Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pergerakan Besar NATO Terdeteksi di Perbatasan Rusia dan Belarus, Persiapan Perang Dunia III?

Sejumlah besar pasukan militer negara-negara NATO dikabarkan telah terkonsentrasi di perbatasan Rusia dan negara sekutunya Belarusia.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
AFP/ Jonathan Nackstrand
Tentara dari Angkatan Bersenjata Norwegia mengoperasikan tank selama latihan militer Cold Response 22 di Norwegia, pada 22 Maret 2022. Terbaru, Belarus sebut adanya konsentrasi pasukan NATO di perbatasan negaranya dan Rusia, Kamis (5/5/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Sejumlah besar pasukan militer negara-negara NATO dikabarkan telah terkonsentrasi di perbatasan Rusia dan negara sekutunya Belarus.

Hal ini dianggap sebagai ancaman nyata bagi keamanan dua negara tersebut di tengah eksalasi konflik Ukraina.

Belarus pun meningkatkan kewaspadaan lantaran khawatir adanya kemungkinan penyerangan tiba-tiba ke wilayahnya.

Bendera-bendera anggota negara NATO yang dikibarkan setengah tiang sebagai tanda berkabung dalam Hari Peringatan Holocaust, Kamis (27/1/2022).
Bendera-bendera anggota negara NATO yang dikibarkan setengah tiang sebagai tanda berkabung dalam Hari Peringatan Holocaust, Kamis (27/1/2022). (Instagram @nato)

Baca juga: 5 Fakta Peran NATO di Konflik Rusia-Ukraina, Dituduh Sebar Hoaks hingga Punya Rencana Serang Putin

Baca juga: Rusia Izinkan Serangan ke Pangkalan Militer NATO yang Bantu Ukraina, Perang Dunia III Dimulai?

Dilansir TribunWow.com dari TASS, Jumat (6/5/2022) klaim ini diungkapkan oleh Wakil Kepala Staf Umum Belarus Ruslan Kosygin.

Ia mengatakan pasukan NATO telah terkonsentrasi di dekat perbatasan Rusia dan Belarus.

Kosygin mengatakan kelompok penyerang dapat dibentuk di pangkalan tersebut.

"Pasukan NATO terletak di dekat perbatasan Rusia dan negara kami. Kelompok penyerang dapat dibentuk di basis mereka dalam tenggat waktu yang paling ketat untuk digunakan lebih lanjut menuju Belarus,” kata Kosygin dalam sebuah pernyataan yang diunggah ke saluran Telegram Kementerian Pertahanan Belarus, Kamis (5/5/2022).

Kosygin menekankan bahwa dengan latar belakang ini, tetangga Belarus meningkatkan skala dan intensitas pelatihan operasi dan pertempuran.

"Pada 2020, ada 67 latihan dan pada 2021, 80 latihan. Sejak awal tahun ini, pasukan NATO dan tentara nasional telah mengadakan 15 latihan," ungkap Kosygin.

Dia mengingat bahwa saat ini latihan multinasional dengan nama kode Defender Europe 2022 sedang berlangsung di wilayah dan di wilayah udara negara-negara Eropa Tengah dan Timur.

Di antaranya termasuk wilayah Polandia dan Negara Baltik, dan juga di Laut Baltik dan Laut Utara.

"Faktanya, persiapan sedang dilakukan untuk operasi tempur di arah timur," katanya.

Klaim ini dibeberkan setelah beredar kabar mengenai 8.000 pasukan tentara Inggris yang dikerahkan ke wilayah Eropa timur.

Disebutkan bahwa pengerahan pasukan terbesar sejak perang dingin ini merupakan bentuk penyiagaan atas tensi yang makin meningkat akibat konflik di Ukraina.

Mereka akan bergabung dalam latihan militer besar-besaran dengan puluhan ribu tentara dari NATO dan aliansi Pasukan Ekspedisi Gabungan.

Baca juga: Ramai Penipuan Berkedok Galang Dana untuk Ukraina, Relawan Kecam dan Sebut sebagai Kejahatan Perang

Baca juga: Aliansi Anti Perang Rusia, Ukraina dan Belarus Desak Swiss Deportasi Kekasih dan Anak Putin

Rusia Singgung Potensi Bentrok dengan AS dan NATO

Pihak Rusia menuding Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara NATO yang melakukan latihan militer besar-besaran di Arktik, Kutub Utara.

Aktivitas ini diperkirakan akan menyebabkan risiko keamanan dan risiko lingkungan yang parah.

Disebutkan juga kemungkinan terciptanya bentrokan di wilayah yang 60 persen dikuasai Rusia itu.

Dikutip TribunWow.com dari Russia Today, Selasa (19/4/2022) Moskow mengaku prihatin dengan aktivitas yang berkembang dari blok NATO yang dipimpin AS di kawasan Arktik.

Kegiatan ini diprediksi memiliki implikasi keamanan dan ekologi yang serius.

Hal ini diungkapkan seorang perwakilan senior Rusia untuk Dewan Arktik, Nikolay Korchunov, saat wawancara dengan kantor berita TASS.

"Internasionalisasi kegiatan militer aliansi di lintang tinggi, yang melibatkan negara-negara NATO non-Arktik, tidak menimbulkan apa-apa selain kekhawatiran," kata Korchunov, Minggu (17/4/2022).

"Ini meningkatkan risiko insiden yang tidak disengaja, yang selain risiko keamanan, juga dapat menyebabkan kerusakan serius pada ekosistem Arktik yang rapuh."

Blok NATO pimpinan AS diklaim telah meningkatkan kegiatannya di kawasan itu.

AS dan negara sekutunya disebut telah melakukan latihan militer yang semakin besar-besaran.

"Baru-baru ini, latihan militer skala besar lain dari aliansi itu terjadi di utara Norwegia, yang menurut kami, tidak berkontribusi untuk memastikan keamanan di kawasan itu,” kata Korchunov.

Latihan yang berlangsung pada bulan Maret tersebut melibatkan 1.500 tentara AS serta pasukan dari delapan negara NATO lainnya dan negara mitra yang berjumlah 15.000 secara total.

Latihan itu diwarnai insiden jatuhnya pesawat MV-22B Osprey milik Korps Marinir AS yang jatuh di pegunungan terpencil, menewaskan empat orang di dalamnya.

Korchunov yakin, terlepas dari aktivitas militer langsung blok tersebut, potensi ekspansinya lebih jauh ke utara menciptakan risiko tambahan bagi wilayah Arktik.

Di manan baik Swedia dan Finlandia, yang telah mempertahankan kebijakan non-blok selama beberapa dekade sambil menikmati hubungan dekat dengan aliansi yang dipimpin AS, sedang mempertimbangkan untuk secara resmi bergabung setelah konflik antara Rusia dan Ukraina.

"Ekspansi NATO dengan mengorbankan negara-negara non-blok secara tradisional tidak akan berkontribusi pada keamanan dan rasa saling percaya di Arktik, penguatan yang secara konsisten diadvokasi oleh Rusia,” ucap Korchunov.

Serangan militer Rusia skala besar yang dimulai di Ukraina akhir Februari juga telah digunakan sebagai alasan untuk mengganggu pekerjaan Dewan Arktik.

"Pada awal Maret 2022, Amerika Serikat, Kanada, Denmark, Islandia, Norwegia, Swedia dan Finlandia menangguhkan partisipasi mereka di Dewan, mengutip operasi militer khusus Rusia di Ukraina,” kata Korchunov.

Ia menambahkan bahwa tidak ada cara untuk melakukan pengembangan di Wilayah Arktik tanpa Rusia.

"Jelas bahwa tidak mungkin untuk secara efektif memastikan pembangunan berkelanjutan Arktik tanpa Rusia, negara yang mencakup sekitar 60% dari pantai Arktik dan merupakan rumah bagi lebih dari setengah populasi kawasan itu," pungkasnya.(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyNATOBelarus
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved