Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Sebut Sudah Kirim Pasukan Kiamat, Eks Presiden Rusia Berang Merasa Negaranya Berusaha Dilenyapkan

Dmitry Medvedev, mantan presiden Rusia, memperingatkan negaranya akan menyerang kota-kota Barat jika Ukraina menggunakan rudal dari AS.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
Capture YouTube news.com.au
Ilustrasi tentara Rusia. Terbaru, eks presiden Rusia Dmitry Medvedev mengklaim telah mengirim pasukan kiamat untuk Ukraina dan Barat, Senin (13/6/2022). 

Medvedev juga menuduh negara-negara NATO mengirim tentara bayaran untuk memperjuangkan Ukraina dan dengan sengaja mempermainkan prospek perang nuklir.

"Pembicaraan tanpa akhir oleh para analis asing tentang perang antara NATO dan Rusia terus berlanjut. Sinisme dari pemimpin Barat menjadi semakin terang-terangan," tulis Medvedev.

"Pernyataan bahwa Rusia menakut-nakuti dunia dengan konflik nuklir sedang didorong jadi agenda teratas."

Mantan anggota parlemen oposisi Dmitry Gudkov mengklaim kata-kata kasar Medvedev menunjukkan dia sedang mempersiapkan untuk kembali menjabat jika Putin akhirnya melepaskan cengkeramannya.

Retorika anti-Barat yang kuat menarik bagi kelompok garis keras di militer Rusia dan membantu mengubah narasi yang menganggapnya terlalu lunak.

"Dia mencoba menyenangkan kelompok garis keras dengan harapan mereka akan mempromosikannya, jika Putin meninggalkan jabatannya," kata Gudkov.

"Satu-satunya cara untuk bertahan hidup secara politik saat ini di Rusia adalah menjadi elang."

Baca juga: Bukti Tentara Ukraina Kekurangan Senjata, Berikut Situasi di Garis Depan Melawan Rusia

Baca juga: Ulangi Insiden Mariupol, Rusia Serang Warga yang Berlindung di Pabrik Kimia Azot Ukraina Timur

Potensi Putin Gunakan Nuklir

Presiden Rusia Vladimir Putin dikatakan melihat kekalahan di Ukraina sebagai ancaman eksistensial bagi rezimnya.

Pejabat tinggi intelijen AS memperingatkan hal ini berpotensi memicu upayanya untuk menggunakan senjata nuklir.

Pasalnya, serangan Rusia di wilayah Ukraina itu diprediksi akan berlangsung dalam jangka waktu yang panjang.

Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Selasa (10/5/2022), direktur intelijen nasional AS, Avril Haines, mengatakan kepada komite angkatan bersenjata bahwa Putin akan terus meningkatkan ancaman nuklir.

Hal ini sebagai upaya Rusia untuk menghalangi AS dan sekutunya memberikan dukungan lebih lanjut untuk Ukraina.

Adapun pergeseran fokus perang ke timur dan selatan Ukraina kemungkinan besar merupakan taktik sementara daripada pengurangan tujuan perang secara permanen.

"Kami, terus percaya bahwa Presiden Putin mungkin hanya akan mengizinkan penggunaan senjata nuklir jika dia merasakan ancaman eksistensial terhadap negara atau rezim Rusia,” kata Heines.

Halaman 2 dari 3
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyAmerika Serikat
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved