Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

260 Tentara Ukraina Berhasil Dievakuasi dari Pabrik Baja Mariupol, Ini Tawaran yang Disetujui Rusia

Ukraina berhasil membebaskan ratusan tentaranya yang terjebak di pabrik baja Azovtal, Mariupol.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
Website azovstal.metinvestholding.com/ru
Penampakan kompleks pabrik baja Azovtal yang terletak di wilayah kota Mariupol, Ukraina. Terbaru, sejumlah tentara Ukraina berhasil dikeluarkan dari pabrik baja Azovtal, Senin (16/5/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Ukraina berhasil membebaskan ratusan tentaranya yang terjebak di pabrik baja Azovtal, Mariupol.

Setelah dikepung Rusia selama berminggu-minggu, lebih dari 260 tentara Ukraina telah dievakuasi.

Adapun pembebasan tersebut berhasil dilakukan dengan syarat adanya pertukaran tahanan.

Svyatoslav Palamar, dari resimen Azov yang kontroversial, menuturkan kondisi pertahanan terakhir di Mariupol yang dikepung Rusia, Jumat (22/4/2022).
Svyatoslav Palamar, dari resimen Azov yang kontroversial, menuturkan kondisi pertahanan terakhir di Mariupol yang dikepung Rusia, Jumat (22/4/2022). (Capture Video BBC)

Baca juga: Merasa Ditipu Pemerintah, Komandan Ukraina di Mariupol Menyerah ke Rusia, Sebut Ditinggal untuk Mati

Baca juga: 3 Kesaksian Warga Mariupol, Ditelanjangi hingga Lihat Rasa Malu di Mata Tentara Rusia

Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Senin (16/5/2022), Anna Malyar, wakil menteri pertahanan Ukraina, mengatakan bahwa 53 pejuang yang terluka parah dibawa dari pabrik baja Azovstal ke sebuah rumah sakit di Novoazovsk.

Sementara, 211 pejuang tambahan dievakuasi ke Olenivka melalui koridor kemanusiaan.

Ia menambahkan bahwa sebuah pertukaran akan dilakukan untuk kepulangan mereka.

Malyar mengatakan bahwa misi sedang dilakukan untuk menyelamatkan pejuang yang tersisa di dalam pabrik baja Azovstal, benteng perlawanan terakhir di Mariupol.

“Berkat para pembela Mariupol, Ukraina mendapatkan waktu yang sangat penting,” kata Malyar.

"Dan mereka memenuhi semua tugas mereka. Tetapi tidak mungkin untuk membuka blokir Azovstal dengan cara militer."

Azovstal telah menjadi simbol perlawanan Ukraina terhadap invasi berkelanjutan Rusia ke negara itu.

Sekitar 600 tentara diyakini berada di dalam pabrik, di mana mereka terus bertempur bahkan setelah seluruh kota jatuh ke tangan pasukan Rusia.

"Kami berharap bahwa kami akan dapat menyelamatkan nyawa orang-orang kami," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam sebuah pidato pada Senin malam.

"Ada yang terluka parah di antara mereka. Mereka menerima perawatan. Ukraina membutuhkan pahlawan Ukraina hidup-hidup."

Hoda Abdel-Hamid dari Al Jazeera, melaporkan dari Odesa, mengatakan sebuah sumber mengindikasikan bahwa sejumlah anggota resimen Azov sayap kanan telah memutuskan untuk menyerah, tetapi belum ada konfirmasi resmi.

"Dalam beberapa hari terakhir, kami telah mendengar dari Presiden Zelensky dan dari pejabat senior lainnya di sini bahwa ini adalah negosiasi yang sangat sulit," kata Abdel-Hamid.

Resimen Ukraina di pabrik baja mengatakan pihaknya memenuhi perintah untuk menyelamatkan nyawa tentara dengan mengevakuasi mereka.

"Untuk menyelamatkan nyawa, seluruh garnisun Mariupol menerapkan keputusan yang disetujui dari Komando Militer Tertinggi dan mengharapkan dukungan dari rakyat Ukraina," kata resimen Azov dalam sebuah posting media sosial.

Dikatakan pasukannya di Mariupol telah bertahan selama 82 hari, mengulur waktu untuk memerangi pasukan Rusia.

Penyelamatan dilakukan beberapa jam setelah Rusia mengatakan telah setuju untuk mengevakuasi tentara Ukraina yang terluka ke fasilitas medis di Novoazovsk.

"Kesepakatan telah dicapai tentang pemindahan yang terluka," kata kementerian pertahanan negara itu pada hari Senin (16/5/2022).

"Sebuah koridor kemanusiaan telah dibuka di mana prajurit Ukraina yang terluka dibawa ke fasilitas medis di Novoazovsk."

Baca juga: VIDEO Serangan Rusia ke Mariupol, Jatuhkan Bom Fosfor & Artileri ke Pabrik Baja Azovstal Ukraina

Baca juga: Sebut Elon Musk Manusia Super, Komandan Ukraina Minta Bantuan agar Lolos Kepungan Rusia di Mariupol

Zelensky Gunakan Sosok Berpengaruh untuk Negosiasi

Meski warga sipil telah berhasil dievakuasi, masih ada kombatan yang sampai saat ini terjebak dan tak bisa keluar dari kompleks pabrik baja Azovstal di Kota Mariupol, Ukraina.

Para kombatan ini diketahui tidak akan mau menyerah ke Rusia, namun di saat yang sama mereka meminta bantuan kepada pemerintah Ukraina dan negara-negara lain agar dibantu dievakuasi.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengaku tengah melakukan negosiasi dengan Rusia terkait nasib mereka yang masih terjebak di Azovstal.

Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, informasi ini disampaikan oleh Zelensky dalam konferensi pers rutin pada Jumat (13/5/2022) malam.

Zelensky menyebut banyak kombatan yang harus segera dievakuasi karena mengalami luka.

Menurut Zelensky negosiasi berlangsung kompleks untuk mengevakuasi para kombatan dan tenaga medis dari Azovstal.

"Kami melakukan semuanya untuk mengevakuasi seluruh prajurit kita," kata Zelensky.

Zelensky juga menginfokan Ukraina menggunakan sosok berpengaruh sebagai perantara dalam negosiasi dengan Rusia.

Namun tidak dijelaskan siapa sosok berpengaruh yang dimaksud oleh Zelensky.

Sebelumnya, warga sipil terakhir yang diselamatkan dari kompleks pabrik baja Azovstal, Mariupol berhasil selamat sampai di wilayah yang dikuasai Ukraina.

Rombongan itu tiba pada Minggu, (8/5/2022) malam, setelah dievakuasi sehari sebelumnya.

Konvoi delapan bus itu tiba di kota tenggara Zaporizhzhia setelah gelap, dengan membawa sekitar 170 pengungsi.

Diperkirakan ada sekitar 51 warga sipil yang diselamatkan dari kompleks Azovstal, dan sekitar 120 lainnya berada di titik penjemputan di pusat perbelanjaan yang hancur.

Perjalanan lebih dari 200 kilometer memakan waktu dua hari, karena konvoi bus ditahan selama berjam-jam di pos pemeriksaan Rusia dan penduduk yang lapar dan lelah di dalam diinterogasi.

Seoranng pengungsi bernama Natalia, mengaku telah pasrah dan mengira tak akan bisa keluar hidup-hidup dari pabrik Azovtal yang dikepung Rusia.

"Saya tidak berpikir kami akan berhasil keluar hidup-hidup, jadi saya tidak punya rencana untuk masa depan saya," kata Natalia dilansir TribunWow.com dari The Guardian, Senin (9/5/2022).

Ia bekerja di pabrik Azovstal sepanjang masa dewasanya dan kemudian berlindung selama lebih dari dua bulan di bunker.

Dia telah melarikan diri dengan sedikit lebih dari koleksi gambar yang dibuat oleh anak-anak di tempat penampungan mereka.

Dia telah mengorganisir kompetisi menggambar dan menyimpan gambar-gambar itu untuk diingat.

"Aku tidak akan menyerah bahkan jika mereka menembakku," tegasnya.

Sekitar 36 jam kemudian, kelompok itu turun perlahan dari bus hingga larut malam, dan menikmati makanan panas yang disiapkan di tenda pendaftaran.

Penampungan sementara itu juga memiliki pakaian dan mainan, karena kebanyakan orang melarikan diri hanya dengan beberapa tas.

"Ini adalah angin segar berada di tanah yang dikuasai Ukraina," ucap Tatiana, yang melarikan diri bersama putri dan cucunya.

Banyak anak-anak dan orang tua termasuk di antara para pendatang yang tampak kelelahan.

"Saya hanya ingin hidup dan memulai lagi, semua yang saya miliki ada di sini," kata Yegor Chekhonadsky sambil menunjuk sekelompok tas di kakinya.

Dia, istri dan dua putranya telah berlindung di Azovstal sejak awal Maret.

Kini mereka bisa bebas dari serangan dan ancaman sewaktu-waktu pasukan Rusia.

"Tentu saja saya sangat bahagia, dan senang berada di Ukraina," pungkasnya.(TribunWow.com/Via//Anung)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
RusiaUkrainaTentaraVladimir PutinVolodymyr ZelenskyMariupol
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved