Konflik Rusia Vs Ukraina
Respons Rusia soal Bantuan Militer Joe Biden Rp 11 Triliun dan Kedatangan Menteri AS ke Ukraina
Rusia memberikan tanggapan keras terhadap bantuan militer yang dikirim Amerika Serikat ke Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Rusia memberikan tanggapan keras terhadap bantuan militer yang dikirim Amerika Serikat ke Ukraina.
Apalagi mengetahui bahwa paket dari Presiden AS Joe Biden itu bernilai hingga 800 juta USD atau sekitar Rp 11 triliun.
Bantuan tersebut dibahas secara resmi oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahan AS Lloyd Austin yang datang ke Kiev.

Baca juga: Drone, Radar hingga Helikopter, Ini Daftar Bantuan Senjata Senilai Rp 11 Miliar dari AS ke Ukraina
Baca juga: Nilai AS Perparah Konflik Rusia-Ukraina, Korea Utara Sebut Joe Biden Kakek Tua yang Ceroboh
Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, mengaku telah mengirim catatan khusus pada pihak Washington.
Ia menyinggung jumlah bantuan militer yang telah diumumkan Joe Biden untuk Ukraina.
Persenjataan tersebut dikirim untuk membantu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menghalau Rusia dari wilayah Donbas.
Menurut Rusia, hal tersebut sama sekali tidak memberikan solusi untuk menghentikan perang.
"Delapan ratus juta dolar, ini adalah berapa banyak (nilai) senjata yang akan dikirim ke Kiev dari Washington," kata Antonov dilansir TribunWow.com dari TASS, Senin (25/4/2022).
"Itu jumlah yang sangat besar, dan itu tidak berkontribusi pada pencarian solusi diplomatik, atau penyelesaian apa pun."
Untuk menghalangi upaya tersebut, pihak Rusia telah mengirim peringatan pada AS.
Ia menekankan agar pengiriman bantuan itu dihentikan dengan segera.
"Apakah kami mengajukan catatan? Ya, kami menekankan bahwa AS yang membekali Ukraina dengan senjata tidak dapat diterima, dan kami menuntut agar praktik semacam ini dihentikan," tegas Antonov.
Diplomat tersebut menuding AS memiliki kepentingan tersendiri terkait hubungan geopolitiknya dengan Rusia.
Karenanya, bantuan ke Ukraina ini diduga merupakan upaya AS untuk melemahkan Rusia.
"AS telah berusaha untuk meningkatkan taruhannya dan meningkatkan situasi (konflik)," kata Antonov.