Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Akui Mungkin akan Putus Hubungan dengan Negara-negara Barat karena Ini

Pemerintah Rusia tidak menutup ada kemungkinan pihaknya akan memutus hubungan dengan negara-negara barat.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Mandel Ngan/AFP
Kedutaan Besar Rusia di Amerika Serikat (AS). 

TRIBUNWOW.COM - Semenjak melakukan invasi ke Ukraina, Rusia terus dikecam oleh negara-negara barat dan menerima banyak sanksi ekonomi.

Kehidupan perekonomian Rusia kini tengah babak belur lantaran banyak perusahaan-perusahaan negara-negara barat yang menutup aktivitas usaha mereka di Rusia.

Kini Rusia menyatakan pihaknya tidak menutup kemungkinan akan memutus hubungan dengan negara-negara barat.

Baca juga: Obama Kaget Putin Invasi Ukraina, Akui Tak Bisa Prediksi Langkah Presiden Rusia meski Kenal Baik

Baca juga: Rusia Jawab Klaim Putin Kirim Pembunuh Bayaran untuk Habisi Zelensky, Singgung Tujuan Invasi

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, Rusia menyatakan akan memutus hubungan diplomatik dengan negara-negara yang mengeluarkan diplomat Rusia.

"Ada potensi risiko seperti itu, karena setiap hari kita dihadapkan dengan tindakan bermusuhan seperti itu. Pengusiran diplomat adalah keputusan yang menutup jendela hubungan diplomatik," ujar juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov.

Jawaban ini diberikan oleh Peskov saat diwawancarai oleh stasiun televisi asal Prancis.

Pada Rabu (6/4/2022), Peskov ditanyakan apakah Rusia akan memutus hubungan diplomatik seusai puluhan diplomatnya diusir dari negara-negara Anggota NATO.

Diketahui Italia, Spanyol dan Denmark telah mengeluarkan total 70 diplomat Rusia pada Selasa (5/4/2022).

Kemudian Jerman dan Prancis telah mengeluarkan 40 diplomat Rusia pada Senin (3/4/2022).

Pengeluaran diplomat Rusia tersebut dilakukan terkait insiden pembantaian warga sipil di Bucha, Ukraina.

Hubungan Rusia sendiri dan negara-negara barat serta Eropa tengah memburuk semenjak Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer spesial di Ukraina pada 24 Februari 2022 silam.

Mendukung Ukraina, negara-negara barat kompak memberikan sanksi ekonomi terhadap Rusia.

Kini giliran para diplomat Rusia terkena imbas konflik Rusia-Ukraina.

Dikutip TribunWow.com dari Aljazeera.com, puluhan diplomat Rusia yang tersebar di negara-negara Eropa kini diusir oleh negara tuan rumah.

Negara-negara Eropa mencurigai para diplomat Rusia yang ada di negara mereka telah melakukan aksi spionase terkait perang Rusia dan Ukraina.

Belanda telah mengusir 17 diplomat Rusia yang dicurigai merupakan agen intelijen Rusia menyamar sebagai diplomat.

Sementara itu Belgia telah mengusir 21 diplomat Rusia.

Kemudian Irlandia meminta empat pejabat senior Rusia untuk segera keluar dari Irlandia karena disebut telah melakukan aktivitas yang tidak sesuai dengan standar diplomatik.

Polandia turut mengusir 45 warga Rusia yang dicurigai agen intelijen Rusia menggunakan status diplomat sebagai kedok.

Kementerian Luar Negeri Belanda menyatakan pengusiran para diplomat Rusia tersebut berdasarkan pertimbangan untuk menjaga keamanan negara.

Di sisi lain, pemerintah Ukraina mengklaim ada sekira 600 agen rahasia Rusia yang kedoknya telah berhasil dibongkar.

Klaim pemerintah Ukraina ini diberitakan oleh media asal Inggris The Telegraph.

Namun pemerintah Ukraina sendiri tidak menjelaskan secara rinci bagaimana pihaknya bisa membongkar kedok para agen rahasia tersebut.

Dikutip TribunWow.com dari Sky News, grup junalisme investigatif Bellingcat menyatakan, ada kemungkinan informasi yang dimiliki oleh pemerintah Ukraina berasal dari kebocoran data di internet.

Para agen rahasia yang berhasil dikuak kedoknya itu dituding ikut andil dalam aksi kriminal di wilayah Eropa bahkan di Inggris.

Kertas berisi daftar nama mata-mata Rusia itu turut menyimpan informasi berupa paspor, nomor telepon, bahkan kebiasaan masing-masing agen.

Seorang agen bahkan diketahui menggunakan nama 'jamesbond007' untuk akun media sosial Skype.

James Bond sendiri adalah seorang tokoh fiksi dalam sebuah film bertema agen rahasia yang menceritakan kisah mata-mata negara Inggris.

Ukraina Tangkap Pria Mencurigakan

Sebelumnya pihak kepolisian Ukraina menangkap seorang pria tak dikenal karena diduga menjadi mata-mata kiriman Rusia.

Dikutip TribunWow.com dari Sky News, pria ini ditangkap di Kota Lviv yang berbatasan langsung dengan Polandia, pada Sabtu (26/3/2022).

Diketahui pada hari yang sama pasukan militer Rusia baru saja meluncurkan serangan roket di Lviv.

Roket tersebut diketahui diluncurkan di hari yang sama saat Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melakukan kunjungan ke Polandia dan berpidato soal konflik Rusia-Ukraina.

Pria tak dikenal ini ditangkap seusai melakukan hal mencurigakan di titik jatuhnya roket milik Rusia.

Menurut keterangan pemerintah setempat, pihak kepolisian Ukraina menemukan pria tersebut merekam momen datangnya roket milik Rusia hingga roket tersebut jatuh di Lviv.

Pihak kepolisian Ukraina juga menemukan foto-foto sejumlah pos pemeriksaan yang tersebar di Ukraina yang tersimpan di ponsel milik pria tersebut.

Dugaan pria tersebut merupakan mata-mata semakin diperkuat ketika ada kontak yang dilakukan oleh pria itu dengan dua nomor telepon asal Rusia.

Sebelumnya diberitakan, ekskalasi serangan yang terjadi di Mariupol, Ukraina, menyebabkan adanya kesulitan untuk menghitung jumlah warga yang menjadi korban.

Pemerintah setempat menuturkan bahwa dalam serangan Rusia ke gedung teater saja, 300 orang telah meninggal.

Sementara itu, pihak PBB mengungkapkan penemuan sejumlah pemakaman massal yang satu diantaranya diperkirakan menampung sampai 200 jasad.

Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Jumat (25/3/2022, pihak berwenang Ukraina mengatakan sekitar 300 orang tewas setelah serangan udara Rusia meledakkan teater drama di Mariupol pekan lalu.

Teater itu digunakan sebagai tempat perlindungan bagi warga sipil ketika pasukan Rusia meningkatkan upaya mereka untuk merebut kota pelabuhan Ukraina.

Selama berhari-hari, otoritas lokal di Mariupol tidak dapat menghitung jumlah korban dalam serangan 16 Maret itu.

Namun, pada hari Jumat, dewan kota mengutip saksi yang melaporkan jumlah korban tewas.

"Dari para saksi mendapat informasi bahwa sekitar 300 orang tewas di Teater Drama Mariupol akibat pemboman oleh pesawat Rusia," kata dewan kota Mariupol dalam sebuah pernyataan.

"Hingga saat-saat terakhir, orang sulit mempercayai kengerian ini. Tapi kesaksian mereka yang berada di dalam gedung pada saat aksi teroris ini mengatakan sebaliknya."

Kepala misi pemantauan hak asasi manusia PBB di Ukraina, Matilda Bogner, juga mengatakan bahwa timnya belum dapat memperoleh informasi yang cukup untuk memverifikasi jumlah korban tewas di teater.

"Kami semakin sedikit mendapatkan informasi dari sana (Mariupol) dan dalam kasus khusus itu kami masih mencoba memverifikasi detailnya," kata Bogner.

Bogner mengatakan bahwa pihaknya telah menerima informasi tentang kuburan massal di Mariupol, termasuk yang tampaknya menampung 200 mayat.

"Kami mendapat informasi peningkatan kuburan massal yang ada di sana,” kata Bogner yang mengatakan beberapa bukti berasal dari citra satelit.

Kantor hak asasi PBB, yang memiliki sekitar 50 staf di negara itu, sejauh ini menghitung 1.035 kematian warga sipil sejak Rusia menginvasi Ukraina.

"Tingkatnya korban sipil dan penghancuran objek sipil sangat menunjukkan bahwa prinsip pembedaan, proporsionalitas, aturan tentang tindakan pencegahan yang layak dan larangan serangan tanpa pandang bulu telah dilanggar," pungkas Bogner.

Baca juga: WHO Laporkan Serangan Rusia ke Fasilitas Medis Ukraina Makin Meningkat, Langgar Aturan Perang?

Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-22, Gedung Teater Dibom hingga Perkembangan Kondisi 2 Negara

(TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyNATOBuchaAmerika Serikat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved