Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Jor-joran Kirim Bantuan Militer, Joe Biden Pertama Kali Tolak Permintaan Ukraina untuk Senjata Ini

Pejabat Ukraina kabarnya dibuat semakin frustrasi dengan penolakan pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
AFP / Sergei SUPINSKY
Bantuan senjata anti tank javelin tipe FGM-148 yang dikirimkan AS untuk tentara Ukraina. Terbaru, AS tolak kirim senjata khusus untuk Ukraina, Kamis (19/5/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Pejabat Ukraina kabarnya dibuat semakin frustrasi dengan penolakan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Meski memberi berbagai jenis bantuan militer, Joe Biden rupanya enggan menyediakan sistem roket jarak jauh buatan AS.

Padahal menurut Kyiv, senjata itu sangat penting untuk mengalahkan Rusia dalam duel artileri berat yang berkecamuk di Donbas.

Presiden AS Joe Biden kembali mengumumkan akan memberikan bantuan militer untuk Ukraina dalam upaya menghadapi serangan Rusia, Jumat (22/4/2022).
Presiden AS Joe Biden kembali mengumumkan akan memberikan bantuan militer untuk Ukraina dalam upaya menghadapi serangan Rusia, Jumat (22/4/2022). (Capture Video Reuters)

Baca juga: Sebut Putin Berbau Aneh, Mantan Penasihat Donald Trump Ungkap Kejanggalan saat Hadiri Pertemuan

Baca juga: Setelah Dievakuasi, 900 Prajurit Ukraina dari Mariupol akan Dikirim ke Penjara Koloni Rusia

Dilansir TribunWow.com dari Politico, Kamis (19/5/2022), pejabat pemerintah Ukraina telah memohon kepada AS selama berbulan-bulan untuk mengirim Multiple Launch Rocket System, atau MLRS.

Tetapi tiga orang sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan Gedung Putih khawatir senjata itu dapat digunakan untuk melancarkan serangan di wilayah Rusia.

Alih-alih mendatangkan keuntukan, insiden itu justu akan memperluas dan memperpanjang konflik.

“Ada momentum di Ramstein, tetapi tampaknya telah mendingin," kata seorang staf kongres yang mengetahui diskusi bulan lalu di Jerman, di mana 40 negara berkumpul untuk membahas langkah selanjutnya dalam mempersenjatai Ukraina.

"Pasti ada frustrasi yang menumpuk di Kyiv," imbuhnya.

Senjata itu telah menjadi permintaan utama Ukraina selama berbulan-bulan.

Sementara para pemimpin militer dan sipil di Kyiv telah mengajukan proposal mereka kepada rekan-rekan Amerika mereka secara langsung pada beberapa kesempatan.

Seorang pejabat pemerintahan Biden yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, membahas pertimbangan internal bahwa kedua negara tetap dalam diskusi aktif tentang senjata itu.

Tetapi bahkan dengan bantuan militer senilai $3,8 miliar yang telah dikirim AS ke Ukraina sejak invasi, tidak semua yang diminta Kyiv dapat dikirim dengan cepat.

"Kita harus membuat keputusan tentang sistem senjata apa yang memberikan keuntungan terbesar, dengan uang yang diberikan Kongres untuk upaya Ukraina," kata pejabat itu.

AS diam-diam telah menyediakan sistem roket peluncuran ganda era Soviet ke Ukraina selama beberapa bulan terakhir.

Tetapi kekhawatiran tetap ada di Gedung Putih bahwa pengiriman sistem peluncur roket atau Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi, dapat dilihat sebagai eskalasi oleh Kremlin.

Hal ini mengingat jangkauan senjata itu yang lebih jauh dan kekuatan destruktif yang lebih besar daripada artileri tradisional seperti howitzer, atau peluncur roket Soviet yang lebih tua.

Sistem Roket Peluncuran Ganda M270 pertama kali diproduksi untuk Angkatan Darat AS pada tahun 1983.

Sistem ini dirancang khusus untuk menembakkan 12 roket dengan cepat dan meluncur dengan cepat untuk memuat ulang sebelum artileri Soviet memusatkan perhatian.

Hingga saat ini, peluncur roket tersebut masih digunakan oleh lebih dari selusin negara.

Tergantung pada amunisi yang digunakan, jangkauannya umumnya membentang dari 20 mil hingga 40 mil, dengan roket paling canggih mampu menempuh jarak lebih dari 100 mil.

Baca juga: Seperti di Irak dan Suriah, AS Diam- diam Bentuk Tim Khusus untuk Perang Ukraina, Apa Tujuannya?

Baca juga: Bukan demi Ukraina, Eks Presiden Rusia Bongkar Tujuan AS Kirim Bantuan hingga Rp 581 Triliun

AS Beri Paket Bantuan Rp 581 Triliun untuk Ukraina

Kongres Dewan Pemerintah Amerika Serikat telah menyetujui paket bantuan senilai $ 40 miliar (Rp 581 triliun) untuk Ukraina.

Paket itu didukung oleh setiap pemilih Demokrat dan hampir tiga dari empat Republikan.

Adapun pendanaan tersebut disetujui setelah proposal terkait diajukan oleh Presiden AS Joe Biden dua minggu lalu.

Diketahui, pendanaan baru ini bernilai $7 miliar (Rp 101 triliun) lebih banyak dari permintaan Biden yang hanya $ 33 miliar (Rp 480 triliun).

Bantuan ini terdiri dari dukungan untuk militer dan ekonomi Ukraina, membantu sekutu regional, mengisi kembali senjata yang telah dikirim Pentagon ke luar negeri.

Selain itu juga menyediakan $ 5 miliar (Rp 72,6 triliun) untuk mengatasi kekurangan pangan global yang disebabkan oleh perang yang melumpuhkan produksi Ukraina.

Kabar ini diumumkan oleh Bill Pascrell, Dewan Perwakilan AS yang mewakili Distrik ke-9 New Jersey, melalui akun Twitter pribadinya, Rabu (11/5/2022).

"Kami baru saja menyetujui paket besar bantuan baru untuk Ukraina untuk membantu mereka mengalahkan penjajah Rusia. Setiap Dem memilih untuk membantu sekutu kita. Lebih dari seperempat kaukus republik memilih untuk menolak," tulis @BillPascrell dilansir TribunWow.com.

Diperlihatkan bahwa Partai Demokrat yang terdiri dari 219 perwakilan menyetujui usulan tersebut seluruhnya.

Sementara itu, 149 anggota partai Republikan setuju dan 57 anggota lainnya menolak.

Adapun undang-undang baru ini membuat dukungan Amerika untuk Ukraina secara total mencapai hampir $ 54 miliar (Rp 784 triliun), termasuk $13,6 miliar (Rp 200 triliun) yang diberlakukan pada bulan Maret.

Senat tampaknya pasti akan menyetujui undang-undang tersebut tetapi tidak jelas kapan undang-undang itu akan diberlakukan sementara beberapa perubahan mungkin terjadi.

Tak hanya Amerika, Inggris juga menambah pasokan bantuan militer untuk Ukraina sebesar £ 1.3 miliar (sekitar Rp 23 triliun).

Dilansir TribunWow.com dari Sky News, Minggu (8/5/2022), bantuan Inggris untuk pasukan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky adalah tingkat pengeluaran militer Inggris tertinggi untuk konflik sejak puncak pertempuran di Irak dan Afghanistan.

£ 1.3 miliar, diambil dari cadangan Inggris, termasuk £ 300 juta perlengkapan militer yang dijanjikan oleh Predana Menteri Inggris Boris Johnson awal pekan ini.

Johnson, Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin dari negara-negara G7 lainnya akan mengadakan pembicaraan dengan Zelensky pada hari Minggu untuk membahas dukungan tambahan yang ditawarkan.

Adapun perlengkapan militer yang dijanjikan oleh Johnson termasuk sistem radar anti-baterai untuk menargetkan artileri Rusia, peralatan pengacau GPS, dan perangkat penglihatan malam.

Johnson akan menjadi tuan rumah pertemuan perusahaan senjata akhir bulan ini untuk membahas peningkatan produksi dalam menanggapi permintaan yang diciptakan oleh konflik di Ukraina.

Para pejabat mengatakan pengumuman itu akan membantu mendukung industri senjata Inggris, yang dapat mengambil manfaat dari peralihan global dari ketergantungan pada peralatan dari Rusia yang terkena sanksi Vladimir Putin.

"Serangan brutal Putin tidak hanya menyebabkan kehancuran yang tak terhitung di Ukraina, tetapi juga mengancam perdamaian dan keamanan di seluruh Eropa," kata Boris Johnson.

Pendanaan datang di atas komitmen sebelumnya senilai sekitar £1,5 miliar, termasuk £ 400 juta dalam bantuan kemanusiaan dan jaminan pinjaman untuk £ 700 juta dalam tambahan pinjaman Bank Dunia.(TribunWow.om/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyJoe BidenAmerika Serikat
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved