Konflik Rusia Vs Ukraina
Update Mariupol, Warga Sipil Ukraina di Pabrik Baja Azovtal telah Dievakuasi Seluruhnya
Warga sipil terakhir Ukraina yang terperangkap di pabrik baja di kota pelabuhan Mariupol kini telah dievakuasi.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Guterres menjawab bahwa pihaknya memahami Rusia memiliki sejumlah keluhan mengenai hubungan dengan negara tetangganya.
Namun ia mengingatkan kesalahan Rusia yang jelas-jelas melakukan penyerangan ke Ukraina.
"Ada satu hal yang benar dan jelas dan tidak ada argumen yang dapat berubah," kata Guterres.
"Tidak ada pasukan Ukraina di wilayah Federasi Rusia, tetapi pasukan Rusia berada di wilayah Ukraina."
Dia juga membantah tuduhan Lavrov tentang pelanggaran piagam PBB.
Sebelumnya, Guterres menekankan prioritasnya adalah meminimalkan krisis kemanusiaan di Ukraina dan menyerukan gencatan senjata sesegera mungkin.
Selama komentar awal, Guterres mengatakan ada interpretasi berbeda tentang apa yang terjadi di Ukraina.
"Tapi itu tidak membatasi kemungkinan untuk melakukan dialog yang sangat serius untuk meminimalkan penderitaan manusia," tambahnya.
Ia mendesak diadakannya koridor kemanusiaan di Mariupol yang diinisiasi melalui kerjasama PBB dan Komite Internasional Palang Merah, bersama dengan pasukan Rusia dan Ukraina.
Selain itu, PBB menyatakan siap memasok logistik dan sumber daya untuk warga yang terjebak.
Terkat desakan untuk perundingan damai, Lavrov mengatakan Rusia akan mempertimbangkan.
Namun, ia menolak adanya mediator atau upaya mediasi dengan Ukraina.
Pasalnya, Ukraina masih belum memberikan jawaban mengenai proposal yang diajukan oleh Rusia.
"Jika ada memiliki ide-ide menarik kami siap untuk mendengarkan mereka," kata Lavrov dilansir TASS, Selasa (26/4/2022).
"Para perunding Ukraina tidak berbicara tentang mediasi seperti pada tahap pembicaraan sebelumnya. Saya pikir terlalu dini untuk berbicara tentang mediator pada tahap ini."