Konflik Rusia Vs Ukraina
Misteri Keberadaan Jenderal Kanada di Mariupol, Diduga Terlibat Skandal hingga Jadi Tawanan Rusia
Sejak akhir April 2022, informasi tentang penahanan jenderal senior Kanada Trevor Cadieux di Azovstal, Mariupol telah beredar di Internet.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Sejak akhir April 2022, informasi tentang penahanan jenderal senior Kanada Trevor Cadieux di Azovstal, Mariupol telah beredar di Internet.
Sayangnya, tidak ada informasi yang pasti tentang hal ini saat ini.
Baik otoritas Rusia, Ukraina maupun NATO, belum secara resmi melaporkannya.
Namun demikian, ada bukti yang cukup serius untuk mendukung informasi ini.

Baca juga: Penuturan Pertama Komandan Ukraina setelah Menyerahkan Diri ke Rusia, Akui Ada Tentara Asing
Baca juga: Cibir Tentara Ukraina yang Menyerah ke Rusia di Mariupol, Kadyrov: Mengapa Tidak Mati Saja?
Dilansir TribunWow.com dari Southfront.org, Minggu (22/5/2022), sosok Jenderal Trevor Cadieux dari Angkatan Bersenjata Kanada merupakan senior dibidang militer dengan catatan layanan yang panjang.
Ia lulus dari Royal Military College of Canada pada tahun 1995 dan bergabung dengan Divisi Strathcona Reguler dan Cadangan Kanada ke-3.
Pada tahun 1997, ia berpartisipasi dalam operasi tempur di Bosnia, dan pada tahun 2002, ia bertugas di Kandahar.
Dia kemudian memimpin sekelompok pasukan di Yordania, dan pada tahun 2017, ia menjadi kepala Divisi Kanada ke-3.
Warga Ottawa melaporkan bahwa Cadieux seharusnya mengambil alih komando Angkatan Darat Kanada September lalu, tetapi dibatalkan setelah ia diduga terlibat skandal kekerasan seksual.
"Media Kanada melaporkan bahwa 'mantan' komandan Angkatan Darat Letnan Jenderal Trevor Cadieux berada di Ukraina, telah absen sejak Februari. Ada spekulasi bahwa dia mungkin dikepung di Mariupol," bunyi laporan saluran Ukraina.ru pada 24 April.
Cadieux dikabarkan muncul di wilayah Ukraina, dan kemudian tiba-tiba menghilang dari pandangan.
Dia tidak berada di Kiev dan tidak terdaftar di antara orang mati.
Terakhir, jenderal NATO itu disebut berada di katakombe pabrik Azovstal di Mariupol bersama dengan pasukan Azov dan beberapa ratus tentara bayaran asing.
Selain itu, ada informasi bahwa sang jenderal adalah penanggung jawab Laboratorium Biologi No. 1, di mana mereka diduga bekerja dengan virus mematikan.
Namun setelah Mariupol dikuasai Rusia, Cadieux kini dilaporkan sudah berada di Moskow, di mana dia akan diadili.
Karyawan Azovstal Natalia Usmanova yang telah mengungsi, mengatakan bahwa militer Ukraina berbicara tentang jenderal di bunker pabrik.
"Militer datang dan mengatakan bahwa mereka memiliki 'seorang jenderal, tentara bayaran asing, duduk di suatu tempat di bunker dan dia secara pribadi berhubungan dengan Zelensky," beber Usmanova.
Pada 28 April, juru bicara Milisi Rakyat DPR Eduard Basurin menyatakan bahwa seorang pensiunan jenderal Angkatan Darat Kanada mungkin hadir di Azovstal.
Sementara itu, pada 4 Mei 2022, dilaporkan bahwa Cadieux ditangkap ketika mencoba melarikan diri melalui saluran pembuangan dari pabrik Azovstal di Mariupol, Ukraina.
Mengenai kabari ini, analis politik Aleksandr Asafov menilai pihak NATO akan bungkam soal keterlibatan Cadieux.
“Stoltenberg, Psaki, Biden, dan banyak lainnya telah mengatakan tidak ada kontingen NATO yang ada atau dapat berada di sana (Ukraina), dan mereka tidak akan pernah terlibat dalam pertempuran," tutur Asafov.
"Namun kenyataannya, itu semua dilakukan sesuai pola Suriah, ketika tidak ada militer Amerika, tetapi ada spesialis militer Amerika. Seringkali ini orang yang sama. Tidak ada militer, tetapi ada spesialis, pensiunan, yang bertindak untuk Blackwater dan beberapa kontraktor militer barat lainnya."
"Bagaimana dia berakhir di sana? Mengapa dia ada di sana? Bagaimana dia bisa berakhir di katakombe Azovstal? Jawaban semua pertanyaan ini lebih baik disembunyikan," pungkasnya.
Baca juga: Sudah Tunjuk Penerus, Putin Disebut Intelijen Inggris akan Segera Dilarikan ke Sanatorium
Baca juga: Setelah Dievakuasi, 900 Prajurit Ukraina dari Mariupol akan Dikirim ke Penjara Koloni Rusia
Rusia Deklarasikan Kemenangan di Mariupol
Rusia telah menyatakan kemenangan di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina, setelah melakukan pertempuran selama berbulan-bulan.
Menurut pejabat Moskow, para pejuang terakhir yang mempertahankan pabrik baja Azovstal di kota itu kini telah menyerah.
Disebutkan jumlah total sebanyak 2.439 pejuang Ukraina kini telah dievakuasi dalam beberapa hari terakhir.
Dilansir TribunWow.com dari BBC, Jumat (20/5/2022), selama berbulan-bulan pasukan Ukraina telah bersembunyi di kompleks Azovtal untuk mencegah Rusia membangun kendali penuh atas Mariupol.
Namun evakuasi pada hari Jumat itu menandai akhir dari pengepungan dahsyat tersebut, dengan Mariupol sekarang dalam kondisi benar-benar hancur.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kota dan pabrik baja Mariupol sekarang secara total sudah dibebaskan setelah 531 tentara Ukraina meninggalkan lokasi dalam sehari.
"Fasilitas bawah tanah pabrik, tempat para militan bersembunyi, berada di bawah kendali penuh angkatan bersenjata Rusia," tutur Kementerian Pertahanan Rusia.
Hal ini dikonfirmasi oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang mengatakan para tentara pertahanan terakhir yang tersisa di situs itu telah diberi izin untuk pergi.
"Hari ini pasukan itu menerima sinyal yang jelas dari komando militer bahwa mereka bisa keluar dan menyelamatkan nyawa mereka," katanya kepada saluran televisi Ukraina pada Jumat pagi.
Diketahui, selama berminggu-minggu situs Azovstal telah dikepung sepenuhnya oleh pasukan Rusia.
Kompleks seluas empat mil persegi adalah labirin terowongan yang dirancang untuk bertahan dari perang nuklir.
Namun, pasukan Rusia memblokir semua bantuan kemanusiaan masuk, membombardir dari udara dan menuntut pembela yang tersisa meletakkan senjata mereka.
Banyak dari mereka yang terjebak di dalam adalah warga sipil, termasuk wanita, anak-anak dan orang tua.
Awal bulan ini mereka benar-benar dievakuasi setelah negosiasi melelahkan yang dikoordinasikan oleh PBB dan Palang Merah yang berlangsung selama berminggu-minggu.
Tetapi penolakan terus-menerus dari para pembela Ukraina untuk menyerah membuat Rusia tidak dapat menguasai kendali penuh atas kota pelabuhan yang strategis itu.
Bagi banyak orang Ukraina, peristiwa ini juga mengubah para pembela Azovstal menjadi pahlawan nasional yang melambangkan perlawanan keras kepala negara itu.
Ratusan tentara yang bersembunyi di dalamnya termasuk marinir, Garda Nasional (termasuk resimen Azov), penjaga perbatasan, polisi, dan unit pertahanan teritorial.
Bersembunyi dengan persediaan makanan yang berkurang dan tidak ada air, mereka tinggal selama berminggu-minggu di bunker dan terowongan bawah tanah tanpa melihat siang hari.
Komandan mereka mengatakan semua pasukan yang terluka sekarang telah dibawa pergi dengan bus dan ambulans Rusia.(TribunWow.com/Via)