Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Hindari Sebut Ukraina pada Pidato Hari Kemenangan, Pakar Nilai Ada Korelasi dengan Kekalahan

Pidato Presiden Rusia Vladimir pada saat perayaan Hari Kemenangan 9 Mei menjadi sorotan lantaran sama sekali tak menyebut kata Ukraina.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
YouTube South China Morning Post
Presiden Rusia Vladimir Putin saat menghadiri parade perayaan hari kemenangan di Moskow, Senin (9/5/2022). Terbaru, pakar analisis alasan Putin sengaja hindari kata Ukraina dalam pidatonya. 

TRIBUNWOW.COM - Pidato Presiden Rusia Vladimir pada saat perayaan Hari Kemenangan 9 Mei menjadi sorotan.

Pasalnya, pemimpin Kremlin itu sama sekali tak menyebut kata Ukraina atau invasi yang sedang berjalan.

Alih-alih, ia hanya menyinggung propaganda soal Nazi, operasi militer Donbass dan NATO.

Para pakar militer pun menilai hal ini ada hubungannya dengan kegagalan Rusia menguasai Ukraina.

Rusia gelar Latihan Parade Hari Kemenangan 9 Mei yang memperlihatkan barisan peralatan perang dan kekuatan militer Moskow, diunggah Jumat (6/5/2022)
Rusia gelar Latihan Parade Hari Kemenangan 9 Mei yang memperlihatkan barisan peralatan perang dan kekuatan militer Moskow, diunggah Jumat (6/5/2022) (Capture Video RIA Novosti)

Baca juga: Zelensky Umumkan Kejahatan telah Kembali, Sebut Ukraina akan Atasi Rusia karena Miliki Darah Pejuang

Baca juga: Pancing Amarah Ukraina, Rusia Gelar Parade Hari Kemenangan di Mariupol dan Kota yang Diduduki

Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Senin (9/5/2022), setiap tahun, pada tanggal 9 Mei Rusia merayakan Hari Kemenangan, peringatan kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.

Putin sebelumnya menggunakan peringatan itu untuk memproyeksikan superioritas moral Moskow atas Nazisme, dan siapa pun yang dia pilih untuk dicap sebagai Nazi.

Menjelang Hari Kemenangan Rusia tahun ini, para pengamat berspekulasi tentang potensi isi pidato Putin.

Beberapa ahli memperkirakan Putin akan menyatakan kemenangan terkait invasi Rusia ke Ukraina.

Yang lain mengatankan presiden Rusia itu dapat menggunakan pidatonya untuk mendeklarasikan pencaplokan wilayah Donbas di Ukraina timur, di mana separatis pro-Rusia telah mendeklarasikan republik yang memisahkan diri pada tahun 2014.

Ada juga peringatan bahwa Putin akan mengumumkan upaya mobilisasi nasional untuk meningkatkan pangkat militer Rusia.

Namun pidato presiden kepada 11 ribu prajurit di Lapangan Merah pada hari Senin, justru tidak menyebutkan kata Ukraina sekali pun.

"Dia menghindari kata itu karena dikaitkan dengan masalah, kekalahan, harapan dan harapan yang digagalkan," Volodymyr Fesenko, dari think-tank Penta yang berbasis di Kyiv.

Sebagai informasi, Putin meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari, tujuan dari 'operasi militer khusus' itu adalah untuk 'denazifikasi' dan 'demiliterisasi' tetangganya.

Namun dalam beberapa minggu sejak itu, pasukan Rusia telah mengalami serangkaian kemunduran di medan perang dan terpaksa menarik pasukan dari beberapa front.

Kementerian pertahanan Ukraina memperkirakan bahwa sekitar 25 ribu prajurit Rusia telah tewas.

Perkiraan terbaru Rusia pada akhir Maret adalah lebih dari 1.300 pasukan Rusia tewas.

Sementara itu, putaran sanksi hukuman yang menargetkan pejabat Rusia dan sektor ekonomi Rusia telah membuat Putin semakin terisolasi di panggung dunia dan merugikan ekonomi Rusia.

Seorang analis mencatat bahwa pidato Putin tampaknya menunjukkan bahwa Moskow belum memutuskan rencana tentang bagaimana mengakhiri perang di Ukraina.

"Menilai dari bagaimana Putin menempatkan penilaiannya, Rusia sejauh ini tidak memiliki keputusan tentang bagaimana keluar dari perang," Igar Tyshkevich, seorang analis Belarusia yang berbasis di Kyiv.

"Mereka tidak mencapai tujuan mereka, tetapi tidak tahu harus berbuat apa," katanya.

Banyak analis percaya bahwa tujuan awal Rusia adalah untuk mencapai kemenangan cepat setelah invasi awal.

Tetapi, strategi ini gagal karena sejumlah alasan, termasuk pasokan makanan, bahan bakar, dan amunisi yang buruk untuk prajurit dan ekspektasi yang tidak akurat bahwa Ukraina akan menyambut penjajah Rusia sebagai 'pembebas'.

Rusia sejak itu mengatakan akan memfokuskan kembali upaya militernya di Ukraina timur, tetapi kemajuannya tetap tidak stabil di tengah perlawanan sengit Ukraina.

Baca juga: Di Pidato Hari Kemenangan, Putin Ungkap Negara-negara NATO Kirimi Ukraina Senjata sebelum Konflik

Baca juga: Putin Pakai Selimut di Parade Hari Kemenangan, Eks Diplomat Inggris Ungkit Gosip soal Penyakit

Isi Pidato Putin di Perayaan Hari Kemenangan

Presiden Rusia Vladimir Putin turut memberikan pidato dalam parade perayaan hari kemenangan Rusia yang digelar di Moskow, Senin (9/5/2022).

Dalam pidatonya, Putin sempat membahas alasan mengapa Rusia melakukan operasi militer spesial di Ukraina.

Satu dari beberapa alasan tersebut, Putin mengungkit bahwa sebelum konflik terjadi, para negara-negara NATO sudah lebih dulu mengirimkan senjata ke Ukraina.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, diketahui Ukraina sendiri sampai saat ini belum menjadi anggota NATO.

"Kami melihat infrastruktur militer dibangun (di Ukraina-red) ratusan penasihat dari luar negeri memulai kerja mereka, terdapat pengiriman rutin senjata-senjata modern dari negara-negara NATO," ungkap Putin.

"Bahaya terus bertambah setiap harinya," ujarnya.

Putin mengatakan, kebijakannya melakukan operasi militer spesial bertujuan sebagai tindakan pendahulu menolak agresi, khususnya di daerah timur Donbass.

Putin mengungkit bagaimana Rusia sudah sejak dulu ingin menciptakan sistem keamanan yang setara.

Ia mengungkit bagaimana pada akhir tahun 2021, Rusia pernah mengusulkan sebuah perjanjian keamanan dengan negara-negara Eropa namun berakhir gagal.

"Negara-negara NATO tidak ingin mendengarkan kita, yang berarti mereka sebenarnya memiliki rencana lain yang berbeda, dan kita melihat itu," ujar Putin.

Putin lalu menyinggung bagaimana negara-negara NATO sudah memiliki rencana untuk menyerang Donbass dan Krimea. (TribunWow.com/Via/Anung)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaUkrainaVolodymyr ZelenskyRusiaVladimir PutinDonbassNATO
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved