Konflik Rusia Vs Ukraina
Berhasil Menyusup ke Wilayah Rusia, Drone Ukraina Rekam Tempat Pembuangan Alat Militer
Drone milik Ukraina diam-diam menyusup masuk ke wilayah Rusia dan menemukan sejumlah lokasi yang membuktikan Putin mengalami kekalahan besar.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Putin menilai rencana untuk menyerbu pabrik baja Azovstal tidak praktis dan justru mengintruksikan pasukan Rusia untuk memblokade daerah itu agar tak seekor lalat bisa lewat.
Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, telah meminta koridor kemanusiaan untuk memungkinkan warga sipil dan tentara yang terluka dievakuasi dari Azovstal.
Dalam pengepungan tersebut, Vanda Semyonovna Obiedkova, seorang korban Holocaust berusia 91 tahun dikabarkan tewas.
Dia meninggal saat berlindung di ruang bawah tanah yang membeku tanpa air, dalam gema suram tentang bagaimana dia bersembunyi di ruang bawah tanah dari Nazi ketika dia berusia 10 tahun.
Kementerian pertahanan Rusia mengklaim rudal dan artilerinya telah menghantam 1.001 sasaran militer di Ukraina semalam, termasuk 162 pangkalan tembak.
Sementara, wali kota Kharkiv, mengatakan kota terbesar kedua Ukraina itu berada di bawah pengeboman hebat.
Oleg Synegubov, kepala administrasi negara regional, mengatakan pasukan Rusia menembaki daerah Kharkiv dengan berbagai jenis senjata.
Baca juga: Rusia Pilih Blokade ketimbang Serbu Mariupol, Inggris Ungkap Tujuan Putin
Baca juga: Situasi Terkini di Pertahanan Terakhir Mariupol, Tentara Ukraina Ungkap Alasan Tak Menyerah ke Rusia
Dia menyebutkan ada sekitar 15 serangan dan lima warga sipil terluka.
Kini, Pasukan Rusia dilaporkan bergerak maju menuju Kramatorsk, sementara Putin kemungkinan ingin menunjukkan keberhasilan signifikan sebelum perayaan Hari Kemenangan pada 9 Mei.
Respons Internasional
Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sánchez, dan Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, di Kyiv hari ini.
Sementara, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, telah tiba di India dalam misi diplomatik.
Ia bertujuan meyakinkan rekannya, PM India Narendra Modi, untuk mendukung tindakan barat melawan Rusia.
Selain itu juga membangun berbagai kemitraan perdagangan dan pertahanan strategis lainnya.
Di China, Presiden Xi Jinping, mengatakan pemerintahnya mendukung pembicaraan untuk menyelesaikan perselisihan internasional tetapi menegaskan kembali penentangan China terhadap sanksi sepihak.
China telah berulang kali mengkritik sanksi barat, termasuk sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.