Konflik Rusia Vs Ukraina
Yakin Joe Biden akan Segera ke Ukraina, Zelensky Ajak Presiden AS Lihat Sendiri Kekejaman Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menanti kedatangan Presiden Amerika Serikat Joe Biden berkunjung ke negaranya.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menanti kedatangan Presiden Amerika Serikat Joe Biden berkunjung ke negaranya.
Ia merasa yakin kepala negara AS yang banyak memberikan bantuan untuk melawan Rusia itu pasti akan datang suatu saat.
Tak hanya Joe Biden, Voldymyr Zelensky juga mengajak Presiden Perancis Emmanuel Macron untuk menilik sendiri kondisi di sekitar Kiev.

Baca juga: Kapal Perangnya Tenggelam, Rusia Tuding AS Berikan Informasi Intelijen ke Pasukan Ukraina
Baca juga: Ungkit Kebrutalan AS di Suriah, Putin Akhirnya Buka Suara soal Pembantaian Warga di Bucha
Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, (17/4/2022), Zelensky mengaku percaya Joe Biden akan mengunjungi Ukraina.
Namun, para pejabat Gedung Putih mengatakan tidak ada rencana bagi presiden berusia 79 tahun itu untuk melakukannya, meskipun mereka sedang mempertimbangkan untuk mengirim seorang utusan ke Kyiv.
"Saya pikir dia akan (datang)," kata Zelensky.
"Tapi itu keputusannya, tentu saja, dan tentang situasi keamanan, itu tergantung."
"Dia adalah pemimpin Amerika Serikat, dan itulah mengapa dia harus datang ke sini untuk melihatnya.”
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba memuji dukungan Biden sejauh ini untuk negaranya dalam sebuah wawancara yang disiarkan Minggu di CBS.
Ia mengatakan kunjungan pemimpin AS itu akan menjadi dukungan yang penting.
"Pertemuan pribadi antara dua presiden juga dapat membuka jalan bagi pasokan baru senjata AS ke Ukraina dan juga untuk diskusi tentang kemungkinan penyelesaian politik konflik ini," tambahnya.
Zelensky juga mengatakan dia mengundang Macron untuk mengunjungi Ukraina untuk melihat sendiri bukti genosida yang dilakukan oleh pasukan Rusia.
“Saya baru saja mengatakan kepadanya bahwa saya ingin dia mengerti bahwa ini bukan perang, tetapi tidak lain adalah genosida. Saya mengundangnya untuk datang ketika dia memiliki kesempatan. Dia akan datang dan melihat, dan saya yakin dia akan mengerti,” ujar Zelensky.
Beberapa pemimpin Eropa telah mengunjungi Kyiv untuk menunjukkan dukungan negara mereka, termasuk Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Setelah kunjungannya ke Bucha, Johnson mengatakan bukti kekejaman yang dilakukan terhadap warga sipil oleh pasukan Rusia tidak beda jauh dari genosida.
Baca juga: Akui Ingin Rusia Lemah dan Makin Terisolasi, AS Siap Beri Senjata Apapun yang Diminta Ukraina
Baca juga: Eks Presiden AS Bill Clinton Akui Pernah Persilakan Putin Bergabung ke NATO
Daftar Bantuan dari AS untuk Ukraina
Sejak awal terjadinya konflik pada 24 Februari 2022 lalu, pemerintah Amerika Serikat (AS) telah menyuplai senjata ke Ukraina yang totalnya mencapai Rp 37 miliar.
Presiden AS Joe Biden berdalih bantuan ini diberikan kepada Ukraina agar Ukraina mampu bertahan dari serangan Rusia dan agar Ukraina tidak jatuh ke tangan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pada Rabu (13/4/2022), Kementerian Pertahanan AS mengumumkan paket bantuan senjata terbaru dari AS ke Ukraina.
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, bantuan terbaru AS diketahui memiliki total harga sebesar Rp 11 miliar.
Berikut ini daftar persenjataan yang dikirim oleh AS ke Ukraina:
- 500 Javelin (senjata penghancur tank)
- 300 drone tipe switchblade kamikaze
- 18 howitzers beserta 40 ribu amunisinya
- 10 radar anti artileri
- dua radar pengawas udara
- 200 kendaraan tempur lapis baja tipe M113
- 100 mobil jeep lapis baja
- 11 helikopter tipe Mi-17
- 30 ribu rompi pelindung badan beserta helm
Juru bicara Kemenhan AS, John Kirby menyampaikan, bantuan yang dikirimkan oleh AS sudah disesuaikan sedemikian rupa sesuai permintaan Ukraina.
Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan menyampaikan pemerintah AS siap menyediakan apapun senjata yang diminta oleh Ukraina.
AS mengaku akan terus menyuplai senjata ke Ukraina untuk membantu dalam konflik melawan Rusia.
Sullivan mengatakan, pemerintah AS saat ini mengirim senjata ke Ukraina setiap hari.
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, Sullivan sendiri mengaku telah berkomunikasi dengan petinggi pejabat militer Ukraina untuk mendiskusikan senjata apa yang dibutuhkan oleh Kiev/Kyiv.
Sullivan berdalih, senjata yang akan diberikan AS ke Ukraina nantinya akan memperkuat Ukraina di medan perang serta memperkuat posisi Ukraina ketika melakukan negosiasi dengan Rusia.
Sullivan menyampaikan, pemerintah AS saat ini juga tidak lagi membeda-bedakan senjata untuk bertahan dan menyerang untuk diberikan ke Ukraina.
Bagi AS kini yang terpenting adalah memberikan Ukraina senjata yang dibutuhkan.
Sullivan menjadikan dugaan kejahatan perang yang dilakukan oleh tentara Rusia sebagai justifikasi AS mengirimkan senjata ke Ukraina.
"Lakukan apapun yang kita bisa untuk membantu Ukraina sukses," ujar Sullivan.
"Pada akhirnya, kita ingin melihat Ukraina yang bebas dan independen."
"Rusia yang semakin lemah dan terisolasi."
"Dan negara-negara barat yang semakin kuat, semakin bersatu, dan bertekad."
AS meyakini ketiga hal tersebut bisa dicapai dengan cara membantu Ukraina melawan Rusia. (TribunWow.com/Via/Anung)