Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Lukanya Membusuk, Pengungsi yang Terjebak di Pabrik Baja Mariupol Berkeras Tak Mau Menyerah ke Rusia

Sebuah video memperlihatkan kondisi mengenaskan penduduk dan tentara Ukraina yang terjebak di bunker pabrik baja Azovtal, Mariupol.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
Rezimen Azov
Rezimen Azov mengunggah sebuah video menampilkan kondisi terkini di pabrik baja Azovstal. 

TRIBUNWOW.COM - Sebuah video memperlihatkan kondisi mengenaskan penduduk dan tentara Ukraina yang terjebak di bunker pabrik baja Azovtal, Mariupol.

Tak hanya menderita kelaparan, para warga juga tak bisa mendapatkan perawatan medis yang layak.

Akibatnya, sejumlah luka hanya bisa ditangani seadanya hingga akhirnya membusuk.

Penampakan kompleks pabrik baja Azovtal yang terletak di wilayah kota Mariupol, Ukraina.
Penampakan kompleks pabrik baja Azovtal yang terletak di wilayah kota Mariupol, Ukraina. (Website azovstal.metinvestholding.com/ru)

Baca juga: Tunggu Keputusan Rusia, PBB Siaga Mobilisasi Evakuasi Warga Mariupol di Pabrik Azovtal Ukraina

Baca juga: Video Aksi Adik Kadyrov Sergap Pasukan Ukraina yang Berkeliaran di Pabrik Azovtal Mariupol

Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Minggu (1/5/2022), Video dan gambar dari dalam pabrik itu dibagikan kepada kantor berita The Associated Press  (AP) oleh dua wanita Ukraina.

Keduanya mengatakan bahwa suami mereka termasuk di antara para pejuang resimen Azov yang menolak untuk menyerah di sana.

Dalam video, mereka menunjukkan pria tak dikenal dengan perban bernoda, yang lain memiliki luka terbuka atau anggota badan yang diamputasi.

Para wanita itu mengatakan sebuah kerangka staf medis merawat sedikitnya 600 orang yang terluka.

Beberapa luka membusuk karena gangren.

Dalam video tersebut, para pria tersebut mengatakan bahwa mereka hanya makan sekali sehari dan berbagi sedikitnya 1,5 liter air sehari di antara empat orang.

Namun kini, persediaan di dalam fasilitas yang terkepung oleh pasukan Rusia itu sudah mulai habis.

Seorang pria bertelanjang dada tampak kesakitan ketika dia menceritakan tentang luka-lukanya.

Ia mengaku menderita dua tulang rusuk patah, paru-paru tertusuk dan lengan terkilir yang menggantung pada daging.

"Saya ingin memberi tahu semua orang yang melihat ini: Jika anda tidak menghentikan ini di sini, di Ukraina, ini akan berlanjut lebih jauh, ke Eropa," katanya.

Para wanita itu mengatakan kepada AP bahwa video itu diambil pada minggu lalu di labirin koridor dan bunker di bawah pabrik.

Mereka mendesak agar para pejuang Ukraina juga dievakuasi bersama warga sipil, memperingatkan bahwa mereka dapat disiksa dan dieksekusi jika ditangkap.

“Nyawa tentara juga penting,” kata Yuliia Fedusiuk kepada AP di Roma.

Saviano Abreu, juru bicara kantor kemanusiaan PBB, mengatakan organisasi dunia sedang bernegosiasi dengan pihak berwenang di Moskow dan Kyiv.

Tetapi dia tidak dapat memberikan rincian upaya evakuasi yang sedang berlangsung karena kerumitan operasi.

"Saat ini, ada keterlibatan tingkat tinggi yang sedang berlangsung dengan semua pemerintah, Rusia dan Ukraina, untuk memastikan bahwa Anda dapat menyelamatkan warga sipil dan mendukung evakuasi warga sipil dari pabrik tersebut,” kata Abreu kepada AP.

Dia tidak akan mengkonfirmasi video yang diposting di media sosial yang konon menunjukkan kendaraan bertanda PBB di Mariupol.

Ukraina telah menyalahkan kegagalan berbagai upaya evakuasi sebelumnya pada penembakan Rusia yang terus berlanjut.

Gambar satelit terbaru dari Maxar Technologies yang berbasis di Amerika Serikat, diambil pada hari Jumat, menunjukkan hampir semua bangunan di pabrik baja telah hancur.

Beberapa atap telah berlubang atau runtuh total, beberapa bangunan menjadi puing-puing.

Baca juga: Warga Mariupol Berhasil Dievakuasi setelah Lama Terjebak di Pabrik Azovtal yang Dikepung Rusia

Baca juga: Sebut Tentara Rusia Orc, Ini Alasan Warga Ukraina Samakan Prajurit Putin dengan Monster Fiksi

Kondisi Pengungsi di Azovtal

Terjebak di dalam kompleks pabrik baja Azovstal, rezimen Azov Ukraina mengunggah sebuah video menampilkan kondisi terkini di dalam pabrik yang berada di Mariupol tersebut.

Seperti yang diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin telah memberikan instruksi kepada pasukan militer Rusia untuk memblokade pabrik baja Azovstal.

Dalam video yang diunggah oleh rezimen Azov tersebut, tampak para prajurit Ukraina membawakan makanan dan bantuan lainnya untuk wanita dan anak-anak yang berada di bunker bawah tanah di pabrik Azovstal.

Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, pada video yang beredar tampak sejumlah wanita dan anak-anak berada di ruangan yang penuh dengan orang.

Dapat terdengar suara-suara keluhan para warga yang mengatakan mulai kehabisan makanan hingga air.

Bahkan terdengar juga warga yang memohon agar bisa segera dievakuasi keluar dari kota tersebut.

Seorang wanita mengatakan ada 15 anak-anak yang berlindung di dalam bunker tersebut, mulai dari bayi hingga bocah berusia 14 tahun.

Video ini diduga diambil pada 21 April 2022.

Diketahui di dalam pabrik baja Azovstal terdapat begitu banyak terowongan.

Menurut keterangan Pimpinan Chechnya Ramzan Kadyrov mengungkapkan bagaimana para tentara Ukraina diperlakukan secara tak manusiawi oleh komandan mereka.

Diketahui kini masih tersisa sejumlah tentara Ukraina yang bertahan di pabrik baja Azovstal yang berada di Kota Mariupol.

Kadyrov menjelaskan, para tentara Ukraina itu saat ini dipimpin oleh batalion nasionalis Ukraina yang bersikap keji bahkan terhadap rekan seperjuangan mereka sendiri.

Dikutip TribunWow.com dari Tass.com, Kadyrov lewat akun Telegram miliknya menjelaskan bagaimana para tentara Ukraina yang terjebak di dalam Mariupol dipaksa untuk terus berperang oleh komandan mereka.

Informasi ini diperoleh Kadyrov seusai bertanya ke seorang tawanan perang.

Batalion nasionalis Ukraina yang kini memimpin para tentara Ukraina di Azovstal disebut akan menembak mati para tentara yang memilih untuk menyerah ke Rusia.

"Menurut keterangan tawanan, mayoritas dari mereka yang terkurung di belakang tembok tebal pabrik ingin cepat-cepat pergi meninggalkan wilayah sambil memegang bendera putih," ungkap Kadyrov.

"Namun inisiatif ini tidak didukung oleh sang komandan batalion nasionalis."

"Kami telah mengkonfirmasi informasi tentang mengeksekusi mati anggota mereka sendiri yang ingin menyerah," papar Kadyrov.

Kadyrov menyampaikan, batalion nasionalis juga telah menyebarkan disinformasi kepada anggota mereka tentang nasib para tahanan perang di tangan Rusia.

Diketahui pemerintah Rusia telah memberikan kesempatan kepada pasukan militer Ukraina di Mariupol agar menyerah.

Namun beberapa tentara Ukraina tetap enggan menyerah dan memutuskan untuk melawan Rusia hingga titik darah penghabisan.

Beberapa di antaranya bertahan di pabrik baja Azovstal yang berada di Mariupol.

Dikutip TribunWow.com dari Sky News, Mayor Serhiy Volyna menyatakan pasukannya yakni brigade marinir ke-36 akan terus bertempur melawan Rusia.

Lewat sebuah video, Volyna menyampaikan sebuah permohonan kepada para pemimpin dunia untuk membantu Mariupol dan Ukraina.

"Ini adalah pesan kami kepada dunia. Ini mungkin jadi pesan terakhir kami," ucap Volyna.

"Kami mungkin hanya memiliki beberapa hari atau jam tersisa."

"Kekuatan musuh 10 kali lebih besar dibandingkan kami. Mereka menguasai udara, artileri, tank dan unggul dalam kendaraan tempur."

Volyna mengatakan, misinya dan pasukannya di Mariupol adalah mempertahankan pabrik baja Azovstal.

"Kami meminta kepada para pemimpin dunia untuk bantu kami," kata Volyna.

Volyna ingin agar dirinya dan para pasukannya dievakuasi ke negara dunia ketiga.

Menurut Volyna ada 500 tentara yang terluka, dan ratusan warga sipil di Mariupol termasuk wanita dan anak-anak yang belum dievakuasi.

"Kami meminta diberikan keamanan di teritori negara dunia ketiga," ujar Volyna. (TribunWow.com/Via/Anung)

Berita terkait lainnya

Tags:
MariupolKonflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved