Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Sebut Ukraina akan Lakukan Pembantaian Massal Warga Sipil, Rusia Bongkar Keterlibatan Barat

Pihak Rusia mengungkapkan akan adanya provokasi baru yang mungkin dilakukan Ukraina.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Sergei Supinsky / AFP
Petugas melakukan evakuasi jasad-jasad warga sipil yang ada di Kota Bucha, 3 April 2022. Terbaru, Rusia tuding Ukraina siapkan provokasi dengan pembantaian massal warga sipil, Senin (11/4/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Pihak Rusia mengungkapkan akan adanya provokasi baru yang mungkin dilakukan Ukraina.

Provokasi yang disebutkan itu akan melibatkan pertumpahan darah para warga sipil.

Menurut pihak Presiden Rusia Vladimir Putin, konspirasi tersebut lagi-lagi didalangi oleh pihak Barat yang menjadi sekutu Ukraina.

Kolase asap merah muda yang diduga senjata kimia berbahaya, membumbung di langit wilayah Luhanks yang menjadi sengketa antara Rusia dan Ukraina, Sabtu (9/4/2022).
Kolase asap merah muda yang diduga senjata kimia berbahaya, membumbung di langit wilayah Luhanks yang menjadi sengketa antara Rusia dan Ukraina, Sabtu (9/4/2022). (Capture Video Telegram SIGNAL)

Baca juga: Ukraina Dituduh Jadi Dalang Pembantaian Warga Sipil, Zelensky Sebut Rusia Pengecut dan Penakut

Baca juga: Rekam Dirinya Lakukan Tindakan Asusila ke Bayi, Tentara Rusia Kirim Videonya ke Temannya

Dilansir TribunWow.com dari TASS, Senin (11/9/2022), Mikhail Mizintsev, kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia, menuturkan rencana besar Kiev.

Ia menyebut Ukraina, dengan dukungan Barat sedang merencanakan provokasi dengan pembantaian warga sipil di wilayah Luhansk untuk menyalahkan tentara Rusia.

"Pejabat Kiev, dengan dukungan dari beberapa negara Barat, terus merencanakan tindakan biadab dan kejam dengan pembunuhan massal warga sipil di Republik Rakyat Luhansk untuk kemudian menuduh angkatan bersenjata Rusia dan pasukan LPR," kata Mizintev pada hari Minggu (10/4/2022).

Menurut Mizintsev, selain di Luhanks, sebuah provokasi juga direncanakan di daerah permukiman Ragovka di wilayah Kiev.

Ia menyebut pihak Ukraina sedang merencanakan untuk merekam video palsu tentang pencarian tempat-tempat pemakaman massal warga sipil yang diduga dibunuh oleh pasukan Rusia.

"Tim ahli forensik Ukraina dan petugas polisi akan terlibat dalam provokasi agar terlihat lebih dapat dipercaya," ucap Mizintev.

“Wartawan dari media massa asing telah tiba di kota Kremennaya di distrik Severodonetsk dan telah ditampung di gedung rumah sakit setempat. Mereka ditugaskan merekam provokasi tentara Ukraina dengan dugaan penyerangan mobil ambulans yang membawa pasien oleh pasukan Rusia," imbuhnya.

Selain itu, dia mengatakan bahwa nasionalis Ukraina telah menambang reservoir dengan klorin di sebuah utilitas air di distrik Popyasnaya.

Rencananya, pasukan Ukraina akan meledakkannya ketika pasukan Republik Rakyat Luhanks (LPR) mendekati kota.

Baca juga: 3 Skenario yang Bisa Membuat NATO Akhirnya Turun Tangan Terlibat Perang Rusia dan Ukraina

Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke- 46, Pergerakan Barisan Tentara Rusia hingga Kedatangan PM Inggris

Rusia Singgung Rencana Kotor Ukraina dan Barat

Rusia klaim memiliki bukti valid tentang rencana Kiev untuk melakukan provokasi.

Menurut pihak Presiden Rusia Vladimir Putin, Ukraina akan menggunakan persenjataan kimia dengan dukungan dari penasihat AS.

Satu diantaranya adalah hasil penyelidikan meledaknya bahan kimia berbahaya di wilayah Luhanks.

Dilansir TribunWow.com dari TASS, Kamis (7/4/2022), hal ini disampailkan kepala delegasi Rusia untuk Negosiasi Keamanan Militer dan Pengendalian Senjata, Konstantin Gavrilov.

Pernyataannya tersebut telah diunggah ke situs web Kementerian Luar Negeri Rusia.

"Rezim Kiev pada dasarnya salah jika berpikir bahwa hukum internasional memberikan kebebasan untuk melakukan tindakan kekerasan massal, termasuk teror langsung terhadap warga sipil," tulis Gavrilov.

Diketahui, pada Pada hari Selasa (5/4/2022), kepala Komite Investigasi Rusia Alexander Bastrykin memerintahkan penyelidikan atas ledakan tangki berisi bahan kimia beracun di wilayah Rubezhnoye, Luhansk.

Menurut informasi, pasukan Ukraina yang mundur meledakkan tangki rel kereta api dengan bahan kimia berbahaya di lokasi pabrik industri di Rubezhnoye.

Tangki tersebut diketahui berisi asam nitrat, sulfat dan klorida dan amonia.

Jika terhirup, bahan kimia dapat menyebabkan keracunan serius dan edema paru.

Komite Investigasi mengatakan bahwa dengan meledakkan tangki tersebut, militer Ukraina menciptakan ancaman besar bagi penduduk sipil dan komunitas sekitarnya.

Gavrilov pun membeberkan hasil penyelidikan mengenai kasus tersebut.

"Pada tanggal 5 April, tentara Ukraina sebelum meninggalkan Rubezhnoye, di Republik Rakyat Luhansk, meledakkan sebuah tangki dengan bahan kimia di lokasi pabrik industri Zarya," tulis Gavrilov.

"40.000 ton asam sulfat, klorida dan nitrat dan amonia yang masih tersisa di sana, jika meledak, mampu menghancurkan semua kehidupan dalam jarak 30 kilometer."

"Kami memiliki bukti yang dapat dipercaya bahwa Kiev sedang merencanakan provokasi kimia lainnya dengan dukungan dari dalang AS."

Gavrilov memperingatkan bahwa salah satu skenario yang mungkin terjadi adalah ledakan tangki rel kereta api dengan klorin seberat hingga 800 ton di stasiun kereta api Kochetok, Wilayah Kharkov.

"Tidak mengherankan bahwa Washington telah menyerahkan sejumlah pakaian perlindungan bahan kimia ke Kiev. Pada saat yang sama, untuk menutupi skema curang seperti itu, tanpa dasar menuduh Rusia merencanakan provokasi," ujare Gavrilov.

"Dengan melakukan itu, ia mengikuti kebiasaan kebiasaan aksi fitnah. Ini bukan pertama kalinya mereka menggunakan trik seperti itu."

Dilansir TribunWow.com dari TASS, Rabu (6/3/2022), Gavrilov juga mencurigai indikasi penggunaan senjata kimia berbahaya oleh Ukraina di wilayah Kharkov.

Sebelumnya, Ukraina juga dituduh melakukan hal serupa di wilayah Sumy dan Luhanks.

Dalam sebuah wawancara di saluran berita televisi Rossiya-24, Gavrilov menyebut rencana tersebut didukung oleh sekutu barat.

Ia mengatakan bahwa Kiev mungkin tidak berhenti meledakkan bahan kimia beracun di wilayah Kharkov untuk menyalahkan serangan artileri Rusia.

"Kami menduga bahwa rezim di Kiev, mengandalkan dukungan dari penangan Baratnya, akan meledakkan sejumlah bahan kimia di wilayah permukiman Kharkov untuk menyalahkan artileri Rusia dan serangan lainnya," kata Gavrilov.

"Kami telah memperingatkan mereka terhadap skenario semacam ini dan memperingatkan bahwa trik yang mereka gunakan sebelumnya tidak akan berhasil."(TribunWow.com)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaUkrainaRusiaVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved