Konflik Rusia Vs Ukraina
Tentara Rusia Pembunuh Warga Sipil Dipenjara Seumur Hidup di Ukraina? Istri Korban Setujui Opsi Lain
Pengadilan di Ukraina diketahui telah menetapkan vonis penjara seumur hidup terhadap seorang tentara Rusia yang terbukti membunuh warga sipil.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Ia tetap tenang dan sama sekali tidak menunjukkan emosi saat putusan dibacakan dalam bahasa Ukraina.
Seorang penerjemah menerjemahkan untuknya ke dalam bahasa Rusia.
Pengacara Shishimarin, Viktor Ovsyannikov, mengatakan dia akan mengajukan banding atas putusan tersebut, dan memiliki waktu 30 hari untuk melakukannya.
"Ini adalah hukuman yang paling berat dan setiap orang yang berkepala dingin akan menentangnya," kata Ovsyannikov setelah sesi pengadilan.
"Saya akan meminta pembatalan putusan pengadilan," imbuhnya.
Dia mengatakan bahwa ia merasakan tekanan masyarakat atas keputusan pengadilan.
Kremlin mengatakan sebelum hukuman bahwa meski prihatin atas nasib Shishimarin, pihaknya tidak dapat memberikan bantuan di lapangan karena tidak ada kehadiran diplomatik Rusia di Ukraina.
"Itu tidak berarti kami tidak akan mencoba melalui saluran lain. Nasib setiap warga negara Rusia sangat penting bagi kami," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
Baca juga: 5 Upaya Pembunuhan Putin yang Buat Presiden Rusia Kini Dilindungi Pasukan Elit Penembak Jitu
Keputusan penting itu memiliki makna simbolis bagi Ukraina, yang menuduh Rusia melakukan kekejaman dan kebrutalan terhadap warga sipil selama perang.
Pemerintah Ukraina mengatakan telah mengidentifikasi lebih dari 10.000 kemungkinan kejahatan perang.
Rusia membantah menargetkan warga sipil atau terlibat dalam kejahatan perang.
Baca juga: Ukraina Rilis Foto dan Identitas Tentara Rusia Pelaku Rudapaksa dan Kekerasan di Bucha
Baca juga: Masih Muda, Ini Sosok Tentara Rusia yang Bergantian Rudapaksa Gadis Ukraina di Rumahnya
Pengakuan Shishimarin
Pengadilan kejahatan perang pertama kali digelar di Kyiv, Ukraina pada hari ini, Jumat (13/5/2022).
Dilansir TribunWow.com dari The Guardian, Kamis (12/5/2022), sidang ini akan menjadi pengadilan kejahatan perang pertama sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina.
Adapun jumlah kejahatan yang didaftarkan oleh jaksa penuntut umum Ukraina sudah melampaui 11.000 kasus.