Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Disebut Tak Lagi Ingin Selesaikan Konflik Rusia-Ukraina secara Damai

Sebuah sumber mengatakan Putin telah kehilangan minat untuk menyelesaikan konflik melalui perundingan damai.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
YouTube AFP News Agency
Presiden Rusia Vladimir Putin saat berbincang dengan Menhan Rusia Sergei Shoigu terkait instruksi di Mariupol, pada Kamis (21/4/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin disebut sudah tak lagi tertarik untuk menyelesaikan konflik secara damai.

Putin disebut sudah tak berminat menempuh jalur diplomasi untuk berunding bersama Ukraina.

Kini Putin dikabarkan hanya fokus untuk merebut wilayah Ukraina sebanyak yang ia bisa.

Baca juga: Istri dan Anaknya Tewas Dirudal Rusia, Pria di Ukraina Ingin Kisah Pilunya Bisa Hentikan Perang

Baca juga: Soroti Gestur Putin Gigit Bibir saat Perayaan Paskah, Media Inggris Sebut Presiden Rusia Gelisah

Dikutip TribunWow.com dari Sky News, info ini disampaikan oleh sebuah sumber yang berbicara kepada Financial Times.

Sejumlah sumber mengatakan, pada Maret lalu Putin sempat serius menempuh jalur diplomasi untuk berunding bersama Ukraina.

Namun kini tidak lagi terlihat keinginan Putin untuk menyelesaikan konflik secara damai.

Putin disebut memercayai propaganda yang diberitakan oleh stasiun televisi pemerintah Rusia dan ingin memenangkan konflik melawan Ukraina.

Tekad Putin untuk memenangkan konflik ini semakin kuat seusai tenggelamnya kapal perang Moskva.

"Putin menentang menandatangani apa pun. Setelah (insiden) Moskva dia tidak terlihat seperti pemenang, karena itu memalukan," ucap sebuah sumber.

Di sisi lain, sebuah ancaman dikeluarkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk pemerintah Rusia.

Pada Sabtu (23/4/2022) Zelensky ditanyakan kondisi apa yang memaksa Ukraina untuk berhenti melakukan negosiasi damai dengan Rusia.

Zelensky kemudian menjawab ada beberapa hal yang akan menjadi pertimbangan untuk Ukraina menghentikan negosiasi damai dengan Rusia.

Dikutip TribunWow.com dari RT.com, Zelensky mengatakan jika satu dari beberapa kondisi tersebut terjadi maka Ukraina akan langsung menghentikan perundingan damai dengan Rusia.

"Jika rakyat kami dihancurkan di Mariupol, jika sebuah referendum, sebuah referendum semu, diumumkan di setiap republik semu baru di Ukraina, Ukraina akan menarik diri dari proses negosiasi," tegas Zelensky.

Dr Chris Tuck, Pakar Konflik dan keamanan dari Universitas King, London, Inggris menyebut ada tiga kemungkinan bagaimana konflik di Ukraina akan berkahir.

Dikutip dari Sky News, menurut Tuck, Putin tidak menyangka bahwa Rusia gagal menyelesaikan operasi militer dengan cepat di Ukraina.

"Seharusnya ini (operasi militer) dilakukan secara cepat," kata Tuck.

Baca juga: Ukraina Ancam Setop Negosiasi Damai dengan Rusia jika Hal Ini Terjadi

Tuck melanjutkan, operasi militer Rusia yang gagal diselesaikan secara cepat disebabkan oleh perlawanan pasukan Ukraina yang lebih kuat di luar dugaan Rusia.

Menurut Tuck saat ini Putin hanya memiliki tiga opsi untuk mengakhiri konflik di Ukraina setelah gagal menguasai Kiev dengan cepat.

1. Senjata Kimia dan Nuklir

Pertama Tuck menyoroti meningkatnya intensitas aksi militer oleh Rusia.

Opsi pertama ini turut meliputi penggunaan senjata kimia dan nuklir yang sudah dimiliki oleh pasukan Rusia.

Namun menurut Tuck opsi ini sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi.

Ia menyoroti bagaimana Putin masih menganggap bahwa masyarakat di Ukraina masih banyak yang pro Rusia.

Selain itu Tuck juga menyoroti bagaimana Rusia akan mempertimbangkan risiko dari dunia internasional apabila menggunakan senjata kimia dan nuklir saat menyerang Ukraina.

2. Taktik Anaconda

Opsi kedua adalah Putin akan menggunakan taktik Anaconda yakni melilit Kyiv dengan cara menguasai kota-kota di sekitarnya.

Dengan menguasai kota-kota di sekitarnya, diharapkan moral Ukraina akan turun dan menyerah.

"Intinya Rusia akan memberi contoh kepada Ukraina bahwa terus berperang hanya akan membawa kerugian bagi mereka," jelas Tuck.

Menurut Tuck, opsi ini adalah yang paling mungkin terjadi dan diduga kuat diambil oleh Putin.

3. Negosiasi Damai

Terakhir adalah opsi damai antara Ukraina dan Rusia.

Menurut Tuck opsi ini hampir mustahil terjadi untuk sementara waktu karena Putin yakin operasi militer yang ia lakukan akan sukses.

Selain itu Tuck juga mengungkit soal gengsi dan faktor psikologis Putin jika menyetujui negosiasi damai dengan permintaan yang sedikit. (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait lainnya

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Vladimir PutinVolodymyr ZelenskyKonflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkraina
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved