Konflik Rusia Vs Ukraina
Habiskan Waktu Menggambar Monster, Anak Terakhir di Desa Ukraina Tinggal di Bawah Reruntuhan
Penduduk desa Kutuzivka, dekat kota Kharkiv, di timur laut Ukraina harus bertahan di tengah keterbatasan setelah serangan tentara Rusia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Rompi pelindung yang ditinggalkan, helm, pembalut luka dan piring polenta yang setengah dimakan yang berserakan di markas besar Rusia di pusat komunitas desa menunjukkan bahwa mereka pergi tergesa-gesa.
Baca juga: Akhirnya Akui Kekalahan Putin, Analis Rusia Ungkap Keunggulan Ukraina di Siaran TV Pemerintah
Baca juga: Dieksekusi Tentara Rusia Bersama 2 Saudaranya, Pria Ukraina Selamat seusai Dikubur Hidup-hidup
Pengungsi Terakhir Pabrik Baja Mariupol
Warga sipil terakhir yang diselamatkan dari kompleks pabrik baja Azovstal, Mariupol berhasil selamat sampai di wilayah yang dikuasai Ukraina.
Rombongan itu tiba pada Minggu, (8/5/2022) malam, setelah dievakuasi sehari sebelumnya.
Konvoi delapan bus itu tiba di kota tenggara Zaporizhzhia setelah gelap, dengan membawa sekitar 170 pengungsi.
Diperkirakan ada sekitar 51 warga sipil yang diselamatkan dari kompleks Azovstal, dan sekitar 120 lainnya berada di titik penjemputan di pusat perbelanjaan yang hancur.

Perjalanan lebih dari 200 kilometer memakan waktu dua hari, karena konvoi bus ditahan selama berjam-jam di pos pemeriksaan Rusia dan penduduk yang lapar dan lelah di dalam diinterogasi.
Seoranng pengungsi bernama Natalia, mengaku telah pasrah dan mengira tak akan bisa keluar hidup-hidup dari pabrik Azovtal yang dikepung Rusia.
"Saya tidak berpikir kami akan berhasil keluar hidup-hidup, jadi saya tidak punya rencana untuk masa depan saya," kata Natalia dilansir TribunWow.com dari The Guardian, Senin (9/5/2022).
Ia bekerja di pabrik Azovstal sepanjang masa dewasanya dan kemudian berlindung selama lebih dari dua bulan di bunker.
Dia telah melarikan diri dengan sedikit lebih dari koleksi gambar yang dibuat oleh anak-anak di tempat penampungan mereka.
Dia telah mengorganisir kompetisi menggambar dan menyimpan gambar-gambar itu untuk diingat.
"Aku tidak akan menyerah bahkan jika mereka menembakku," tegasnya.
Sekitar 36 jam kemudian, kelompok itu turun perlahan dari bus hingga larut malam, dan menikmati makanan panas yang disiapkan di tenda pendaftaran.
Penampungan sementara itu juga memiliki pakaian dan mainan, karena kebanyakan orang melarikan diri hanya dengan beberapa tas.