Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ditangkap Pasukan Rusia, 2 Warga Inggris Dijatuhi Hukuman Mati, Keluarga Beri Pembelaan

Diadili di wilayah pro Rusia, dua warga Inggris yang terlibat dalam konflik di Ukraina dijatuhi hukuman mati.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TWITTER @ChristopherJM
Tangkapan layar dari video yang menunjukkan (dari kiri ke kanan) Aiden Aslin, Shaun Pinner, dan Saaudun Brahim. Ketiganya dituduh sebagai tentara bayaran dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan di wilayah separatis pro-Rusia, Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri. 

TRIBUNWOW.COM - Sempat heboh berita pasukan militer Rusia menangkap dua warga negara Inggris yang terlibat dalam konflik di Ukraina.

Kedua warga Inggris tersebut adalah Aiden Aslin (28) dan Shaun Pinner (48).

Keduanya kini telah diadili di wilayah Ukraina yang pro Rusia yakni di Donetsk.

Baca juga: Samakan Diri dengan Tsar Rusia, Putin Bandingkan Ambisi Kuasai Ukraina dengan Perang Lawan Swedia

Baca juga: Rusia Peringatkan Intelijen Ukraina Siapkan Aksi Provokasi Serangan Senjata Kimia

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, Pinner dan Aslin dalam persidangan telah mengakui bersalah melakukan kegiatan terorisme di Ukraina.

Aslin dan Pinner divonis hukuman mati dengan cara ditembak pasukan penembak.

Saat vonis hukuman mati dibacakan, Shaun tampak hampir menangis sementara itu Aiden nampak lebih tenang.

Menanggapi kabar ini, keluarga Aslin telah menemui kedutaan Besar Ukraina di Notting Hill, London Barat.

Di sana ia menjelaskan bahwa Aslin dan Pinner merupakan bagian resmi dari pasukan militer Ukraina.

"Harus diperlakukan dengan hormat seperti tahanan perang lainnya. Mereka bukan dan tidak pernah menjadi tentara bayaran," ujar keluarga Aslin.

Keluarga Aslin kini berharap vonis Aslin dapat berubah, mereka juga memohon bantuan pemerintah Inggris dan Ukraina untuk berusaha maksimal membantu keselamatan Aslin dan Pinner.

Aslin dan Pinner kini memiliki waktu satu bulan untuk mengajukan banding atas vonis hukuman mati yang mereka terima.

Media Rusia memberitakan, vonis Aslin dan Pinner dapat berkurang menjadi 25 tahun penjara hingga hukuman penjara seumur hidup.

Sekelompok Tentara Inggris Diminta Pulang dari Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat mengeluarkan kebijakan yang menuai pro kontra yakni mengajak para sukarelawan dari berbagai negara di dunia untuk ikut berperang di Ukraina melawan Rusia.

Kini telah banyak masyarakat sipil dari berbagai negara datang ke Ukraina untuk memerangi pasukan Rusia.

Saat ini hal yang menjadi masalah ketika beberapa prajurit yang tergabung dalam pasukan militer Inggris diam-diam pergi ke Ukraina.

Dikutip TribunWow.com dari Sky News, para tentara ini dicap telah melanggar aturan.

Tak disebutkan berapa tentara Inggris yang telah pergi ke Ukraina.

Namun militer Inggris menyatakan hanya ada sejumlah kecil tentara Inggris yang pergi tanpa izin ke Ukraina.

Para tentara Inggris tersebut dianggap absen tanpa izin dan pergi ke Ukraina atas keinginan diri sendiri.

"Kami sangat mendorong agar mereka pulang ke Inggris," jelas pernyataan dari militer Inggris.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Inggris telah menyatakan bahwa seluruh prajurit Inggris dilarang keras pergi Ukraina.

"Prajurit yang pergi ke Ukraina akan menerima sanksi disiplin dan administrasi," ujar Kemenhan Inggris.

Sementara itu, seorang tentara Inggris berusia 19 tahun diam-diam kabur tanpa izin meninggalkan posnya untuk pergi ke Ukraina membantu perang melawan Rusia.

Tindakan prajurit tersebut dinilai tidak bertanggungjawab dan dapat membahayakan Inggris karena dikhawatirkan Rusia akan menganggap aksi remaja tersebut sebagai bentuk keterlibatan Inggris dalam konflik di Ukraina.

Teman dari tentara yang menghilang tanpa izin tersebut menduga yang bersangkutan kabur karena bosan.

Dikutip TribunWow.com dari TheSun.co.uk, tentara yang kabur diketahui bertugas di divisi Coldstream.

Divisi ini memiliki tugas utama untuk melindungi keluarga kerajaan Inggris termasuk Ratu Inggris saat ini yakni Ratu Elizabeth II.

Tentara yang kabur ini disebut muak karena dirinya pernah dijanjikan akan ditugaskan ke Afghanistan namun tidak jadi.

Rekan tentara yang kabur bercerita, para prajurit Inggris yang berada di divisi Coldstream bosan hanya diberikan tugas seremonial atau seputar upacara.

Baca juga: Sempat Ngotot Bertahan, Komandan Azov Ukraina Perintahkan Pasukan di Mariupol Menyerah ke Rusia

"Dia pergi tanpa izin, membeli tiket dan sedang dalam perjalanan ke Ukraina untuk bergabung dalam perang," ujar sumber yang namanya dirahasiakan.

"Kau tidak bergabung jadi tentara hanya untuk berdiri memakai topi kulit beruang dan baris berbaris. Kau bergabung jadi tentara untuk berperang dan beraksi," ucap rekan tentara yang kabur tersebut.

Sejumlah otoritas di Inggris sempat berupaya mencari prajurit yang kabur itu namun gagal menemukannya.

Mantan Panglima tentara Inggris Lord Dannatt menegaskan bahwa tindakan prajurit itu tidak bertanggungjawab.

"Kita tidak memilih perang yang kita inginkan. Jika kau bergabung dengan militer, kau pergi ke perang yang ditugaskan," kata Lord Dannatt.

Sejauh ini, diketahui baru ada satu tentara aktif Inggris yang diam-diam pergi ke Ukraina tanpa izin.

Sedangkan ada ratusan purnawirawan tentara Inggris yang telah pergi ke Ukraina untuk membantu.

Dikutip dari BBC.com, juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris telah menyampaikan bahwa seluruh tentara aktif baik yang sedang bertugas maupun berlibur, dilarang keras pergi ke Ukraina.(TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyInggris
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved