Konflik Rusia Vs Ukraina
Adegan Pilu Bayi 2 Bulan Digendong di Hadapan Peti Mati Ayahnya yang Tewas saat Membela Ukraina
Seorang bayi laki-laki berusia dua bulan dibawa ke peti mati ayahnya setelah pilot Ukraina tersebut tewas dalam pertempuran.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Seorang bayi laki-laki berusia dua bulan dibawa ke peti mati ayahnya setelah pilot Ukraina tersebut tewas dalam pertempuran.
Bayi itu digendong oleh kakeknya yang terus menangis di depan peti putranya.
Adegan pilu ini menjadi tragedi simbolis dari dampak menghancurkan perang Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina.

Baca juga: Cibir Zelensky yang Minta Bertemu Langsung dengan Putin, Pejabat Rusia Sebut Hanya Akting
Baca juga: Duga Zelensky Dihasut Barat, Rusia Sebut Ukraina yang Kerap Serukan Perdamaian Kini Tolak Berdialog
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Senin (23/5/2022), Kapten pilot Serhiy Parkhomenko (25), dari kota Vinnytsia, Ukraina, tewas saat bertempur di wilayah Zaporizhzhia di Ukraina timur.
Putranya yang berusia dua bulan, terlalu muda untuk menyadari bahwa ayahnya tidak akan pernah pulang.
Bayi tersebut dibawa ke pemakaman ayahnya di Vinnytsia oleh seorang pria yang diyakini sebagai kakeknya atau ayah Parkhomenko.
Rekaman menunjukkan bayi tersebut dibawa ke hadapan peti mati sang ayah yang dibungkus dengan bendera nasional biru dan kuning.
Sebuah foto memilukan menunjukkan bayi yang mengenakan babygrow kecil dan topi biru, diangkat di samping potret ayahnya yang tidak akan pernah dia temui.
Puluhan kerabat Parkhomenko dan tentara Ukraina menghadiri pemakaman dan meletakkan mawar merah dan putih di peti matinya.
Sebelum upacara pemakaman, dua jet tempur Su-27 Ukraina yang sedang bertugas di wilayah tersebut, meraung di atas rumah duka untuk memberi penghormatan kepada rekan mereka yang gugur.
Komandan Angkatan Udara Ukraina Letnan Jenderal Mykola Oleshchuk mengatakan selama pemakaman bahwa Parkhomenko meninggal sebagai pahlawan pada 14 Mei.
"Bersama dengan rekan-rekannya, dia mengembangkan pendekatan baru dalam taktik penerbangan dalam peperangan modern. Dia adalah jiwa dari unit penerbangan, komandan-pemimpin, yang memimpin unitnya ke dalam pertempuran," kata Oleshchuk.
Menurut Army Inform, sebuah badan Kementerian Pertahanan Ukraina, Parkhomenko secara anumerta dianugerahi Ordo Bohdan Khmelnytsky.
Penghargaan ini diberikan atas perjuangannya yang luar biasa dalam membela kedaulatan negara dan keamanan negara selama invasi Rusia ke Ukraina.
"Saya secara pribadi menyampaikan belasungkawa terdalam saya atas kehilangan yang berat dan tidak dapat diperbaiki," kata Oleshchuk saat berbicara langsung kepada kerabat Parkhomenko.
"Kenangan tentang perwira pemberani, seorang patriot sejati negaranya, Kapten Serhiy Parkhomenko, yang secara sadar memilih cara terhormat untuk membela Tanah Air di masa-masa sulit bagi Ukraina, akan selamanya tetap di hati kita."
"Kemuliaan abadi bagi para Pahlawan yang jatuh. Kemuliaan bagi Ukraina."
Diketahui, Parkhomenko yang lahir di kota Kharkiv dari keluarga penerbang militer, telah bermimpi menjadi pilot sejak usia muda.
Pada saat ayahnya melakukan misi tempur di udara pada tahun 2014, Parkhomenko memasuki fakultas penerbangan Universitas Nasional Angkatan Udara Ivan Kozhedub Kharkiv.
Ia lulus sebagai pilot pada 2019.
Selama waktunya di angkatan udara, Parkhomenko membuat 38 serangan mendadak dalam kondisi sulit melawan pertahanan udara musuh dan pesawat tempur.
Ia tercatat telah menghancurkan lebih dari 20 tank musuh, lebih dari 50 kendaraan tempur lapis baja, 55 kendaraan, 20 tangki bahan bakar dan beberapa ratus tentara.
Baca juga: Zelensky Tahan Tangis Bertemu Warga Bucha, Dicurhati Kekejaman Rusia hingga Disanjung Rakyat Ukraina
Baca juga: Temukan Istri hingga Anaknya Dibom di Rumah, Polisi Ukraina: Saya Menangis ketika Melihat Polina
Lihat tayangan selengkapnya:
Pria Ukraina Kehilangan Istri dan Anaknya
Kisah pilu dialami oleh seorang ayah sekaligus suami di Kota Odesa, Ukraina.
Pada Sabtu (23/4/2022), pria bernama Yuriy Glodan kehilangan dua orang yang ia sayangi yakni istri dan anaknya hingga ibu mertuanya.
Ketiga korban tewas akibat serangan misil pasukan militer Rusia.
Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, saat serangan terjadi Yuriy kebetulan tengah pergi berbelanja di sebuah toko.
Sepulangnya dari toko, ia menemukan tempat tinggalnya sudah dalam kondisi hancur.
Polisi ramai berkerumun di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
Yuriy spontan berteriak kepada para polisi tersebut agar ia diperbolehkan masuk ke TKP.
Sesampainya di dalam, Yuriy pertama menemukan jasad istri dan ibu mertuanya.
Kemudian ia menemukan jasad bayinya yang berusia tiga bulan.
Pada Minggu (25/4/2022) Yuriy diketahui kembali mendatangi TKP.
Di sana ia mengambil barang-barang mulai dari album foto, barang koleksi istri, hingga kertas berisi catatan sang istri.
"Jika saya tinggalkan benda-benda ini, itu akan menjadi sampah dan orang akan membuangnya," ujar Yuriy.
"Saya ingin menyimpannya sebagai kenang-kenangan."
Yuriy bercerita, ia sudah sembilan tahun menikahi istrinya yakni Valeria.
Semasa hidupnya Valeria bekerja sebagai staf public relation dan merupakan pribadi yang supel.
"Dia seorang ibu yang hebat, teman yang baik. Mustahil bagi saya untuk menemukan orang lain seperti Valeria. Dia begitu sempurna. Seseorang seperti itu hanya diberikan kepada Anda sekali seumur hidup dan itu adalah hadiah dari Tuhan," ujar Yuriy.
Yuriy bercerita, istrinya begitu bahagia ketika mereka memiliki seorang bayi.
Kepada tim wartawan bbc, Yuriy menunjukkan foto-foto istri dan bayinya.
"Kami begitu bahagia ketika dia lahir," kata Yuriy.
"Berat bagi saya untuk menghadapi realita kini istri dan anak saya tidak ada lagi di sini. Seluruh dunia saya kemarin diruntuhkan oleh misil Rusia," sambungnya.
Yuriy ingin dunia mengetahui apa yang menimpa dirinya dan keluarganya.
"Saya harap cerita kami membantu menghentikan perang ini," kata dia. (TribunWow.com/Via/Anung)