ekonomi kita di tahun-tahun mendatang," kata pendiri acara tersebut, Klaus Schwab.

Zelensky, yang menerima tepuk tangan meriah setelah sambutannya, menegaskan kembali bahwa Rusia memblokir pasokan makanan penting, seperti gandum dan minyak bunga matahari, akibat blokade pelabuhan.

Diketahui, Ukraina, bersama dengan Rusia, adalah pengekspor utama gandum, jelai dan minyak bunga matahari.

Gangguan pasokan itu mengancam ketahanan pangan di negara-negara di Afrika, Timur Tengah dan sebagian Asia yang bergantung padanya.(TribunWow.com/Via/Anung)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
RusiaUkrainaVladimir PutinDmitry Peskov
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved