Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Minta Dibunuh seusai Suaminya Dieksekusi, Wanita di Bucha Justru Dipermainkan Tentara Rusia

Minta ditembak mati oleh tentara Rusia, seorang wanita di Ukraina justru dijadikan bahan guyon oleh tentara Rusia.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
BBC.com
Seorang wanita bernama Iryna Abramov (41) berteriak meminta ditembak mati oleh tentara Rusia seusai suaminya yakni Oleg (40) dieksekusi oleh para tentara Rusia tersebut. Iryna dan Oleg diketahui tinggal di Kota Bucha. 

Ia menyebut klaim tersebut sebagai provokasi bertahap tetapi belum memberikan bukti empiris yang memperlihatkan bahwa mereka tidak bertanggung jawab.

Lavrov menyebut Rusia telah meninggalkan wilayah tersebut sejak 30 Maret tanpa ada mayat berserakan.

Ia menuding Ukraina sengaja meletakkan mayat-mayat tersebut setelah pasukan Rusia pergi.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengeluarkan pernyataan panjang yang mengatakan tidak ada warga sipil yang mengalami kekerasan di tangan pasukan Rusia dan bahwa gambar-gambar itu adalah rekayasa.

Namun, analisis citra satelit yang dibagikan oleh New York Times dan pemeriksa fakta di BBC bertentangan dengan penyangkalan Rusia.

NYT telah mengambil gambar satelit yang diarsipkan yang kemudian mereka cocokkan dengan foto yang diambil oleh anggota media di lapangan di Bucha.

Gambar setlit tersebut membuktikan bahwa mayat-mayat itu ada di sana sebelum pasukan Rusia mundur pada 30 Maret.

Surat kabar itu mencocokkan hingga 11 mayat di jalan-jalan dalam sebuah video yang diambil oleh penduduk setempat pada 2 April dengan citra satelit dari 11 Maret.

Bukti tersebut menunjukkan bahwa mayat-mayat itu telah berada di sana selama berminggu-minggu.

Gambar berikutnya yang diperoleh MailOnline dari 19 Maret berkorelasi dengan video yang sama.

Video kedua menggambarkan tiga mayat lagi yang menunjukkan gambar satelit muncul di sana antara 20 dan 21 Maret, sekali lagi sebelum Rusia mengatakan mereka meninggalkan kota.

Pihak Rusia juga menyebutkan bahwa mayat-mayat di Bucha tak terlihat kaku atau yang disebut sebagai rigor mortis.

Klaim ini dinilai menguatkan tudingan Rusia bahwa mayat tersebut masih dalam kondisi baru.

Namun, seorang ahli patologi forensik yang telah bekerja pada penyelidikan kejahatan perang mengatakan bahwa setelah empat hari, proses pengerasan mayat biasanya telah mereda.

Ahli patologi juga mengatakan bahwa penampilan korban kekerasan sangat bervariasi tergantung pada senjata yang digunakan dan keadaan lainnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyBucha
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved