Konflik Rusia Vs Ukraina
Dikirimi Pemerintah AS Surat, Dubes Rusia Ngaku Dibujuk Berkhianat dan Diminta Kecam Putin
Dubes Rusia di AS mengaku mendapat kiriman surat yang isinya sebuah bujukan agar ia mengutuk negaranya sendiri terkait konflik di Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS), Anatoly Antonov mengaku mendapat kiriman surat yang isinya bujukan agar sang Dubes Rusia tersebut mau mengkhianati negaranya sendiri.
Menurut keterangan Anatoly surat tersebut dikirimkan via e-mail.
Surat tersebut meminta agar Anatoly mencela negaranya sendiri yakni Rusia serta mengutuk aksi yang dilakukan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca juga: Tolak Kirim Ukraina Iron Dome agar Tetap Harmonis dengan Rusia, Israel Diminta Keluar Zona Nyaman
Baca juga: VIDEO 12 Perwira Rusia Dihukum karena Kirim 600 Wajib Militer ke Invasi Ukraina, Langgar Janji Putin
Dikutip TribunWow.com dari Tass.com, pernyataan ini disampaikan oleh Anatoly dalam sebuah acara televisi Rusia, pada Selasa (7/6/2022) malam.
"Dan saya direkomendasikan untuk membuat sebuah pertanyaan kepada kantor Wakil Sekretaris Negara AS Wendy Sherman jika saya siap untuk menerima permintaan tersebut," kata Antonov.
Antonov menyampaikan, Kedubes Rusia telah meminta penjelasan kepada pemerintah AS terkait masalah ini.
Ia menjelaskan, kejadian yang ia alami tidak akan pernah menimpa para diplomat dan dubes AS yang berada di Moskow, Rusia.
Antonov menjelaskan, dirinya juga sempat melihat sejumlah orang membagikan kartu berisi nomor telepon kepada pegawai Kedubes Rusia di AS serta mengundang mereka untuk berkomunikasi dengan agen FBI.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menuduh Rusia 'mengekspor bencana kelaparan', Senin (5/6/2022).
Ia menyebut Rusia telah menanam ranjau di lahan pertanian di Ukraina, memblokir ekspor makanan Ukraina dan mencuri gandum untuk dijual ke seluruh dunia.
Hal ini diklaim dilakukan sebagai bagian dari rencana untuk memeras Barat agar mencabut sanksi global yang dijatuhkan ke negara tersebut.
Dikutip TribunWow.com dari Daily Mail, Selasa (7/6/2022), selama pertemuan dengan lembaga bantuan dan kelompok sektor swasta, Blinken mengatakan bahwa 20 juta ton gandum terperangkap di Silo dekat pelabuhan Ukraina Odessa.
Selain itu ada lebih banyak pasokan makanan terjebak di kapal yang tidak bisa berangkat karena diadang kapal perang Rusia.
Baca juga: Dianggap Rusia Ceroboh, AS Disebut Tak Pedulikan Risiko saat Kirim Ukraina Senjata
Baca juga: Disetrum Berminggu-minggu oleh Agen Rusia, Mayat Tentara Ukraina Dipulangkan ke Ibunya
Ia menilai hal ini sengaja dilakukan untuk menciptakan krisis pangan dunia demi membalas sanksi Barat.
"Ini semua disengaja," tuding Blinken.
"Kami tahu bahwa Presiden Putin menghentikan pengiriman makanan dan secara agresif menggunakan mesin propagandanya untuk membelokkan atau mendistorsi tanggung jawab, karena dia berharap itu akan membuat dunia menyerah padanya dan mengakhiri sanksi."
"Dengan kata lain, sederhananya, itu pemerasan."
Pernyatan ini mengikuti peringatan berulang-ulang bahwa konflik di Ukraina menaikkan harga pangan global dan dapat memicu bencana di Afrika.
"Kremlin perlu menyadari bahwa mereka mengekspor kelaparan dan penderitaan jauh melampaui wilayah Ukraina, dengan negara-negara di Afrika yang mengalami bagian yang sangat besar dari rasa sakit," imbuh Blinken.
Sebagai informasi, PBB mencatat Rusia dan Ukraina memasok sekitar 40 persen gandum yang dikonsumsi di Afrika.
Hingga saat ini harga gandum di negara-negara itu sudah naik hingga sekitar 23 persen.
Sementara dilaporkan sekitar 17 juta orang sudah kelaparan di ujung Afrika setelah kekeringan.
Terkait hal ini, New York Times juga menuliskan bahwa pejabat Amerika telah memperingatkan negara-negara Afrika agar tidak membeli gandum Rusia yang mungkin telah dicuri dari Ukraina.
Blinken pun menambahkannya ke daftar pelanggaran Rusia.
"Mereka (Rusia) menanam bahan peledak di seluruh ladang (Ukraina)," ungkap Blinken.
"Mereka telah menghancurkan infrastruktur pertanian yang vital."
"Ada laporan yang kredibel, termasuk seperti yang kita lihat di salah satu surat kabar terkemuka kami hari ini bahwa Rusia mencuri ekspor gandum Ukraina untuk dijual demi keuntungannya sendiri."
"Sekarang, Rusia juga melaporkan ekspor makanannya."
Sebelumnya, Ukraina telah menuduh Rusia mengirimkan gandum Ukraina ke negara-negara termasuk Turki dan Suriah.
Disebutkan bahwa dampak agresi Rusia terhadap pasokan pangan dunia menjadi salah satu faktor yang paling mendesak dalam konflik tersebut.
Baca juga: Untung Besar Gara-gara Beli Minyak Rusia, India Didatangi Pejabat Kementerian Keuangan AS
Baca juga: Rusia Dituding Lakukan Pemerasan Buntut Penghentian Pasokan Gas ke Negara-Negara Eropa
Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:
(TribunWow.com/Anung/Via)