Konflik Rusia Vs Ukraina
3 Kisah Pilu Bocah di Ukraina, Ditipu Sikap Ramah Tentara Rusia hingga Memohon Dijemput Ibunya
Tak hanya tentara dan kombatan, banyak bocah di Ukraina turut menjadi korban invasi pasukan militer Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Elisei dikenang sebagai bocah yang jujur, rendah hati dan suka menolong.
Ia seorang anak laki-laki yang tidak suka berkelahi dan tak berminat bermain olahraga agresif.
Inna, Elisei dan putranya yang lebih muda terjebak di Peremoha ketika pertempuran dimulai.
"Pada 11 Maret, Rusia memberi kami izin untuk pergi. Mereka bahkan melambaikan tangan kepada kami dan berharap kami beruntung. Kemudian ketika kami melintasi lapangan, mereka mulai menembaki kami dari segala arah," kata Inna dilansir TribunWow.com dari BBC, Selasa (19/4/2022).
Baca juga: Habiskan Rp 13 Triliun per Hari untuk Invasi Ukraina, Ini Kebutuhan Rusia
Baca juga: VIDEO Tentara Ukraina Gunakan Meriam Canggih dari AS, Sekali Tembakan Butuh Biaya Rp 1,4 Miliar
Ada lima mobil dalam konvoi kendaraan yang mengungsi.
Elisei berada di mobil kedua, di mana tidak ada yang selamat.
"Saya merangkak melewati lapangan dan menyelamatkan putra saya yang berusia tiga tahun dengan menyeretnya ke tudung jaketnya. Fakta bahwa salah satu dari kami berhasil keluar hidup-hidup adalah murni keberuntungan," tutur Inna lagi.
Dia mengatakan anaknya yang lebih muda adalah satu-satunya alasan dia bisa melanjutkan hidup.
Dia mengajukan pengaduan ke polisi dan menginginkan keadilan atas pembunuhan Elisei.
"Saya ingin dunia tahu tentang kejahatan Rusia. Saya ingin setiap korban dihitung. Saya ingin Rusia bertanggung jawab atas orang-orang, anak-anak dan perempuan, yang mereka bunuh di tanah kami," tegas Innai.
Elisei ada di antara lebih dari dua ratus anak yang diketahui telah terbunuh di Ukraina sejauh ini, sementara ratusan lainnya terluka.
2. Meninggal Sentuh Roket
Sebuah rumah sakit di Kramatorsk, kota di Ukraina timur menyimpan cerita pilu para pasiennya.
Mereka adalah penduduk yang rumahnya hancur oleh roket Rusia, meninggalkan mereka dengan luka fisik dan mental yang tak akan sembuh.
Seorang pria yang tengah dirawat, mengaku telah kehilangan putrinya, yang bahkan belum berusia dua tahun.