Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Setelah Tembaki Warga Ukraina, Tentara Rusia Terekam CCTV Bermalas-malasan di Kantor Korban

Sejumlah tentara Rusia terekam kamera CCTV menembaki warga sipil di Ukraina seusai mengobrol dengan korban.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
BBC.com
Rekaman kamera CCTV menangkap momen tentara Rusia bersantai-santai seusai menembaki warga Ukraina. 

TRIBUNWOW.COM - Kantor berita BBC menerima sebuah rekaman kamera CCTV menampilkan aksi sejumlah tentara Rusia menembaki warga sipil di Ukraina.

Penembakan ini terjadi di kantor milik korban yang merupakan sebuah bengkel mobil di luar Kyiv/Kiev pada 16 Maret 2022 silam.

Kedua korban tewas seusai ditembak dari belakang setelah selesai mengobrol dengan para pelaku.

Rekaman kamera CCTV menangkap momen tentara Rusia menembaki warga sipil Ukraina.
Rekaman kamera CCTV menangkap momen tentara Rusia menembaki warga sipil Ukraina. (BBC.com)

Baca juga: Pemerintah Rusia Kembali Ingatkan Ancaman Putin untuk Mereka yang Berani Ikut Campur di Ukraina

Baca juga: Tembaki Lansia saat Korban Bersepeda, Ini Detail Kejahatan Perang Pertama Tentara Rusia yang Diadili

Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, seusai membunuh pelaku, tampak kedua pelaku menerobos masuk kek antor korban.

Di dalam sana, tampak para pelaku bermalas-malasan dan menikmati minuman milik korban.

Pada saat yang sama, dua tentara relawan Ukraina bernama Sasha dan Kostya berusaha menyelamatkan kedua korban.

Kala itu Sasha menyadari bahwa satu dari kedua korban yakni Leonid Oleksiyovych Plyats (68) sudah dalam kondisi sekarat.

"Kami berbicara dengannya lewat telepon, kami berusaha menenangkannya. Kami mengatakan kepadanya, tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja. Engkau akan bertahan hidup," ujar Sasha saat itu.

"Kami menjelaskan kami sedang dalam perjalanan."

Sasha mengaku, saat itu dirinya dan Kostya terpaksa menunggu TKP sepi sebab kalah senjata dan kalah jumlah.

Bahkan ketika ia mengevakuasi kedua jasad korban, dirinya dan Kostya harus bergerak secara sembunyi-sembunyi ketika tank Rusia lewat.

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, satu dari dua korban bahkan tampak sempat merokok setelah selesai mengobrol dengan kedua tentara Rusia tersebut.

Tak tampak ada rasa panik ataupun takut pada gerak-gerik kedua korban.

Tidak lama setelah pelaku dan korban berpisah, barulah penembakan terjadi.

Satu dari kedua korban langsung tewas di tempat.

Korban yang tewas seketika adalah pemilik bengkel tersebut.

Sementara itu sang penjaga bengkel seorang kakek bernama Leonid Oleksiyovych Plyats (68) justru sempat bertahan hidup beberapa saat setelah penembakan terjadi.

Dalam rekaman itu, Leonid terlihat berjalan pincang mencari pertolongan.

Pada akhirnya Leonid tewas karena kehabisan darah.

Putri Leonid yakni Yulia bersumpah pada suatu saat akan memperlihatkan video itu ke cucunya supaya tidak lupa aksi sadis yang dilakukan oleh tentara Rusia di Ukraina.

"Ayah saya seorang warga sipil, dia berusia 68 tahun, seorang pria tanpa senjata yang cinta damai," ungkap Yulia.

Di sisi lain, seorang tentara Rusia bernama Vadin Shyshimarin (21) adalah orang pertama yang diadili atas kejahatan perang di Ukraina sejak terjadinya konflik pada 24 Februari 2022 lalu.

Vadin diadili atas kasus pembunuhan seorang warga sipil berusia lanjut yang telah berumur 62 tahun.

Informasi ini disampaikan oleh Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova.

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, korban disebut ditembaki saat sedang bersepeda pada bulan Februari lalu, tepatnya empat hari setelah konflik terjadi.

Saat melakukan invasi, Vadin diketahui tergabung dalam sebuah pasukan tank.

Pada saat mengendarai tank tersebut, Vadin melakukan penembakan terhadap korban di bagian utara Desa Chupakhivka.

Venediktova tidak menjelaskan kapan persidangan Vadin akan dimulai.

Saat ini tentara Rusia yang bersangkutan sedang ditahan.

Venediktova pernah menyampaikan ada sekira delapan ribu kasus kejahatan perang yang terjadi di seluruh Ukraina.

Seluruh kasus tersebut adalah pembunuhan warga sipil yang dilakukan oleh tentara Rusia.

Venediktova juga sempat mengidentifikasi 10 tentara Rusia yang diduga terlibat dalam pembantaian warga sipil di Bucha. 

Citra Satelit Ungkap Kuburan Massal di Mariupol

Sementara itu, citra satelit menunjukkan gambaran sejumlah situs yang tampaknya merupakan pemakaman massal di Mariupol, Ukraina.

Pejabat setempat menuding Rusia telah menyembunyikan bukti kejahatan perang dengan mengubur mayat warga sipil yang terbunuh.

Hal ini dilakukan setelah viralnya kondisi di Bucha dan sekitarnya yang membuat Rusia makin dikecam.

Dilansir TribunWow.com dari The Guardian, Kamis (21/4/2022), wali kota Mariupol, Vadym Boichenko, mengatakan truk Rusia telah mengumpulkan mayat dari jalan-jalan kota pelabuhan dan telah mengangkut mereka ke desa terdekat, Manhush.

Ia mengatakan pasukan Rusia diam-diam melemparkan jasad penduduk ke kuburan massal di sebuah lapangan.

"Para penyerang menyembunyikan bukti kejahatan mereka. Pemakaman ini terletak di dekat sebuah pompa bensin di sisi kiri jalan yang melingkar," ujar Boichenko.

"Rusia telah menggali parit besar, selebar 30 meter. Mereka membuang orang-orang ke situ."

Kemudian pada hari Kamis, perusahaan AS Maxar Technologies merilis gambar yang tampak seperti kuburan massal di daerah yang sama.

Maxar menerangkan situs itu telah diperluas dalam beberapa pekan terakhir untuk menampung lebih dari 200 kuburan baru.

Wali kota memperkirakan bahwa lebih dari 20.000 penduduk Mariupol telah tewas sejak pasukan Rusia mulai menyerang kota tersebut pada hari-hari awal invasi.

Sebagian besar mayat sekarang telah dipindahkan, dengan beberapa dibakar di krematorium bergerak.

Boichenko membantah klaim Putin bahwa kota itu telah diduduki oleh Rusia.

Dia mengatakan tentara Ukraina tetap bersembunyi di pabrik baja Azovstal di tepi kiri Mariupol, dengan antara 300 hingga 1.000 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.

"Kami tidak tahu persis jumlah warga sipil karena kami belum bisa mengeluarkan mereka. Kami membutuhkan satu hari gencatan senjata agar ini terjadi,"tutur Boichenko.

Warga sipil di Mariupol dikabarkan hidup dalam kondisi putus asa di jaringan terowongan bawah tanah, dan dikelilingi oleh pasukan Rusia.

Boichenko mengatakan bahwa sekitar 100 ribu orang tetap berada di daerah yang diduduki Rusia di Mariupol.

100 ribu lainnya berhasil melarikan diri, sebagian besar dengan mobil pribadi, sementara 40 ribu telah dideportasi secara paksa ke Rusia.

Ia menyebut penduduk yang lainnya ditahan di kamp filtrasi Rusia di luar kota.

"Orang-orang disiksa di kamp-kamp ini. Bukan hanya laki-laki tapi juga perempuan yang dipilih. Ini adalah ghetto yang mengerikan. Mereka mencari orang-orang yang berhubungan dengan kotamadya. Rusia menggunakan metode fasis yang sama yang digunakan oleh Nazi. Ini adalah Rusia yang fasis," ungkap Boichenko.

Wali kota mengatakan 80 orang berhasil keluar pada hari Rabu dengan empat bus dan berhasil menyeberang ke wilayah yang dikuasai pemerintah Ukraina.

Namun, tidak ada evakuasi yang terjadi pada hari Kamis, karena Rusia menembaki titik pertemuan di mana penduduk berkumpul. (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
UkrainaRusiaCCTVKyivMariupol
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved