Konflik Rusia Vs Ukraina
Kongres AS Setujui Rp 581 Triliun Paket Bantuan bagi Ukraina, Tak Hanya Digunakan untuk Hadapi Rusia
Kongres Dewan Pemerintah Amerika Serikat telah menyetujui paket bantuan senilai $ 40 miliar (Rp 581 triliun) untuk Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Kongres Dewan Pemerintah Amerika Serikat telah menyetujui paket bantuan senilai $ 40 miliar (Rp 581 triliun) untuk Ukraina.
Paket itu didukung oleh setiap pemilih Demokrat dan hampir tiga dari empat Republikan.
Adapun pendanaan tersebut disetujui setelah proposal terkait diajukan oleh Presiden AS Joe Biden dua minggu lalu.

Baca juga: VIDEO AS Siap Tambah Produksi Rudal untuk Bantu Ukraina Lawan Rusia, Target 4 Ribu Unit per Tahun
Baca juga: Stok Senjata 7 Tahun Habis untuk Ukraina, AS Kini Cari Cara untuk Atasi Potensi Taiwan Vs China
Diketahui, pendanaan baru ini bernilai $7 miliar (Rp 101 triliun) lebih banyak dari permintaan Biden yang hanya $ 33 miliar (Rp 480 triliun).
Bantuan ini terdiri dari dukungan untuk militer dan ekonomi Ukraina, membantu sekutu regional, mengisi kembali senjata yang telah dikirim Pentagon ke luar negeri.
Selain itu juga menyediakan $ 5 miliar (Rp 72,6 triliun) untuk mengatasi kekurangan pangan global yang disebabkan oleh perang yang melumpuhkan produksi Ukraina.
Kabar ini diumumkan oleh Bill Pascrell, Dewan Perwakilan AS yang mewakili Distrik ke-9 New Jersey, melalui akun Twitter pribadinya, Rabu (11/5/2022).
"Kami baru saja menyetujui paket besar bantuan baru untuk Ukraina untuk membantu mereka mengalahkan penjajah Rusia. Setiap Dem memilih untuk membantu sekutu kita. Lebih dari seperempat kaukus republik memilih untuk menolak," tulis @BillPascrell dilansir TribunWow.com.
Diperlihatkan bahwa Partai Demokrat yang terdiri dari 219 perwakilan menyetujui usulan tersebut seluruhnya.
Sementara itu, 149 anggota partai Republikan setuju dan 57 anggota lainnya menolak.
Adapun undang-undang baru ini membuat dukungan Amerika untuk Ukraina secara total mencapai hampir $ 54 miliar (Rp 784 triliun), termasuk $13,6 miliar (Rp 200 triliun) yang diberlakukan pada bulan Maret.
Senat tampaknya pasti akan menyetujui undang-undang tersebut tetapi tidak jelas kapan undang-undang itu akan diberlakukan sementara beberapa perubahan mungkin terjadi.
Tak hanya Amerika, Inggris juga menambah pasokan bantuan militer untuk Ukraina sebesar £ 1.3 miliar (sekitar Rp 23 triliun).
Dilansir TribunWow.com dari Sky News, Minggu (8/5/2022), bantuan Inggris untuk pasukan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky adalah tingkat pengeluaran militer Inggris tertinggi untuk konflik sejak puncak pertempuran di Irak dan Afghanistan.
£ 1.3 miliar, diambil dari cadangan Inggris, termasuk £ 300 juta perlengkapan militer yang dijanjikan oleh Predana Menteri Inggris Boris Johnson awal pekan ini.
Johnson, Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin dari negara-negara G7 lainnya akan mengadakan pembicaraan dengan Zelensky pada hari Minggu untuk membahas dukungan tambahan yang ditawarkan.
Adapun perlengkapan militer yang dijanjikan oleh Johnson termasuk sistem radar anti-baterai untuk menargetkan artileri Rusia, peralatan pengacau GPS, dan perangkat penglihatan malam.
Johnson akan menjadi tuan rumah pertemuan perusahaan senjata akhir bulan ini untuk membahas peningkatan produksi dalam menanggapi permintaan yang diciptakan oleh konflik di Ukraina.
Para pejabat mengatakan pengumuman itu akan membantu mendukung industri senjata Inggris, yang dapat mengambil manfaat dari peralihan global dari ketergantungan pada peralatan dari Rusia yang terkena sanksi Vladimir Putin.
"Serangan brutal Putin tidak hanya menyebabkan kehancuran yang tak terhitung di Ukraina, tetapi juga mengancam perdamaian dan keamanan di seluruh Eropa," kata Boris Johnson.
Pendanaan datang di atas komitmen sebelumnya senilai sekitar £1,5 miliar, termasuk £ 400 juta dalam bantuan kemanusiaan dan jaminan pinjaman untuk £ 700 juta dalam tambahan pinjaman Bank Dunia.
Baca juga: Senjata Bantuan AS Tak Berguna, Komandan Ukraina Sebut Sistem Anti Tank Javelin Tak Bisa Halau Rusia
Baca juga: Respons Rusia soal Bantuan Militer Joe Biden Rp 11 Triliun dan Kedatangan Menteri AS ke Ukraina
Kesepakatan Zelensky dan AS
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menerima kedatangan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahan AS Lloyd Austin di Kyiv, Minggu (24/4/2022).
Pertemuan tersebut digelar dengan agenda membahas bantuan militer untuk Ukraina agar dapat menghadapi Rusia.
Melalui perjumpaan tersebut, dijalin kesepakatan mengenai jumlah senjata dan rupa bantuan yang akan digelontorkan AS.
Melalui akun Instagramnya, Zelensky pun menyampaikan rasa terima kasihnya atas kedatangan dua pejabat tinggi AS dan bantuan mereka.
"Kunjungan delegasi pejabat tinggi AS ke Kyiv pada saat genting bagi negara Ukraina ini sangat berharga dan penting.
Kami berdiskusi dengan Menteri Luar Negeri Anthony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin (mengenai) bantuan pertahanan, penguatan sanksi terhadap Rusia, dukungan keuangan untuk Ukraina dan jaminan keamanan.
Terima kasih kepada Amerika Serikat atas bantuan Anda yang belum pernah terjadi sebelumnya!," tulis @zelenskiy_official, dilansir TribunWow.com, Senin (25/4/2022).
Dilansir Daily Mail, Senin (25/4/2022), selama pembicaraan di Kyiv, Blinken dan Austin mengatakan kepada Zelensky, bahwa AS akan menyediakan lebih dari $300 juta dalam pembiayaan militer.
Pihaknya juga telah menyetujui penjualan amunisi senilai $165 juta, sehingga total bantuan keamanan AS sejak invasi menjadi sekitar $3,7 miliar.
Lebih dari $400 juta juga akan dibagi di antara 15 negara lain di Eropa tengah dan timur serta Balkan.
"Ini akan memberikan dukungan untuk kemampuan yang dibutuhkan Ukraina, terutama pertarungan di Donbas," kata seorang pejabat AS.
"Bantuan ini juga akan menolong transisi angkatan bersenjata Ukraina ke sistem persenjataan dan pertahanan udara yang lebih maju, yang pada dasarnya merupakan sistem berkemampuan NATO."
Sebelumnya, ajudan Zelenskiy Igor Zhovkva, menerangkan pejabat Ukraina berencana untuk memberi tahu Blinken dan Austin tentang kebutuhan mendesak akan lebih banyak senjata.
Di antaranya termasuk sistem anti-rudal, sistem anti-pesawat, kendaraan lapis baja dan tank.
Tidak seperti bantuan sebelumnya, ini bukan sumbangan dari persediaan militer AS, melainkan uang tunai yang dapat digunakan negara-negara untuk membeli apa yang mungkin mereka butuhkan.
Para diplomat AS akan melanjutkan perjalanan sehari melintasi perbatasan ke Lviv dalam seminggu mendatang.
Sementara kata sumber dari departemen luar negeri, para pejabat mempercepat rencana untuk kembali ke misi Kyiv.
"Tidak ada pengganti untuk pertemuan tatap muka itu, dan tentu saja ada simbolisme untuk kembali ke negara itu," kata sumber yang memberi tahu wartawan di Polandia dengan syarat anonim.
Diplomat AS meninggalkan kedutaan Kyiv hampir dua minggu sebelum invasi 24 Februari, memindahkan beberapa fungsi ke kota barat Lviv sebelum akhirnya pindah ke Polandia.
Pejabat itu juga mengatakan Joe Biden pada Senin akan secara resmi mencalonkan Bridget Brink sebagai duta besar AS untuk Ukraina, sebuah jabatan yang kosong selama lebih dari dua tahun.
Brink, seorang perwira dinas luar negeri, telah menjadi duta besar AS untuk Slovakia sejak 2019 dan sebelumnya telah memegang tugas di Serbia, Siprus, Georgia dan Uzbekistan serta dengan dewan keamanan nasional Gedung Putih. (TribunWow.com/Via)