Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Dipaksa Tentara Rusia Masuk Basemen Berisi 130 Orang, Pria di Ukraina Tidur Berdiri Selama 25 Malam

Mykola Klymchuk (60) menghabiskan hampir satu bulan di sebuah basemen berukuran sedang yang diisi melebihi kapasitasnya hingga ratusan orang.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
BBC.com
Seorang kakek bernama Mykola Klymchuk (60) dipaksa untuk tinggal di sebuah basemen berukuran sedang yang diisi hingga 130 orang. 

TRIBUNWOW.COM - Seorang kakek bernama Mykola Klymchuk (60) dipaksa untuk tinggal di sebuah basemen berukuran sedang yang diisi hingga 130 orang.

Mykola adalah satu dari ratusan warga Desa Yahidne di Chernihiv yang dipaksa oleh tentara Rusia untuk menempati sebuah basemen sebuah bangunan sekolah.

Selama tinggal di basemen tersebut, Mykola mengaku hanya memiliki ruang seluas setengah meter.

Basemen itu sendiri memiliki luas 65 meter persegi.

Basemen yang ditempati oleh Anastasiia (15) dan ratusan warga lainnya di Desa Yahidne di Chernihiv.
Basemen yang ditempati oleh Anastasiia (15) dan ratusan warga lainnya di Desa Yahidne di Chernihiv. (BBC.com)

Baca juga: Kehilangan Kaki dan Matanya, Jurnalis Ini Jadi Korban Pengeboman Tentara Rusia di Ukraina

Baca juga: Dituduh Incar Kerumunan Warga Sipil saat Serang Stasiun Kramatorsk, Rusia Ungkap asal Misil

Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, Mykola tak kuasa menahan tangis saat menceritakan semasa dirinya hidup di sana.

"Saya tidur berdiri," ujar Mykola.

Mykola bercerita, agar tidak terjatuh saat tidur, ia mengikat tubuhnya ke tiang yang ada di dekatnya.

"Saya menghabiskan waktu 25 malam seperti ini," jelas dia.

Mykola juga mengakui dirinya takut untuk bergerak selama tinggal di basemen tersebut.

Ia takut tidak sengaja menginjak orang lain.

Sekira 50 orang yang ada di basemen tersebut adalah anak-anak termasuk bayi.

Mykola bercerita, terkadang tentara Rusia mengambil warga dari dalam basemen untuk digunakan sebagai tameng.

Selain Mykola, ada juga seorang gadis bernama Anastasiia (15) yang sempat tinggal di basemen tersebut.

Basemen tempat para warga Yahdine ditawan tampak kotor, bau dan berantakan.

Kengerian di Yahdine baru terungkap seusai pasukan militer Rusia menarik mundur pasukan mereka.

Anastasiia bercerita, ia tinggal di basemen tersebut bersama ayah dan neneknya.

Minimnya ruangan yang tersedia membuat Anastasiia harus terus berdiri.

"Kita tidur berdiri. Bukan berarti kita bisa tidur. Mustahil untuk tidur, begitu banyak serangan yang mengarah ke sini," ujar Anastasiia.

Tidak adanya ventilasi yang cukup dalam ruangan tersebut juga semakin membuat warga yang berlindung di dalam merasa tidak nyaman.

Mykola menjelaskan, selama dirinya tinggal di basemen yang sama dengan Anastasiia, ada 12 orang yang tewas.

Sebagian besar dari mereka adalah warga lanjut usia.

Mykola meyakini para warga lansia tersebut tewas karena sesak napas.

Ketika ada warga yang meninggal, mayatnya tidak bisa langsung dikeluarkan dari basemen.

Tentara Rusia tidak setiap hari membolehkan warga untuk membuang jasad orang yang meninggal di basemen.

Warga yang hidup di basemen terpaksa tinggal bersama mayat selama berjam-jam bahkan berhari-hari sebelum akhirnya jasad bisa dibawa ke luar.

"Sangat menyeramkan. Saya mengenal orang-orang yang meninggal," kata Anastasiia.

"Mereka (orang-orang yang meninggal) memerlakukan kami sangat baik. Saya merasa sangat sedih, mereka mati tanpa alasan di sini," ujarnya.

Mykola menjelaskan, dalam kondisi normal para lansia itu tidak seharusnya tewas di basemen.

Mykola melanjutkan, bahkan untuk sekadar buang air pun tentara Rusia sering melarang.

Tentara Rusia meminta warga yang ada di basemen menggunakan ember untuk buang air.

Tepatnya pada 3 April 2022 pasukan militer Rusia mundur dari Yahidne.

Anastasiia mengaku masih bisa mendengar suara tembakkan dan sering merasa ketakutan.

Pada foto yang diabadikan oleh bbc.com, wajah Anastasiia terlihat tertekan dan stres seusai mengalami hidup di tengah konflik.

Minta Dibunuh seusai Suaminya Dieksekusi

Seorang wanita bernama Iryna Abramov (41) berteriak meminta ditembak mati oleh tentara Rusia seusai suaminya yakni Oleg (40) dieksekusi oleh para tentara Rusia tersebut.

Rumah yang ditinggali oleh Iryna, Oleg dan ayah Iryna yakni Volodymyr Abramov (72) di Kota Bucha, Ukraina, diserbu oleh pasukan militer Rusia tanpa alasan yang jelas.

Begitupula Oleg menjadi korban eksekusi tentara Rusia tanpa alasan yang jelas.

Baca juga: Rusia Klaim Miliki Bukti Rencana Kotor Ukraina yang Didukung AS, Ungkap Insiden Ledakan Kimia

Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, Volodymyr bercerita, pada saat pasukan Rusia datang mendobrak rumah, mereka langsung menarik Oleg ke luar.

Setelah menarik Oleg keluar, tentara Rusia itu melempar sebuah granat ke dalam rumah Volodymyr yang menyebabkan kebakaran di dalam rumah.

Sambil berusaha memdamkan api menggunakan alat pemadam kebakaran, Volodymyr berteriak meminta bantuan menantunya yakni Oleg yang ditarik ke luar oleh para tentara Rusia.

Tak lama kemudian datang seorang tentara Rusia mengatakan kepada Volodymyr bahwa Oleg tidak akan bisa membantu.

Setelah itu Volodymyr menemukan jasad Oleg di aspal di luar gerbang rumah.

Dari posisi jasad Oleg yang berlutut dan mengalami luka di kepala, Volodymyr meyakini menantunya itu diekseksui mati dari jarak dekat.

Oleg sendiri sehari-hari bekerja sebagai tukang las, bukan termasuk kombatan.

Iryna selaku istri Oleg bercerita, para tentara Rusia itu mengeksekusi Oleg tanpa alasan yang jelas.

"Mereka tidak bertanya atau mengatakan apapun, mereka hanya membunuhnya," ujar Iryna.

"Mereka meminta (Oleg) untuk melepaskan baju, berlutut, dan mereka menembaknya."

Setelah Oleg dieksekusi, Iryna sempat berlari ke luar dan melihat empat tentara Rusia yang membunuh Oleg sedang bersantai sambil meminum air.

Iryna histeris berteriak minta agar dirinya segera ditembak mati.

Namun para tentara Rusia tersebut justru menanggapi dengan bercanda.

Seorang tentara Rusia awalnya mengarahkan senjatanya ke Iryna lalu menurunkannya, kemudian mengarahkannya lagi lalu menurunkannya berkali-kali.

Pada akhirnya tentara Rusia tersebut memberi waktu tiga menit agar Iryna dan Volodymyr segera pergi dari sana.

Menurut pengakuan Volodymyr, pada akhirnya ia dan Iryna pergi meninggalkan jasad Oleg hampir selama sebulan di Bucha.

Ketika situasi mulai aman, Volodymyr mengubur Oleg seadanya di sebuah lahan dekat rumah.

Kini jasad Oleg telah dievakuasi oleh tentara Ukraina dan belum tahu dipindahkan ke mana. (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved