Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Isi Percakapan Intelijen Ukraina, Kelakuan Tentara Rusia Tak seperti yang Diberitakan Media Barat

Media asal Rusia mengungkapkan hasil sadapan percakapan telepon agen intelijen Ukraina.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
rt.com
Media asal Rusia mengklaim berhasil merekam percakapan telepon agen intelijen Ukraina. 

TRIBUNWOW.COM - Akhir-akhir ini media-media barat terus-terusan menyoroti bagaimana pasukan militer Rusia melakukan segala macam kejahatan perang selama melakukan invasi ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu.

Satu dari beberapa kejahatan perang tersebut adalah tragedi pembantaian warga sipil di Kota Bucha yang foto dan videonya diviralkan oleh pemerintah Ukraina.

Kini media asal Rusia RT.com mengklaim telah berhasil memeroleh sebuah rekaman berisi percakapan telepon milik seorang anggota badan intelijen Ukraina bernama Sergey Anatolyevich.

Petugas melakukan evakuasi jasad-jasad warga sipil yang ada di Kota Bucha, 3 April 2022.
Petugas melakukan evakuasi jasad-jasad warga sipil yang ada di Kota Bucha, 3 April 2022. (Sergei Supinsky / AFP)

Baca juga: Sempat Ramalkan Rusia Invasi Ukraina, Kelompok Intelijen Ini Prediksi Akhir Karier Putin

Baca juga: Berpangkat Jenderal di Badan Intelijen Ukraina, Ini 2 Sosok Pengkhianat yang Diungkap Zelensky

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, dari isi percakapan telepon itu, Sergey diketahui sedang menyelidiki situasi lapangan di Kota Kukhari yang berada 60 kilometer di dekat Bucha.

Sergey menceritakan situasi di kota setelah pasukan militer Rusia mundur.

Ia menjelaskan setelah pasukan militer Rusia mundur, para tentara Ukraina yang memiliki markas di Kota Malin datang untuk mengamankan Kota Kukhari.

Ironisnya para tentara Ukraina yang datang ke Kukhari justru melakukan beragam kejahatan perang.

"Menjarah semuanya yang mereka bisa. Mendobrak pintu, semuanya. Brankas dibobol, mobil dicuri. Mereka mengisi mobil mereka dengan apapun yang berharga lalu mengambilnya," kata Sergey.

"Ternyata Moskals (sebutan Ukraina untuk tentara Rusia) tidak mengambil apapun, tetapi pasukan kita masuk dan menjarah semuanya," kata Sergey.

Dalam percakapan telepon itu, Sergey diketahui berbincang dengan seseorang bernama Lesogor.

Lesogor lalu bertanya unit mana yang nekat menjarah barang-barang berharga milik warga sipil, Sergey menjawab tidak tahu persis unit yang mana.

"Beberapa mengatakan Volhynian, yang lain mengatakan orang lain," ujar Sergey.

Akal-akalan Ukraina

Sebelumnya diberitakan, Michael Tracey, seorang jurnalis asal Amerika Serikat (AS) mengungkapkan kecurigaan soal viralnya video pembantaian warga sipil di Kota Bucha.

Seperti yang diketahui, pemerintah Ukraina mengklaim sejumlah mayat manusia yang ditemukan di jalan adalah warga sipil korban serangan pasukan militer Rusia.

Namun Tracey menduga pemerintah Ukraina memiliki tujuan tersembunyi terkait aksinya menyebarkan video tersebut.

Baca juga: Sindir Media Barat soal Berita Rusia Bantai Warga Sipil, Eks Inspektur PBB Minta Ukraina Beri Bukti

Dikutip TribunWow.com dari Tass.com, Tracey yang juga seorang komentator politik menyoroti bagaimana media-media barat dengan senang hati memberitakan video pembantaian warga di Bucha tanpa proses verifkasi terlebih dahulu.

"Mereka mengabaikan semua standar jurnalistik untuk membantu upaya propaganda dari sebuah pemerintahan negara asing," ungkap Tracey.

Tracey menduga pemerintah Ukraina ingin pasukan militer AS dan NATO untuk terlibat dalam konflik melawan Rusia.

Tracey menyampaikan bagaimana video ini disebarkan dengan tujuan untuk memancing emosi agar publik bersimpati terhadap Ukraina.

Menurut pihak Rusia, penembakan pada warga sipil dan kehancuran kota justru disebabkan tentara Ukraina sendiri.

Dilansir TribunWow.com dari TASS, Senin (4/4/2022), Rusia mengklaim tidak ada korban sipil yang dilaporkan di kota Bucha ketika kota itu dikendalikan oleh Angkatan Bersenjatanya.

Namun Duta Besar Rusia untuk Washington Anatoly Antonov menuding media AS mengabaikan penembakan yang dilakukan militer Ukraina di kota itu.

Ia pun terang-terangan membantah tudingan bahwa Rusia telah melakukan kejahatan perang pada warga sipil di Bucha.

"Kementerian Pertahanan Rusia telah sepenuhnya menolak tuduhan palsu ini," ujar Antonov saat diwawancarai Newsweek.

Menurut Antonov, pasukan Rusia sudah seminggu meninggalkan Bucha.

Selama itu, pasukan Ukraina disebut sudah mengetahui kondisi di Bucha dan memilih diam.

Namun belakangan potret mengenaskan di wilayah itu justru digunakan untuk menyalahkan Rusia.

Hal ini senada disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Minggu, (3/4/2022) bahwa Angkatan Bersenjata Rusia telah meninggalkan Bucha, yang terletak di wilayah Kiev, pada 30 Maret.

Sementara bukti kejahatan muncul baru empat hari kemudian, setelah petugas Dinas Keamanan Ukraina tiba di kota itu.

"Saya ingin menunjukkan bahwa pasukan Rusia meninggalkan Bucha pada 30 Maret. Pihak berwenang Ukraina tetap diam selama ini, dan sekarang mereka tiba-tiba memposting rekaman sensasional untuk menodai citra Rusia dan ini membuat Rusia harus mempertahankan diri," kata Antonov.

"Saya ingin menekankan dengan penuh tanggung jawab bahwa tidak ada satu pun warga sipil yang menderita akibat kekerasan ketika kota itu dikendalikan oleh Angkatan Bersenjata Rusia. Sebaliknya, pasukan kami mengirimkan 452 ton bantuan kemanusiaan untuk warga sipil."

Menurut pihak Rusia, tentara Ukraina justru melakukan penembakan dan menghancurkan kotanya sendiri.

Dikatakan bahwa Ukraina sengaja ingin menjatuhkan kesalahan ke pihak Rusia.

"Sementara itu, fakta bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina menembaki kota Bucha tepat setelah pasukan Rusia pergi sengaja diabaikan di AS. Inilah yang bisa menyebabkan korban sipil. Yang mengatakan, rezim Kiev jelas berusaha menyalahkan kekejamannya. di Rusia," ujar Antonov.

Kementerian menekankan bahwa pada 31 Maret, Wali Kota Anatoly Fedoruk telah mengkonfirmasi dalam pidato video bahwa tidak ada pasukan Rusia di Bucha.

Namun, dia tidak mengatakan sepatah kata pun tentang warga sipil yang ditembak mati di jalan dengan tangan terikat di belakang.

Baca juga: 3 Gosip Miring soal Presiden Rusia Vladimir Putin, Punya Kebiasaan Mandi Darah hingga Mudah Emosi

Ukraina Ungkap Tujuan Rusia

Sembari menarik mundur pasukan militernya dari Ukraina, para tentara Rusia dituding bertanggung jawab atas tindakan keji melakukan pembantaian terhadap warga sipil.

Baru-baru ini viral di internet foto dan video jasad warga sipil ditemukan bertebaran di jalan hingga trotoar di wilayah sekitar Kiev/Kiev.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba meminta dunia internasional merespons pembantaian yang terjadi di Kota Bucha yang diketahui berada di dekat Kiev.

"Pasukan Rusia bertujuan untuk menghabisi warga Ukraina sebanyak yang mereka bisa," ujar Kuleba lewat akun media sosialnya.

Kuleba meminta para negara anggota G7 memberikan sanksi terhadap Rusia.

Sementara itu menurut juru bicara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yakni Sergey Nikiforov, apa yang saat ini viral di internet adalah bukti nyata kejahatan perang yang dilakukan oleh Rusia.

Selain menemukan jasad warga sipil dibiarkan begitu saja di tempat terbuka, pasukan militer Ukraina turut menemukan kuburan massal, jasad warga dengan kondisi tangan dan kaki terikat, hingga mayat warga sipil dengan luka tembakkan di belakang kepala.

"Sangat sulit untuk memahami mengapa semua ini terjadi," ujar Nikiforov.

"Ini adalah murni brutalitas. Tidak ada kepentingan militer untuk melakukan semua ini," sambungnya.

Dikutip TribunWow.com dari Sky News, Wali Kota Bucha, Anatoliy Fedoruk menjelaskan setidaknya ada 300 warga sipil yang tewas dibunuh.

Penampakan mengerikan ini baru terungkap seusai pasukan militer RUsia mundur dari wilayah di sekitar Kyiv/Kiev.

Pada saat yang sama pasukan militer Ukraina berhasil merebut kembali lebih dari 30 kota dan desa di sekitar Ukraina setelah konflik melawan Rusia lebih dari lima minggu.

Dalam kanal YouTube Aljazeera, ditampilkan jasad sejumlah pria terkumpul di sudut jalan.

Jasad itu dibiarkan terbuka tanpa ditutup kain ataupun koran.

Pada video lainnya tampak warga yang masih hidup berjalan santai di dekat jasad-jasad tersebut.

Terekam juga jasad seorang pria dalam posisi tergeletak sambil masih menunggangi sepeda.

Saat direkam dari dekat, tampak ada jasad yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pembusukkan yakni kuku dan warna kulit yang mulai menghitam.(TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyBucha
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved