Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pernah Dibantu Dikirim Rusia Helikopter, AS Kini Kirim Bantuan dari Putin untuk Ukraina

Dubes Rusia untuk AS menyebut AS telah melanggar hukum internasional karena mengirim senjata bantuan dari Rusia untuk Ukraina.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
YouTube World Affairs
Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS), Anatoly Antonov mengaku mendapat kiriman surat yang isinya bujukan agar sang Dubes Rusia tersebut mau mengkhianati negaranya sendiri. 

TRIBUNWOW.COM - Amerika Serikat (AS) disebut telah melanggar hukum internasional saat mengirimkan bantuan militer untuk Ukraina.

Di antara beberapa senjata dan alat militer yang dikirim oleh AS ke Ukraina, terdapat helikopter bantuan Rusia untuk AS yang ikut dikirim ke Ukraina.

Menurut keterangan pemerintah Rusia, helikopter tersebut awalnya dijual dengan tujuan membantu AS dalam konflik di Afghanistan.

Baca juga: Terancam Hukuman Mati, Warga Inggris dan Maroko Didakwa Rusia Lakukan Kegiatan Teroris di Ukraina

Baca juga: Menlu Rusia Jawab Ketus Sindiran Jurnalis Ukraina yang Terang-terangan Tuding Negaranya Curi Gandum

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, kini empat helikopter Mi-17 kiriman Rusia justru dikirim oleh AS ke Ukraina.

Menurut keterangan Dubes Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, AS tidak meminta izin kepada Rusia untuk mengirim Mi-17 ke Ukraina.

Antonov menyebut AS telah melanggar perjanjian jual beli dan kewajiban AS sebagai pembeli.

Antonov juga menyampaikan bahwa pemerintah AS tidak memberikan penjelasan apapun kepada pemerintah Rusia.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan Barat agar tidak memberikan rudal jarak jauh ke Ukraina.

Putin memperingatkan bahwa dia akan menyasar target baru jika sistem roket canggih asal AS itu dipasok ke Ukraina.

Ditambahkan klaim bahwa pengiriman senjata baru ke Kyiv ditujukan untuk memperpanjang konflik.

Dilansir TribunWow.com dari Al Jazeera, Minggu (5/6/2022), Rusia belum lama ini mengklaim telah berhasil mengebom sasaran di Kyiv.

Serangan ini menghancurkan tank dan kendaraan lapis baja lainnya yang dipasok oleh negara-negara Barat.

Tindakan agresif tersebut dinilai sebagai bentuk ancaman akibat pasokan senjata yang terus dikirim pihak Barat untuk Ukraina.

Bahkan, Putin terang-terangan menyatakan akan menyerang target baru jika AS mengirim rudal jarak jauh yang bisa menjangkau wilayahnya.

"(Moskow) akan menarik kesimpulan yang tepat dan menggunakan senjata kami untuk menyerang target yang belum kami hantam," kata Putin tanpa merinci target mana yang dia maksud.

Pernyataan ini muncul beberapa hari setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa AS akan mengirim sistem roket yang dapat menyerang ke Rusia.

Tetapi sehari kemudian, Biden mengumumkan bahwa ia telah memutuskan untuk memberi Ukraina sistem roket dan amunisi yang lebih canggih, tanpa menyebutkan namanya.

Diketahui, Ukraina telah meminta Multiple Rocket Launch Systems (MLRS) seperti M270 dan M142 HIMARS untuk menyerang pasukan dan persediaan senjata Rusia.

Sementara Kyiv telah menekankan bahwa mereka tidak akan mencapai target di dalam Rusia, ada kekhawatiran bahwa menyediakan senjata semacam itu akan berisiko menarik AS dan sekutu NATO-nya ke dalam konflik langsung dengan Moskow.

Pejabat Rusia telah berulang kali memperingatkan bahwa keputusan AS untuk memasok Ukraina dengan sistem roket canggih dapat memperburuk konflik.

Putin juga bersikeras bahwa hal itu tidak akan membawa perubahan mendasar di medan perang.

Berbicara kepada saluran televisi pemerintah Rossiya-1, dia mengatakan keributan seputar pasokan senjata Barat ke Ukraina dirancang untuk mengalihkan konflik.

"Kami memahami bahwa pasokan dari Amerika Serikat dan beberapa negara lain dimaksudkan untuk menebus kerugian peralatan militer ini," kata Putin.

"Ini bukan hal baru. Itu tidak mengubah apa pun pada dasarnya."

Baca juga: Prancis Minta Rusia Jangan Dipermalukan demi Perdamaian, Ukraina Balas Sindir Saran Macron

Baca juga: Ajak Negara Lain Bantu Lawan Rusia, Menhan Ukraina Peringatkan Polandia Bisa Jadi Target Selanjutnya

Potensi Perang Rusia dan AS

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov memperingatkan potensi terjadinya perang langsung antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) saat ini semakin tinggi.

Ryabkov menyoroti bagaimana AS mengirimi senjata berat ke Ukraina yang memiliki kemampuan untuk menyerang jarak jauh hingga masuk ke teritorial milik Rusia.

Senjata tersebut adalah sistem senjata peluncur roket M142 HIMARS. 

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, AS sendiri sudah berpesan kepada Ukraina agar tidak menggunakan senjata tersebut untuk menyerang teritorial Rusia.

Pemerintah AS menyatakan tidak akan terlibat dalam konflik antara Rusia dan Ukraina.

Namun Ryabkov membantah pernyataan AS tersebut.

Ryabkov menegaskan bahwa pengiriman senjata ke Ukraina justru meningkatkan potensi perang langsung antara Rusia dan AS.

Menurut Ryabkov, AS tidak melakukan appaun untuk mencegah konflik antara Rusia dan Ukraina menjadi semakin besar.

Ryabkov menyebut, AS akan terus mendukung terjadinya perang hingga titik penghabisan warga Ukraina terakhir.

"Ini berbahaya," ujar Ryabkov.

Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin dituduh sengaja ingin terjadi bencana krisis pangan global.

Tuduhan ini disampaikan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Zelensky menyebut, saat ini Ukraina dihalangi tidak bisa melakukan ekspor gandum ke negara-negara lain.

Dikutip TribunWow.com dari aljazeera.com, Zelensky mengatakan, pasukan Rusia kini tengah memblokir beberapa pelabuhan di Ukraina.

Pemblokiran ini menyebabkan Ukraina tidak bisa mengekspor 22 juta ton gandum yang telah diproduksi.

Zelensky memperingatkan apabila Ukraina terus dihalangi melakukan ekspor maka ancaman kelaparan akan terjadi.

Ancaman kelaparan ini akan terjadi di negara-negara yang bergantung terhadap gandum dari Ukraina.

Tak hanya bencana kelaparan, Zelensky mengungkit adanya masalah baru yang akan tercipta yakni krisis migrasi.

"Ini adalah sesuatu yang jelas-jelas ingin dicapai oleh pemimpin Rusia," ujar Zelensky.

Zelensky menyebut Rusia sengaja menghalangi ekspor supaya seluruh negara di Eropa menderita dan Ukraina tidak bisa mendapatkan pemasukan. (TribunWow.com/Anung/Via)

Baca berita lainnya

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyAmerika Serikat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved