Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Zelensky Setujui Aturan Baru, Harta Warga Ukraina yang Dicurigai Dukung Rusia Bisa Disita

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyetujui aturan baru di mana pemerintah bebas menyita harta masyarakat yang dicurigai pro Rusia.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
BBC.com
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyempatkan diri melakukan kunjungan ke sebuah rumah sakit militer. 

TRIBUNWOW.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diketahui baru saja menandatangani sebuah hukum baru di Ukraina.

Ditandatangani pada Senin (23/5/2022), hukum ini membolehkan pemerintah Ukraina untuk menyita aset warga sipil yang dicurigai mendukung Rusia dalam konflik yang tengah terjadi.

Peraturan perundang-undangan ini diketahui diloloskan oleh parlemen Ukraina pada pertengahan Mei 2022.

Baca juga: Susul McDonalds, Starbucks Angkat Kaki dari Rusia, Tinggalkan 130 Toko dan Ribuan Karyawan

Baca juga: Adegan Pilu Bayi 2 Bulan Digendong di Hadapan Peti Mati Ayahnya yang Tewas saat Membela Ukraina

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, hukum penyitaan aset ini disebut hanya dapat berlaku saat darurat militer dan didasari putusan peradilan.

Ukraina sendiri telah memperpanjang status darurat militer selama 90 hari ke depan atau akan berahkir pada 23 Agustus 2022.

"Prosedur melacak dan menyita aset pribadi yang disanksi, yang mana mendukung agresi penjajah terhadap Ukraina, akan memperbolehkan kita untuk secara cepat dan efektif mengisi kembali budjet Ukraina," ungkap Zelensky.

Beberapa aksi yang dapat menyebabkan nasionalisasi aset atau penyitaan aset individu serta perusahaan disita adalah mereka yang diduga memiliki hubungan dekat dengan pemerintahan Rusia.

Kemudian mereka yang secara publik menyatakan membantah perang tengah terjadi, aset mereka dapat disita oleh pemerintah Ukraina.

Sebagaimana yang diketahui, Rusia menyebut konflik yang terjadi di Ukraina sebagai operasi militer spesial.

Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia akan menjadi bumerang terhadap pihak Barat.

Di antaranya adalah dalam bentuk harga pangan dan energi yang lebih tinggi.

Baca juga: 5 Upaya Pembunuhan Putin yang Buat Presiden Rusia Kini Dilindungi Pasukan Elit Penembak Jitu

Baca juga: Dinilai Aneh, Gestur Tubuh Putin saat Temui Lukashenko Disorot Media Inggris: Tidak Nyaman

Namun di sisi lain, Moskow justru akan bisa menyelesaikan masalah yang kini dialami dan menjadi negara adi daya.

Dilansir TribunWow.com dari kanal media Aljazeera, Kamis (10/3/2022), Putin mengatakan tidak ada alternatif untuk apa yang disebut Rusia sebagai operasi militer khusus di Ukraina.

Ia tegas mengatakan Rusia bukanlah negara yang akan mengkompromikan kedaulatannya hanya untuk semacam keuntungan ekonomi jangka pendek.

"Sanksi ini akan dikenakan dalam hal apa pun," kata Putin dalam pertemuan dengan jajaran pemerintahan Rusia pada hari Kamis (10/3/2022).

"Ada beberapa pertanyaan, masalah dan kesulitan, tetapi di masa lalu kami telah mengatasinya dan kami akan bisa mengatasinya sekarang."

"Pada akhirnya, ini semua akan mengarah pada peningkatan kemerdekaan, swasembada, dan kedaulatan kami," tegasnya.

Pidato tersebut disiarkan televisi dua minggu setelah pasukan Rusia menginvasi negara tetangga Ukraina.

Putin menggambarkan sanksi Barat sebagai tindakan yang merugikan diri sendiri.

Ia yakin Rusia dapat menahan apa yang disebutnya sebagai perang ekonomi melawan bank, bisnis, dan oligarki bisnisnya.

Putin mengatakan Rusia adalah produsen energi utama yang memasok sepertiga gas Eropa.

Sehingga pihaknya akan terus memenuhi kewajiban kontraktual meskipun telah dikecam dengan sanksi termasuk larangan pembelian minyaknya oleh Amerika Serikat.

"Mereka mengumumkan bahwa mereka menutup impor minyak Rusia ke pasar Amerika. Harga di sana tinggi, inflasi sangat tinggi, telah mencapai rekor tertinggi dalam sejarah," ujar Putin.

"Mereka mencoba menyalahkan hasil kesalahan mereka sendiri pada kami. Kami sama sekali tidak ada hubungannya dengan itu."

Untuk melawan sanksi tersebut, Rusia telah melarang ekspor peralatan telekomunikasi, medis, mobil, pertanian, listrik dan teknologi, dan lain-lain hingga akhir 2022.

Secara total, lebih dari 200 item dimasukkan dalam daftar penangguhan ekspor, mencakup gerbong kereta api, kontainer, turbin, dan barang lainnya.

Namun, Putin juga mengakui bahwa sanksi yang dijatuhkan sejak invasi pertama kini mulai terasa.

"Jelas bahwa pada saat-saat seperti itu permintaan masyarakat untuk kelompok barang tertentu selalu meningkat, tetapi kami tidak ragu bahwa kami akan menyelesaikan semua masalah ini sambil bekerja dengan tenang," yakin Putin.

"Secara bertahap, orang akan menyesuaikan diri, mereka akan mengerti bahwa tidak ada peristiwa yang tidak bisa kita tutup dan selesaikan."(TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved