Konflik Rusia Vs Ukraina
Bahas Konflik Ukraina Lewat Telepon, 2 Kolonel Tentara Rusia Gosipkan Putin
Radio pemerintah AS menyiarkan rekaman percakapan dua tentara Rusia berpangkat tinggi.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Radio milik pemerintah Amerika Serikat (AS) disebut telah berhasil menyadap percakapan dua tentara Rusia berpangkat tinggi.
Bercakap lewat telepon, kedua tentara Rusia tersebut diketahui bergosip menjelek-jelekkan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kejadian ini bukan kali pertama, sebelumnya juga banyak ditemukan tentara Rusia berpangkat rendah merasa menyesal terlibat perang bahkan ada yang membelot bergabung dengan pasukan militer Ukraina.
Baca juga: VIDEO Rusia Ragukan Ucapan Ukraina soal Rudal Canggih dari AS yang Mampu Jangkau Negaranya
Baca juga: Rusia Sebut Janji AS-Jerman Kirim Rudal dan Sistem Roket ke Ukraina bak Menuang Bahan Bakar ke Api
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, berdasarkan percakapan yang berhasil disadap, kedua tentara Rusia yang berkomunikasi berpangkat kolonel.
Dua tentara Rusia itu bernama Maxim Vlasov (42) dan Vitaly Kovtun (47).
Kovtun bercerita bahwa saat ini banyak pihak di Rusia yang marah atas kegagalan Putin melancarkan serangan ke Kiev/Kyiv, Ukraina.
Ketidakpuasan juga ditujukan kepada Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu yang dianggap tidak kompeten dalam menangani isu militer.
Kedua kolonel tersebut turut membahas kekalahan besar pasukan militer Rusia.
Sebelumnya, di tengah konflik yang berlarut-larut, beberapa tentara Rusia dikabarkan berbondong-bondong membelot dan berpindah kubu ke Ukraina.
Bahkan para tentara Rusia yang membelot membuat divisi khusus di pasukan militer Ukraina.
Dalam foto yang beredar tampak para tentara Rusia yang membelot diajari oleh tentara Ukraina cara menggunakan senjata peluncur roket anti tank modern.
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, para tentara Rusia itu menamakan diri mereka Pasukan Kebebasan Rusia.
Kementerian Pertahanan Ukraina sempat menyampaikan pada Rabu (30/3/2022), komandan dalam pasukan ini rutin mengunjungi para tentara Rusia yang ditahan dan dipilih siapa yang mau membelot ke kubu Ukraina.
Para tentara Rusia yang ditahan disebut sehati ingin memerangi pasukan Chechnya yang dipimpin oleh Ramzan Kadyrov.
Di sisi lain, sejumlah tentara Rusia saat ini disebut tengah ramai-ramai melakukan pemberontakan terhadap komandan mereka atas konflik di Rusia-Ukraina.
Para tentara Rusia tersebut mulai tak mematuhi instruksi atasan mereka hingga menyabotase senjata mereka sendiri.
Informasi terkait tentara Rusia yang memberontak diungkapkan oleh Government Communications Headquarters (GCHQ).
Baca juga: Jika Ditangkap Pasukan Rusia, Presiden Ukraina Zelensky akan Diadili sebagai Pelaku Kejahatan Perang
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, GCHQ adalah sebuah organisasi yang bertugas menyediakan intelijen atau informasi untuk pemerintah Inggris.
Dugaan pemberontakan ini diperkuat dengan beredarnya sebuah video tentara yang frustasi karena hanya dibekali senjata buatan tahun 1940 yang sudah tak layak pakai.
Kepala GCHQ, Sir Jeremy Fleming mengungkap ada sejumlah pesawat tempur milik Rusia dijatuhkan oleh tentara Rusia sendiri.
"Komando dan kontrol berada dalam kekacauan," ujar Fleming.
GCHQ sendiri sempat menyadap sejumlah percakapan antara tentara Rusia yang berisi tentang rencana memberontak.
"Kami telah melihat tentara Rusia kekurangan senjata dan moral, menolak untuk menjalankan pemerintah, menyabotase peralatan mereka sendiri dan secara sengaja menembak pesawat mereka sendiri," jelas Fleming.
Fleming menyampaikan, pemerintah Rusia saat ini tengah menggunakan tentara bayaran untuk meminimalisir kerugian pasukan militer Rusia.
Kondisi Internal Pemerintah Rusia
Di sisi lain, Kantor Kepresidenan Amerika Serikat (AS) mengklaim memiliki sebuah informasi tentang kondisi internal pemerintah Rusia.
Menurut informasi tersebut, saat ini tengah terjadi kekacauan di dalam internal pemerintah Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin disebut tengah disesatkan oleh penasihat militernya sendiri.
Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, penasihat Putin tersebut diduga terlalu takut untuk mengungkap fakta yang terjadi di lapangan sehingga memilih untuk membohongi Putin.
"Kami meyakini Putin diberikan informasi salah oleh penasihatnya tentang bagaimana buruknya performa pasukan militer Rusia dan bagaimana ekonomi Rusia menjadi lumpuh karena sanksi," ujar Kepala Bidang Komunikasi Kantor Kepresidenan AS, Kate Bedingfield.
Menurut Kate, invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina adalah sebuah blunder dan akan menyebabkan kerugian jangka panjang untuk Rusia. (TribunWow.com/Anung/Via)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina