Konflik Rusia Vs Ukraina
Aksi Balas Dendam Putin Tuai Ejekan dari Anggota Kongres AS, Ditertawakan hingga Dijadikan Lelucon
Sanksi yang dijatuhkan Rusia itu justru ditanggapi oleh para pejabat pemerintahan AS dengan lelucon.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Rusia menjatuhkan sanksi bagi ratusan pejabat Amerika Serikat akibat keterlibatannya dalam konflik Ukraina.
Diduga langkah ini sebagai bentuk balasan atas sikap AS yang terang-terangan mengecam Presiden Rusia Vladimir Putin dan mengirim bantuan senjata ke Ukraina.
Namun, sanksi yang dijatuhkan Rusia itu justru ditanggapi oleh para pejabat pemerintahan AS dengan lelucon.

Baca juga: Nilai AS Perparah Konflik Rusia-Ukraina, Korea Utara Sebut Joe Biden Kakek Tua yang Ceroboh
Baca juga: Joe Biden Sebut Vladimir Putin Lakukan Genosida di Ukraina, PBB Beri Peringatan Berikut
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Rabu (13/4/2022), Kementerian Luar Negeri Rusia memberikan sanksi kepada 398 dari 435 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat.
Kabar ini dilaporkan oleh media Rusia yang didukung Moskow setelah juru bicara kepresidenan Dmytri Peskov mengkritik Presiden AS Joe Biden.
Pasalnya, Biden sempat menyatakan tindakan Rusia di Ukraina sebagai bentuk genosida, sementara Putin adalah penjahat perang.
"Kami sangat tidak setuju dan menganggap setiap upaya untuk mendistorsi situasi dengan cara ini tak dapat diterima," kata Peskov.
"Ini hampir tidak dapat diterima untuk presiden Amerika Serikat, sebuah negara yang telah melakukan perbuatan terkenal dalam sejarah modern dan baru-baru ini."
Pengumuman itu juga merupakan pembalasan atas sanksi yang dijatuhkan AS pada 328 anggota parlemen Rusia yang dikenal sebagai Duma.
Adapun 398 anggota parlemen AS yang dikenai sanksi adalah anggota DPR secara khusus, termasuk pimpinan majelis rendah dan ketua komite.
Daftar tersebut telah diunggah ke situs web Kementerian Luar Negeri Rusia dengan pernyataan bahwa ketua komite dan pimpinan DPR juga ikut dikenai sanksi.
"Bersama dengan legislator Amerika lainnya yang sebelumnya dilarang memasuki Rusia (seperti, misalnya, Ketua DPR Nancy Pelosi) semua anggota kongres AS 'terdaftar' secara timbal balik," bunyi pernyataan yang dilaporkan oleh TASS News Agency tersebut.
Namun rupanya, sanksi ini hanya dianggap angin lalu oleh sebagian pejabat AS.
Pasalnya, pihak Joe Biden sebelumnya menyatakan bahwa hampir seluruh jajarannya tak memiliki kepentingan ataupun harta di Rusia.
Sehingga, sanksi yang dikenakan itu tak akan terlalu berpengaruh bagi mereka.
Wakil Partai Demokrasi Brendan Boyle dari Pennsylvania bahkan melontarkan candaan di Twitter.
"Yah, berakhir sudah rencana liburan musim semi saya," cuit Boyle meledek.
"Oh tidak! Lol," balas anggota Partai Republikan perwakilan Colorado Doug Lamborn di platform tersebut.
Rekan anggota Republikan perwakilan Utah, John Curtis justru mengatakan mengatakan dengan nada menyindir bahwa berada dalam daftar itu adalah suatu kehormatan.
Baca juga: Drone, Radar hingga Helikopter, Ini Daftar Bantuan Senjata Senilai Rp 11 Miliar dari AS ke Ukraina
Baca juga: Ungkit Kebrutalan AS di Suriah, Putin Akhirnya Buka Suara soal Pembantaian Warga di Bucha
13 Pejabat Tinggi AS Dikenai Sanksi
Pihak Rusia rupanya tak tinggal diam terhadap sanksi yang dijatuhkan pada negara dan para konglomeratnya.
Sebagai balasan, Rusia kini merilis daftar sejumlah pejabat Amerika Serikat yang juga dikenai sanksi.
Antara lain adalah Presiden AS Joe Biden, putranya Hunter Biden, hingga mantan menteri luar negeri Hillary Clinton.
Dilansir TribunWow.com dari BBC, Rabu (16/3/2022), sanksi tersebut meliputi pelarangan masuk ke wilayah Rusia.
Selain itu, setiap aset di Rusia yang dimiliki para pejabat tersebut akan dibekukan agar tak dapat digunakan.
Menurut pihak Rusia, hal tersebut merupakan bentuk aksi timbal balik atas sanksi yang dikenakan AS pada sejumlah warga negara Rusia akibat invasi ke Ukraina.
Termasuk di antaranya membekukan aset Presiden Vladimir Putin dan orang kepercayaannya, Dmytri Peskov.
Hanya saja, sanksi yang diterapkan Rusia tersebut rupanya tak berlaku secara mutlak.
Pasalnya, apabila diperlukan, maka individu bersangkutan akan tetap diizinkan untuk melakukan kontak dengan pihaknya.
Selain itu, Kementerian Luar Negeri Rusia masih akan mempertahankan hubungan resmi dengan mereka.
Berikut daftar pejabat AS yang dikenai sanksi oleh Rusia:
1. Presiden AS Joe Biden;
2. Putra Joe Biden, pengacara Hunter Biden;
3. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken;
4. Mantan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton;
5. Menteri Pertahanan As, Lloyd Austin;
6. Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki;
7. Ketua Kepala Staf Gabungan, Mark Milley;
8. Penasihat Keamanan Nasional, Jake Sullivan;
9. Wakil Penasihat Keamanan Nasional, Daleep Singh;
10. Administrator Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), Samantha Power;
11. Wakil Menteri Keuangan, Wally Adeyemo;
12. Presiden Bank Ekspor-Impor AS, Reta Jo Lewis;
13. Kepala CIA, William Burns.
Selain pejabat AS, rupanya perdana menteri Kanada Jusin Trudeau juga masuk dalam daftar tersebut.
Namun, pihak AS hanya menganggap enteng mengenai sanksi yang dikenakan tersebut.
Dilansir Aljazeera, Selasa (15/3/2022), Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki justru membuat lelucon dari sanksi tersebut.
Ia mengkritik penghilangan akhiran 'junior' pada nama Joe Biden.
Sebagai informasi, Joe Biden memiliki nama yang sama dengan mendiang ayahnya.
Hanya saja, nama Presiden AS diimbuhi akhiran jr. atau junior untuk membedakannya dengan sang ayah.
Jen Psaki menyoroti pihak Rusia yang menghilangkan nama 'junior' tersebut, sehingga seolah-olah menjatuhkan sanksi pada ayah Presiden AS.
"Presiden Biden masih junior, sehingga mereka mungkin telah memberikan sanksi kepada ayahnya, semoga dia (Joe Biden senior) beristirahat dengan tenang," ucap Jen Psaki.
Dengan yakin, Jen Psaki menyatakan sanksi tersebut tak akan memiliki efek secara signifikan.
Karena, para pejabat yang termasuk dalam daftar tak memiliki aset apa pun atau berencana mengunjungi Rusia.
"Tidak ada dari kami yang merencanakan perjalanan wisata ke Rusia, tidak ada dari kami yang memiliki rekening bank yang tidak dapat kami akses, jadi kami akan terus maju," imbuhnya.(TribunWow.com/Via)