Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pimpin Tentara Bayaran, Anak Pejabat Asal Inggris Serang Konvoi Pasukan Rusia di Ukraina

Pemerintah Rusia menyatakan akan melakukan investigasi atas keterlibatan keluarga seorang pejabat dalam konflik di Ukraina.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
YouTube The Sun
Ben Grant (30), anak seorang pejabat pemerintahan di Inggris ikut terjun langsung menjadi sukarelawan tentara di Ukraina. 

TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Rusia menyoroti terlibatnya anggota keluarga seorang pejabat pemerintahan di Inggris dalam konflik di Ukraina.

Diketahui, Ben Grant (30) anak anggota parlemen di Inggris yakni Helen Grant menjadi tentara sukarelawan di Ukraina dan ikut memerangi Rusia.

Menurut komite investigasi Rusia, Ben telah memimpin serangan ke konvoi pasukan militer Rusia di Ukraina.

Ben Grant (30), anak seorang pejabat pemerintahan di Inggris ikut terjun langsung menjadi sukarelawan tentara di Ukraina. Ben merekam langsung situasi medan perang saat pasukan Ukraina ditembaki tentara Rusia.
Ben Grant (30), anak seorang pejabat pemerintahan di Inggris ikut terjun langsung menjadi sukarelawan tentara di Ukraina. Ben merekam langsung situasi medan perang saat pasukan Ukraina ditembaki tentara Rusia. (YouTube The Telegraph)

Baca juga: VIDEO - Bisa Tempuh Jarak Seribu Km, Rudal Zirkon Diuji Coba Rusia, Putin Sebut Tak akan Tertandingi

Baca juga: Terhenti Berminggu-minggu, Rusia dan Ukraina Akhirnya Kembali Bertemu Rundingkan Perdamaian

Dikutip TribunWow.com dari Tass.com, kini keterlibatan Ben dalam konflik di Ukraina akan diselidiki lebih lanjut oleh komite investigatif Rusia.

Aksi yang dilakukan oleh Ben dianggap sebagai kasus aktivitas tentara bayaran.

Ben dituding memimpin sekelompok tentara bayaran dari negara-negara barat untuk menyerang konvoi pasukan militer Rusia.

"Perbuatannya akan dinilai dari sudut hukum pidana," ujar Komite Investigatif Rusia.

Unit yang dipimpin oleh Ben diketahui beranggotakan tentara bayaran asal Inggris dan Amerika Serikat (AS).

Ben yang merupakan eks marinir tentara Inggris juga sempat merekam momen pasukan militer Ukraina ditembaki oleh tentara Rusia.

Bahkan Ben sempat merekam seorang rekannya terluka akibat serangan pasukan Rusia tersebut.

Dikutip TribunWow.com dari The Telegraph, Ben diketahui merupakan anak dari Helen Grant, seorang anggota parlemen di Inggris.

Dalam rekaman tersebut, Ben terus-terusan berteriak kepada teman-temannya bahwa mereka harus mundur.

"Move, move back, move now (Bergerak, bergerak mundur, bergerak sekarang, -red)," ucap Ben.

Dalam video yang direkam oleh Ben terdengar suara tembakan senjata api terus menerus.

Sembari mundur, Ben sesekali menembakkan senjata laras panjang yang ia bawa.

Ben kemudian tampak bersama seorang rekannya membopong tentara Ukraina yang mengalami luka di bagian kaki.

"We've got to move now or we'll die (kita harus bergerak sekarang atau kita akan mati," ujar Ben.

Saat Ben mundur tampak banyak tentara Ukraina berjaga dalam posisi tengkurap bersembunyi di balik pepohonan.

Setelah mundur cukup jauh, Ben bersama seorang rekannya memeriksa luka di kaki seorang tentara Ukraina yang terluka.

Tampak darah berceceran dari paha tentara Ukraina tersebut.

Ben dan seorang tentara medis tampak berusaha mengobati luka tentara Ukraina tersebut.

Setelah pertolongan pertama selesai dilakukan, Ben kembali membopong tentara yang terluka untuk terus mundur lebih jauh.

Tak hanya Ben, banyak tentara yang lain ikut mundur dari sana.

Berdasarkan kondisi di sekitar Ben, kemungkinan perang terjadi di hutan pada pagi atau siang hari.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperingatkan bahwa Rusia terus menggerogoti wilayah di Ukraina timur.

Ia mengatakan militer Presiden Rusia Vladimir Putin membuat kemajuan nyata di wilayah Donbas meskipun mendapat perlawanan luar biasa dari Ukraina.

Boris Johnson mengatakan lebih banyak senjata ofensif termasuk sistem roket multi-peluncuran jarak jauh diperlukan untuk membantu melawan ancaman tersebut.

Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Jumat (27/5/2022), Boris Johnson meminta agar para sekutunya tak lengah meski Ukraina sudah menunjukkan perlawanan sengit.

Pasalnya, Rusia secara perlahan menunjukkan kemajuan dalam menduduki wilayah Donbas.

Karenanya, ia mengimbau agar negara-negara sekutu terus menggalakkan bantuan untuk Ukraina.

"Saya pikir sangat, sangat penting bahwa kita tidak terbuai karena kepahlawanan yang luar biasa dari Ukraina dalam mendorong Rusia kembali dari gerbang Kyiv," kata Boris Johnson.

"Saya khawatir Putin dan militer Rusia terus menggerogoti Donbas, dia terus membuat kemajuan bertahap, lambat tapi saya khawatir kemajuan yang nyata."

"Dan oleh karena itu sangat penting bagi kami untuk terus mendukung militer Ukraina."

Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan pasukan penyerang Putin baru-baru ini merebut beberapa desa saat mereka berusaha mengepung Severodonetsk dan Lysychansk di Donbas.

Ada laporan yang belum dikonfirmasi bahwa separatis yang didukung Rusia telah mengambil kota Lyman di Ukraina timur.

Kota itu berada di bagian utara Donetsk dan bagian dari keseluruhan wilayah Donbas di Ukraina timur yang telah dijanjikan Rusia akan direbut sebagai tujuan perang utama.

Sementara seorang pejabat pertahanan Kyiv mengatakan pasukan masih berjuang untuk mempertahankan kendali atas wilayah barat laut dan tenggara.

Terkait hal itu, Editor Digital Eropa Paul Kirby mengatakan mengambil alih Lyman adalah momen penting dalam kemajuan lambat pasukan proksi Rusia di Ukraina timur.

Lyman bukanlah tempat yang besar, tetapi dapat memberi pasukan Rusia kendali atas jalan utama timur-barat.

Penaklukan ini juga berarti mereka sekarang berada dalam jarak 20 km (12 mil) dari kota Slovyansk, di barat daya.

Slovyansk adalah pusat transportasi dan pasokan utama untuk Ukraina, meskipun kereta berhenti beroperasi di sana beberapa minggu yang lalu.

Pertempuran besar lainnya lebih jauh ke timur, di mana pasukan Rusia menargetkan kota kembar Severodonetsk dan Lysychansk.

Baca juga: Teka-teki Lab Rahasia AS di Indonesia, Pernah Disebut Jenderal Rusia hingga Diberitakan Media Asing

Baca juga: Kini Hidup dalam Persembunyian, Eks Presenter Sebut TV di Rusia Jadi Alat Cuci Otak

Simak videonya:

Ukraina Alami Kehilangan Besar

Rusia dikatakan telah membuat kemajuan signifikan pertamanya di Ukraina pada minggu ke-13 perang.

Setelah kegagalan di Kiev, pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin bangkit kembali telah memfokuskan upayanya di timur Ukraina.

Meski terhambat, namun Rusia berhasil menguasai sebagian besar wilayah pelabuhan dan hanya menyisakan Odessa.

Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Kamis (26/5/2022), pasukan Rusia telah meluncurkan kembali serangan di tiga titik utama untuk mengepung ujung tombak pertahanan Ukraina, di Izyum di utara, Severodonetsk di timur, dan Popasna di selatan.

Di Popasna, pasukan gabungan wajib militer dan tentara bayaran Rusia dari kelompok Wagner menerobos pertahanan Ukraina, mengambil beberapa wilayah pemukiman pada 20 Mei.

Tiga hari kemudian, mereka merebut Myronovsky, titik awal jalan raya menuju Sloviansk, di mana ketiga cabang dari Serangan Rusia kemungkinan akan dipertemukan di situ.

Di front utara, artileri Rusia di Izyum mulai dioperasikan pada saat yang sama, dalam apa yang digambarkan oleh pihak berwenang Ukraina sebagai tindakan pembuka untuk serangan penuh.

Pasukan Rusia tampaknya mencoba strategi untuk menjepit dari Izyum dan Popasna agar dapat mengisolasi seluruh pasukan taktis Ukraina yang terdiri dari sekitar 50.000 orang di wilayah Luhansk dan Donetsk di timur.

Pada 21 Mei, pertempuran untuk Severodonetsk, kota paling timur yang dikuasai Ukraina, dimulai dengan dahsyat.

Di sebelah timur kota tersebut, pengeboman dan aksi saling serang dimulai.

Di sebelah baratnya, blogger militer Rusia mengatakan pasukannya telah menghancurkan salah satu dari dua jembatan yang menghubungkan kota itu ke Lysychansk di seberang sungai Siversky Donetsk dan memperumit jalur pasokan Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pengeboman Rusia mengubah Donbas menjadi neraka.

Gubernur Luhansk, Serhiy Haidai, mengatakan Severodonetsk tetap berada di tangan Ukraina pada 24 Mei di tengah prospek yang semakin gelap.

"Situasinya sangat sulit dan sayangnya semakin memburuk. Ini semakin buruk setiap hari dan bahkan setiap jam," kata Haidai dalam sebuah video di Telegram.

"Penembakan semakin meningkat. Tentara Rusia telah memutuskan untuk menghancurkan Severodonetsk sepenuhnya."

Taktik Rusia itu terkenal setelah diterapkan di pelabuhan selatan Mariupol, yang akhirnya menyerah pada 21 Mei setelah lebih dari dua bulan dihujani bom udara dan artileri yang telah membuat kota itu menjadi puing-puing.(TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
TentaraRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyInggris
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved