Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Terbukti Bunuh Warga Sipil, Tentara Rusia Akhirnya Dijatuhi Hukuman Seumur Hidup: Saya Menyesal

entara Rusia pertama yang diadili atas kejahatan perang sejak invasi di Ukraina, menerima putusan hukuman atas perbuatannya.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
YouTube The Telegraph
Sersan Vadim Shyshimarin (21) dihadirkan langsung dalam persidangan di Kyiv/Kiev pada Jumat (13/5/2022) atas kasus kejahatan perang yang menjerat dirinya. Terbaru, tentara Rusia pertama yang diadili di Ukraina dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, Senin (23/5/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Tentara Rusia pertama yang diadili atas kejahatan perang sejak invasi di Ukraina, menerima putusan hukuman atas perbuatannya.

Pengadilan di Kyiv telah menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada seorang pemuda berusia 21 tahun itu.

Ia terbukti bersalah membunuh seorang warga sipil Ukraina yang tidak bersenjata.

Sersan Vadim Shyshimarin (21) dihadirkan langsung dalam persidangan di Kyiv/Kiev pada Jumat (13/5/2022) atas kasus kejahatan perang yang menjerat dirinya.
Sersan Vadim Shyshimarin (21) dihadirkan langsung dalam persidangan di Kyiv/Kiev pada Jumat (13/5/2022) atas kasus kejahatan perang yang menjerat dirinya. (YouTube Guardian News)

Baca juga: Penuturan Pertama Komandan Ukraina setelah Menyerahkan Diri ke Rusia, Akui Ada Tentara Asing

Baca juga: Tentara Rusia Pertama yang Diadili atas Kejahatan Perang Akui Bersalah: Saya Diperintahkan Menembak

Dikutip dari Aljazeera, Selasa (24/5/2022), Vadim Shysimarin dituduh menembak kepala seorang warga sipil Ukraina, Oleksandr Shelipov (62), hingga tewas.

Peristiwa nahas itu terjadi saat pendudukan Rusia di sebuah desa di wilayah timur laut Sumy pada hari-hari awal perang.

"Pengadilan telah memutuskan bahwa Shysimarin bersalah dan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup," kata hakim Sergiy Agafonov diilansir Tribunwow.com pada Senin (23/5/2022), di Kyiv.

"Pembunuhan itu dilakukan dengan niat langsung."

Tentara Rusia, yang mengaku bersalah, mengatakan kepada pengadilan pekan lalu bahwa dia menembak Shelipov di bawah tekanan dari tentara lain.

Mereka saat itu mencoba mundur dan melarikan diri kembali ke Rusia dengan mobil curian pada 28 Februari, hari keempat invasi Moskow.

Dalam sambutan penutupnya, dia meminta maaf dan meminta maaf kepada janda Shelipov.

"Saya menyesalinya. Saya sangat menyesalinya. Saya tidak menolak dan saya siap menerima segala tindakan yang dikenakan," kata Shysimarin.

Prajurit yang mengenakan kaus berkerudung biru dan abu-abu itu, menyaksikan persidangan tanpa suara dari kotak kaca di ruang sidang.

Ia tetap tenang dan sama sekali tidak menunjukkan emosi saat putusan dibacakan dalam bahasa Ukraina.

Seorang penerjemah menerjemahkan untuknya ke dalam bahasa Rusia.

Pengacara Shysimarin, Viktor Ovsyannikov, mengatakan dia akan mengajukan banding atas putusan tersebut, dan memiliki waktu 30 hari untuk melakukannya.

"Ini adalah hukuman yang paling berat dan setiap orang yang berkepala dingin akan menentangnya," kata Ovsyannikov setelah sesi pengadilan.

"Saya akan meminta pembatalan putusan pengadilan," imbuhnya.

Dia mengatakan bahwa ia merasakan tekanan masyarakat atas keputusan pengadilan.

Kremlin mengatakan sebelum hukuman bahwa meski prihatin atas nasib Shysimarin, pihaknya tidak dapat memberikan bantuan di lapangan karena tidak ada kehadiran diplomatik Rusia di Ukraina.

"Itu tidak berarti kami tidak akan mencoba melalui saluran lain. Nasib setiap warga negara Rusia sangat penting bagi kami," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.

Keputusan penting itu memiliki makna simbolis bagi Ukraina, yang menuduh Rusia melakukan kekejaman dan kebrutalan terhadap warga sipil selama perang.

Pemerintah Ukraina mengatakan telah mengidentifikasi lebih dari 10.000 kemungkinan kejahatan perang.

Rusia membantah menargetkan warga sipil atau terlibat dalam kejahatan perang.

Baca juga: Ukraina Rilis Foto dan Identitas Tentara Rusia Pelaku Rudapaksa dan Kekerasan di Bucha

Baca juga: Masih Muda, Ini Sosok Tentara Rusia yang Bergantian Rudapaksa Gadis Ukraina di Rumahnya

Pengakuan Shysimarin

Pengadilan kejahatan perang pertama kali digelar di Kyiv, Ukraina pada hari ini, Jumat (13/5/2022).

Dilansir TribunWow.com dari The Guardian, Kamis (12/5/2022), sidang ini akan menjadi pengadilan kejahatan perang pertama sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina.

Adapun jumlah kejahatan yang didaftarkan oleh jaksa penuntut umum Ukraina sudah melampaui 11.000 kasus.

Sementara, UNICEF melaporkan bahwa setidaknya 100 anak telah tewas dalam perang pada bulan April saja.

Diketahui, Shysimarin yang berpangkat sersan, diduga membunuh seorang warga sipil pada 28 Februari di desa Chupakhivka.

Ia tengah bertugas di wilayah Sumy di timur laut Ukraina ketika dituduh menembaki mobil sipil setelah konvoi kendaraan militernya diserang oleh pasukan Ukraina.

Dia kemudian mengemudikan mobil itu bersama empat tentara lainnya saat berusaha melarikan diri dari para pejuang Ukraina.

Shysimarin menembak mati pria tak bersenjata itu, yang sedang bersepeda dan berbicara di telepon.

Menurut pengakuannya kepada jaksa, Shysimarin diperintahkan oleh atasannya untuk membunuh warga sipil tersebut.

Sang atasan memintanya melenyapkan warga berusia 62 tahun itu karena takut keberadaan mereka dilaporkan pada tentara Ukraina.

"(Diperintahkan) untuk membunuh seorang warga sipil sehingga dia tidak akan melaporkan mereka ke pembela Ukraina," tutur jaksa.

Kejahatan dikatakan telah terjadi puluhan meter dari rumah korban dan dilakukan dengan menggunakan senapan AK-74.

Kasus itu minggu ini diajukan ke pengadilan pidana.

"Dia ada di sini (di Ukraina), kami menahannya," kata jaksa agung Ukraina, Iryna Venediktova, dari markas besarnya yang dijaga ketat di Kyiv, Selasa (10/5/2022).

Menurut seorang juru bicara kantor kejaksaan Ukraina, bukti-bukti yang akan memberatkan Shysimarin sudah terkumpul.

Ia pun terancam dijatuhi hukuman hingga 10-15 tahun atau penjara maksimal seumur hidup.

"Jaksa dan penyelidik SBU (dinas rahasia Ukraina) telah mengumpulkan cukup bukti keterlibatannya dalam pelanggaran hukum dan aturan perang yang dikombinasikan dengan pembunuhan berencana."

"Untuk tindakan ini, dia menghadapi 10 hingga 15 tahun penjara atau penjara seumur hidup," ungkap uru bicara kantor kejaksaan Ukraina.

Dua kasus lain kemungkinan akan disidangkan di pengadilan dalam beberapa hari, termasuk pengadilan in absentia terhadap Mikhail Romanov, seorang tentara Rusia yang dituduh melakukan pemerkosaan dan pembunuhan.

Dia dituduh membobol sebuah rumah pada bulan Maret di sebuah desa di wilayah Brovarsky dekat Kyiv.

Tentara itu dituding membunuh seorang pria kemudian berulang kali memperkosa istrinya sambil mengancam anak mereka dengan kekerasan dan senjata. (TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
TentaraRusiaUkrainaVladimir Putin
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved