Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Meja Raksasa Putin Jadi Sorotan saat Temui Sekjen PBB, Disebut Berhias Emas dengan Harga Fantastis

Meja besar Presiden Rusia Vladimir Putin saat menjamu Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres jadi sorotan.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
YouTube AFP News Agency
Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di Moskow, Rusia, pada Selasa (26/4/2022). Meja besar Putin jadi sorotan. 

TRIBUNWOW.COM - Meja besar Presiden Rusia Vladimir Putin saat menjamu Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres jadi sorotan.

Meja raksasa itu biasanya digunakan Putin untuk bertemu dengan para pemimpin dunia.

Di samping spekulasi alasan di balik penggunaannya, meja itu sendiri ternyata memiliki nilai yang tak kalah mencengangkan.

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) duduk di seberang meja sepanjang 4 meter saat bertemu Presiden Perancis Emmanuel Macron.
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) duduk di seberang meja sepanjang 4 meter saat bertemu Presiden Perancis Emmanuel Macron. (AFP)

Baca juga: Sindir Putin, Zelensky Tantang Bertemu Selesaikan Konflik Rusia dan Ukraina: Aku Tidak Menggigit

Baca juga: Tegaskan Permusuhan, Rusia Putus Pasokan Gas ke Polandia dan Bulgaria akibat Berpihak pada Ukraina

Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Rabu (26/4/2022), banyak yang berspekulasi bahwa meja itu dimaksudkan untuk menjaga jarak sosial di era pandemi Covid.

Penggunaan meja ini dikabarkan diawali dari pertemuan Putin dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron.

Sebelumnya, Macron telah diminta untuk melakukan tes Covid sebelum bertemu, tetapi ia menolak karena khawatir mereka akan mendapatkan DNA-nya.

Meja itu pun dibuat sebagai jalan tengah untuk menghindari perdebatan, pun tetap menjamin kesehatan Putin.

Perancang interior Renato Pologna yang membuat meja tersebut mengatakan bahwa dengan uang saat ini harganya akan mencapai £ 85.000 (sekitar Rp 1,5 miliar).

Kepala perusahaan furnitus bernama 'Oak' di Cant, Italia itu menepis anggapan bahwa meja itu dibuat dengan mempertimbangkan jarak sosial Covid-19.

Kepada surat kabar Italia Corriere, ia mengklaim bahwa meja itu dibuat 25 tahun yang lalu.

"Mungkin berguna untuk tujuan itu (social distancing) tetapi yang pasti panjangnya tidak ada hubungannya dengan pandemi. Saya membuatnya 25 tahun yang lalu," terang Pologna.

Pologna mengaku dia senang melihat karyanya mendapatkan begitu banyak perhatian.

"Saya mengenali (meja) segera setelah saya melihatnya," kata Pologna.

"Saya bangga, saya selalu bersemangat ketika melihat pekerjaan saya menjadi latar belakang sesuatu yang penting. Saya harap ini membawa keberuntungan melawan perang."

Meja tersebut telah menjadi lelucon di dunia maya dengan tujuan untuk menyindir Putin.

Alih-alih tersinggung, Pologna justru bisa mengikuti humor yang dibagikan masyarakat itu.

"Saya melihat seseorang mengubahnya menjadi ayunan, brilian. Orang lain meletakkan tiang tarian lap di atasnya. Mereka bahkan membuatnya menjadi arena curling. Pada titik ini kita dapat mengatakan bahwa itu adalah meja yang mengembangkan kreativitas," uja Pologna.

Dia menjelaskan bahwa meja putih itu memiliki panjang enam meter dan lebar dua setengah meter, sebagian besar terbuat dari kayu ek, dan benar-benar unik.

Perancang menyebut potongan itu sangat menantang untuk ditangani, dengan aksen di atas meja yang terbuat dari daun emas.

Dekorasi yang ada di meja tersebut semuanya dibuat secara manual dengan tangan.

Ketika ditanya tentang harga meja, Pologna mengatakan pada saat itu, dia dibayar dalam mata uang Italia Lire, yang secara resmi digantikan oleh Euro pada tahun 2002.

"Saya tidak ingat angka pastinya. Kami masih berbicara tentang Lire dan dengan hati saya akan mengatakan beberapa miliar Lire,' katanya.

Pada tahun 1999, Satu euro bernilai 1.936,27 lira.

Perancang mengatakan bahwa Kremlin bukan satu-satunya klien kelas atas.

Dia mengatakan banyak pesanan dari tokoh internasional, seperti syekh dan keluarga kerajaan di negara-negara Arab, dan sultan di Malaysia.

"Pada suatu waktu saya mendapat perintah dari keluarga Gaddafi dan Saddam," pungkasnya.

Baca juga: Kunjungi Rusia Bahas Konflik Ukraina, Sekjen PBB Justru Disindir Zelensky: Tidak Ada Mayat di Moskow

Baca juga: Ditegur PBB, Putin Dikabarkan Akhirnya Setujui Gencatan Senjata untuk Evakuasi Penduduk di Mariupol

Isu Putin Sakit Parah

Sementara kewarasannya dipertanyakan akibat keputusan menyerang Ukraina, kesehatan fisik Presiden Rusia Vladimir Putin turut menjadi perdebatan.

Pensiunan Laksamana Angkatan Laut Kerajaan Inggris, Chris Parry, meyakini bahwa Putin mungkin sedang berjuang melawan kanker.

Kemungkinan, kondisi medis inilah yang mendorong keputusan untuk secara cepat melakukan invasi ke Ukraina.

Dikutip TribunWow.com dari NationalWorld, Rabu (9/3/2022), dalam seminar di Portsmouth Grammar School, Chris Parry menjelaskan prediksi tentang perang Rusia dan Ukraina.

Disebutkan bahwa Putin mungkin sedang berjuang melawan kanker, yang menjadi satu alasannya menginvasi Ukraina.

Hal ini merujuk beredarnya foto-foto Putin yang duduk di meja panjang saat menemui kepala negara atau stafnya.

Putin mengasingkan diri di ujung meja dan memberi jarak antara dirinya dan tamunya.

"Dia telah menggunakan meja yang sangat panjang ini untuk mewawancarai orang-orang,” kata Chris Parry.

"Saya pikir sistem kekebalannya mungkin tertekan saat ini."

"Jadi dia sedang terburu-buru," imbuhnya.

Pada bulan Februari Putin difoto tengah berbicara dengan presiden Prancis Emmanuel Macron di seberang meja berukuran 4 meter.

Tindakan ekstremnya telah memicu desas-desus bahwa pemimpin itu takut tertular Covid karena dia rentan terhadap infeksi parah.

Orang yang mengonsumsi obat penekan kekebalan, seperti pasien kanker atau mereka yang memiliki kondisi kronis, diketahui berisiko lebih tinggi tertular kasus Covid yang parah.

Ada spekulasi tentang apakah ini menjadi alasan Putin memisahkan diri dari para pemimpin asing dan bahkan rekan-rekannya sendiri

The Daily Star mengutip sumber intelijen AS yang mengklaim wajah Putin terlihat agak membengkak dalam foto-foto terbarunya.

Sumber yang tak disebutkan namanya itu mengatakan hal ini adalah efek samping dari obat kemoterapi atau steroid.

"Di masa lalu kami telah melihatnya tersenyum, tetapi pada tahun 2022, hanya sedikit fotonya yang tampak bahagia," ujar sumber tersebut.

"Penampilannya menunjukkan dia kesakitan dan orang-orang kami memprediksi ekspresi marah Putin kemungkinan besar karena ia merasa kesakitan."

"Orang-orang kami yakin dia sakit. Dia khawatir tentang Covid karena dia menjaga jarak dengan stafnya."

Hal senada diungkap Valery Solovei, ilmuwan politik dan mantan kepala Departemen Hubungan Masyarakat di Institut Hubungan Internasional Negara Moskow.

Sebelumnya, Solovei mengklaim Putin menderita kanker serta gejala Penyakit Parkinson.

Dia mengatakan Putin telah menjalani operasi darurat pada Februari 2020.

Sumber Rusia lainnya melanjutkan dengan mengklaim tindakan medis yang dilakukan Putin adalah operasi pengangkatan kanker perut. (TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVolodymyr ZelenskyVladimir PutinPBB
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved