Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Salahkan Ukraina soal Pembantaian, Zelensky Persilakan Jurnalis di Seluruh Dunia Datangi Bucha
Presiden Ukraina Zelensky ingin segera dilakukan investigasi secara transparan terhadap insiden pembantaian di Bucha.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Baik Rusia maupun Ukraina saling tuduh soal insiden pembantaian di Kota Bucha.
Pemerintah Ukraina menyebut, jasad-jasad manusia yang ditemukan di Bucha adalah warga sipil yang dibantai oleh tentara Rusia.
Sementara itu Rusia menuding insiden di Bucha adalah salah tentara Ukraina.

Baca juga: Tinjau Bucha, Zelensky Tahan Tangis Lihat Kondisi Kota Ukraina yang Ditinggalkan Tentara Rusia
Baca juga: Ada Jurnalis Curiga Video Pembantaian Warga Bucha Hanya Akal-akalan Ukraina untuk Libatkan AS
Dikutip TribunWow.com dari Tass.com, pada Selasa (5/4/2022) Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky buka suara soal insiden pembantaian di Bucha.
Zelensky menyatakan ingin insiden di Bucha segera dilakukan investigasi secara transparan dan mendalam yang mana hasilnya nanti diumumkan secara terbuka.
"Kita telah memberikan akses maksimal kepada jurnalis untuk ke Bucha dan kota Ukraina lainnya yang telah dibebaskan," ujar Zelensky.
Zelensky mempersilakan jurnalis dari berbagai negara datang langsung ke lapangan.
Sebelumnya diberitakan, menurut pihak Rusia, penembakan pada warga sipil dan kehancuran kota justru disebabkan tentara Ukraina sendiri.
Dilansir TribunWow.com dari TASS, Senin (4/4/2022), Rusia mengklaim tidak ada korban sipil yang dilaporkan di kota Bucha ketika kota itu dikendalikan oleh Angkatan Bersenjatanya.
Namun Duta Besar Rusia untuk Washington Anatoly Antonov menuding media AS mengabaikan penembakan yang dilakukan militer Ukraina di kota itu.
Ia pun terang-terangan membantah tudingan bahwa Rusia telah melakukan kejahatan perang pada warga sipil di Bucha.
"Kementerian Pertahanan Rusia telah sepenuhnya menolak tuduhan palsu ini," ujar Antonov saat diwawancarai Newsweek.
Menurut Antonov, pasukan Rusia sudah seminggu meninggalkan Bucha.
Selama itu, pasukan Ukraina disebut sudah mengetahui kondisi di Bucha dan memilih diam.
Namun belakangan potret mengenaskan di wilayah itu justru digunakan untuk menyalahkan Rusia.
Hal ini senada disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Minggu, (3/4/2022) bahwa Angkatan Bersenjata Rusia telah meninggalkan Bucha, yang terletak di wilayah Kiev, pada 30 Maret.
Sementara bukti kejahatan muncul baru empat hari kemudian, setelah petugas Dinas Keamanan Ukraina tiba di kota itu.
"Saya ingin menunjukkan bahwa pasukan Rusia meninggalkan Bucha pada 30 Maret. Pihak berwenang Ukraina tetap diam selama ini, dan sekarang mereka tiba-tiba memposting rekaman sensasional untuk menodai citra Rusia dan ini membuat Rusia harus mempertahankan diri," kata Antonov.
"Saya ingin menekankan dengan penuh tanggung jawab bahwa tidak ada satu pun warga sipil yang menderita akibat kekerasan ketika kota itu dikendalikan oleh Angkatan Bersenjata Rusia. Sebaliknya, pasukan kami mengirimkan 452 ton bantuan kemanusiaan untuk warga sipil."
Menurut pihak Rusia, tentara Ukraina justru melakukan penembakan dan menghancurkan kotanya sendiri.
Dikatakan bahwa Ukraina sengaja ingin menjatuhkan kesalahan ke pihak Rusia.
"Sementara itu, fakta bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina menembaki kota Bucha tepat setelah pasukan Rusia pergi sengaja diabaikan di AS. Inilah yang bisa menyebabkan korban sipil. Yang mengatakan, rezim Kiev jelas berusaha menyalahkan kekejamannya. di Rusia," ujar Antonov.
Kementerian menekankan bahwa pada 31 Maret, Wali Kota Anatoly Fedoruk telah mengkonfirmasi dalam pidato video bahwa tidak ada pasukan Rusia di Bucha.
Namun, dia tidak mengatakan sepatah kata pun tentang warga sipil yang ditembak mati di jalan dengan tangan terikat di belakang.
Sebut Rusia Sengaja Lakukan Pembantaian
Sembari menarik mundur pasukan militernya dari Ukraina, para tentara Rusia dituding bertanggung jawab atas tindakan keji melakukan pembantaian terhadap warga sipil.
Baru-baru ini viral di internet foto dan video jasad warga sipil ditemukan bertebaran di jalan hingga trotoar di wilayah sekitar Kiev/Kiev.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba meminta dunia internasional merespons pembantaian yang terjadi di Kota Bucha yang diketahui berada di dekat Kiev.

"Pasukan Rusia bertujuan untuk menghabisi warga Ukraina sebanyak yang mereka bisa," ujar Kuleba lewat akun media sosialnya.
Kuleba meminta para negara anggota G7 memberikan sanksi terhadap Rusia.
Sementara itu menurut juru bicara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yakni Sergey Nikiforov, apa yang saat ini viral di internet adalah bukti nyata kejahatan perang yang dilakukan oleh Rusia.
Selain menemukan jasad warga sipil dibiarkan begitu saja di tempat terbuka, pasukan militer Ukraina turut menemukan kuburan massal, jasad warga dengan kondisi tangan dan kaki terikat, hingga mayat warga sipil dengan luka tembakkan di belakang kepala.
"Sangat sulit untuk memahami mengapa semua ini terjadi," ujar Nikiforov.
"Ini adalah murni brutalitas. Tidak ada kepentingan militer untuk melakukan semua ini," sambungnya.
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, Wali Kota Bucha, Anatoliy Fedoruk menjelaskan setidaknya ada 300 warga sipil yang tewas dibunuh.
Penampakan mengerikan ini baru terungkap seusai pasukan militer RUsia mundur dari wilayah di sekitar Kyiv/Kiev.
Pada saat yang sama pasukan militer Ukraina berhasil merebut kembali lebih dari 30 kota dan desa di sekitar Ukraina setelah konflik melawan Rusia lebih dari lima minggu.
Dalam kanal YouTube Aljazeera, ditampilkan jasad sejumlah pria terkumpul di sudut jalan.
Jasad itu dibiarkan terbuka tanpa ditutup kain ataupun koran.
Pada video lainnya tampak warga yang masih hidup berjalan santai di dekat jasad-jasad tersebut.
Terekam juga jasad seorang pria dalam posisi tergeletak sambil masih menunggangi sepeda.
Saat direkam dari dekat, tampak ada jasad yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pembusukkan yakni kuku dan warna kulit yang mulai menghitam.(TribunWow.com/Anung/Via)