Konflik Rusia Vs Ukraina
Sebut Nama Pejabat AS yang Terlibat, Rusia Bongkar Bukti Baru Penelitian Senjata Biologis di Ukraina
Militer Rusia telah mempresentasikan dokumen yang menunjukkan bukti baru mengenai senjata biologis yang diteliti Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Militer Rusia telah mempresentasikan dokumen yang menunjukkan bukti baru mengenai senjata biologis yang diteliti Ukraina.
Termasuk rencana Ukraina dalam menggunakan drone untuk mengirimkan senjata patogen yang dikembangkan dalam biolab yang didanai AS.
Dirilis pula nama pejabat AS yang terlibat dalam proyek tersebut, dan peran Hunter Biden, putra Presiden AS Joe Biden.

Baca juga: AS Mengelak, Rusia Ungkap Bukti Lab Senjata Biologis di Ukraina, Penyakit Menular dari Kelelawar
Baca juga: Rusia Bongkar Rencana Ukraina Sebarkan Patogen Berbahaya, Sebut Keterlibatan Anak Joe Biden
Dilansir TribunWow.com dari Russia Today, Kamis (31/3/2022), bukti kunci yang ditampilkan adalah surat dari perusahaan Ukraina Motor Sich kepada produsen drone Turki Baykar Makina, pembuat UAV Bayraktar TB2 dan Akinci yang tertanggal 15 Desember 2021.
Pihak Ukraina secara khusus menanyakan apakah drone tersebut dapat membawa 20 liter muatan aerosol hingga jangkauan 300 kilometer.
"Kita berbicara tentang pengembangan sarana teknis pengiriman dan penggunaan senjata biologis oleh rezim Kiev dengan kemungkinan penggunaannya melawan Federasi Rusia,” kata Letnan Jenderal Igor Kirillov, komandan Pasukan Perlindungan Nuklir, Biologis dan Kimia Rusia.
Kirillov juga merujuk paten AS (No. 8.967.029) untuk mekanisme penyebaran patogen aerosol dari drone.
AS tidak menyangkal penyelidikan Rusia tahun 2018 tentang paten ini, tetapi mengklaim bahwa itu secara teknis tidak melanggar kewajiban Washington berdasarkan perjanjian yang melarang senjata kimia dan biologi.
Kirillov menunjukkan kontrak yang ditandatangani antara lembaga pemerintah AS yakni Badan Pengurangan Ancaman Pertahanan (DTRA), Pentagon, Departemen Luar Negeri dan Kementerian Kesehatan Ukraina, serta fasilitas khusus di dalam Ukraina.
Menurut militer Rusia, Pentagon menghabiskan lebih dari $30 juta atau sekira Rp 431 miliar untuk penelitian biologi hanya di satu fasilitas Ukraina.
"Pejabat DTRA Robert Pope adalah satu tokoh kunci dalam program tersebut, dan penulis gagasan untuk menciptakan pusat penyimpanan mikroorganisme yang sangat berbahaya di Kiev," kata Kirillov.
Proyek biologis Pentagon di Ukraina dikoordinasikan oleh Joanna Wintrol, kepala kantor DTRA di Kiev, hingga Agustus 2020.
Wintrol secara langsung mengawasi proyek UP-4, UP-6, dan UP-8 untuk mempelajari patogen mematikan, termasuk antraks, demam Kongo-Krimea, dan leptospirosis.
Titik kontak badan AS adalah Menteri Kesehatan Ukraina (2016-2019) Ulyana Suprun, yang juga warga negara AS.
Sementara perantara utama adalah kontraktor swasta Black and Veatch, yang kantornya di Kiev dipimpin oleh Lance Lippencott.
Kontraktor Pentagon lainnya, Metabiota, juga berperan dalam proyek tersebut.
Kirillov mengatakan bahwa Hunter Biden memainkan peran penting dalam menciptakan peluang finansial untuk bekerja dengan patogen di wilayah Ukraina.
Secara khusus, dia menggambarkan Metabiota VP sebagai orang kepercayaan Hunter Biden, berdasarkan korespondensi mereka.
Sebuah surat tahun 2017 dari departemen Kherson dari Layanan Keamanan Ukraina (SBU) juga mengatakan bahwa DTRA dan Black and Veach bermaksud untuk membangun kontrol atas fungsi laboratorium mikrobiologi di Ukraina.
Dijelaskan laboratorium itu melakukan penelitian tentang patogen infeksi berbahaya yang dapat digunakan untuk membuat atau memodernisasi senjata biologis jenis baru.
Menunjuk dokumen Juni 2019 dari Pusat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Ukraina, Kirillov bertanya-tanya mengapa dokumen itu bersikeras menjaga kerahasiaan dan mengharuskan insiden serius termasuk kematian subjek harus dilaporkan ke otoritas bioetika AS dalam waktu 24 jam.
"Kami tidak mengesampingkan bahwa program penelitian resmi hanya bagian yang terlihat dari gunung es, sementara dalam praktiknya, sukarelawan terinfeksi virus demam Kongo-Krimea, hantavirus, dan agen penyebab leptospirosis,” kata jenderal itu.
Menurut Kirillov, semua biomaterial patogen yang disimpan di Ukraina diangkut dengan pesawat militer ke Amerika Serikat melalui Odessa, pada awal Februari 2022.
Dikatakan pada 24 Februari, ketika pasukan Rusia memasuki Ukraina, kementerian kesehatan di Kiev memerintahkan strain yang tersisa untuk dihancurkan.
Kirillov mengatakan bahwa intervensi Rusia menghentikan kegiatan di lima biolab Ukraina yang telah bekerja dengan antraks, tularemia, brucellosis, kolera, leptospirosis, dan demam babi Afrika.
Baca juga: Tuduh Ukraina Kembangkan Senjata Biologis, Rusia Dinilai Hanya Cari-cari Alasan
Baca juga: Rusia Dikhawatirkan akan Gunakan Senjata Biologis, Buntut Isu Penemuan Laboratorium AS di Ukraina
Rusia Sebut Ukraina Panik
Di tengah konflik dengan Ukraina, pemerintah Rusia mengklaim menemukan bukti adanya keterlibatan Amerika Serikat (AS) dengan sejumlah bio lab di Ukraina yang meneliti penyakit berbahaya.
Menurut keterangan pemerintah Rusia, total terdapat 30 biolab di Ukraina yang aktif bekerjasama dengan AS.
Dikutip TribunWow.com dari RT.com, informasi ini disampaikan oleh Letjen Igor Kirilov selaku komandan pasukan Rusia dalam bidang pertahanan terhadap radiologi, kimiawi, dan biologis.
Letjen Kirilov menjelaskan, sebagian besar lab tersebut aktif sejak tahun 2014 lalu.
Ia juga menyampaikan, sejak lab-lab itu didirikan, sejumlah negara di Eropa pada saat yang sama mengalami peningkatan kasus penyakit menular seperti difteri, tuberculosis (TBC), hingga campak.
Letjen Kirilov melanjutkan, sejak Putin mengumumkan operasi militer spesial pada Kamis (24/2/2022), lab-lab kerja sama dengan AS yang ada di Ukraina buru-buru menghancurkan virus dan patogen yang sedang mereka teliti.
Letjen Kirilov mengklaim memiliki bukti dokumen yang berisi proses penghancuran virus dan patogen berbahya tersebut.
Berdasarkan keterangan dokumen yang diklaim diamankan oleh pasukan Rusia, penyakit berbahaya yang dipelajari di antaranya adalah anthrax.
Penelitian tersebut diduga juga memiliki kaitan dengan program militer.
Letjen Kirilov menjelaskan di bagian barat Kota Lvov, sebanyak 320 wadah berisi patogen berbahaya telah dihancurkan.
"Jika koleksi (patogen) tersebut jatuh ke tangan para ahli di Rusia, mereka sangat mungkin membuktikan Ukraina dan AS telah melanggar konvensi senjata biologis," jelasnya.
Kekhawatiran Letjen Kirilov adalah bahan-bahan penelitian yang diperlukan untuk kepentingan program militer telah dikirim ke AS.
Sementara itu Kementerian Pertahanan AS menyatakan tuduhan Rusia adalah sekadar disinformasi.
Sebelumnya, dikutip TribunWow.com dari kanal berita Rusia, Ria Novosti, Selasa (8/3/2022), Moskow mengaku telah menerima dokumen terkait dari karyawan laboratorium biologi Ukraina.
Dalam berkas tersebut, karyawan tersebut mengkonfirmasi bahwa komponen senjata biologis sedang dikembangkan di Ukraina, dekat dengan wilayah Rusia.
Perwakilan resmi Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengungkapkan temuan tersebut.
"Dalam operasi militer khusus, fakta pembersihan darurat oleh rezim Kiev dari jejak program biologis militer yang dilaksanakan di Ukraina, yang didanai oleh Departemen Pertahanan AS, terungkap," ujar Konashenkov.
Menurut militer Rusia, setelah dimulainya invasi atau operasi khusus ke Ukraina, Pentagon disebut mengalami ketakutan serius.
Disebutkan bahwa AS khawatir dunia akan mengetahui pelaksanaan eksperimen biologis rahasia yang dilakukan di wilayah Ukraina.
Maka dilakukanlah upaya untuk menyembunyikan pelanggaran oleh Washington dan Kiev terhadap aturan pertama Konvensi PBB tentang Larangan Senjata Bakteriologis (Biologis) dan Racun.
Kementerian Kesehatan Ukraina dituduh telah mengirim instruksi ke semua laboratorium biologi untuk segera menghilangkan stok patogen berbahaya.
Menurut Konashenkov, virus atau patogen tersebut bisa menyebabkan wabah penyakit serius jika dilepaskan ke udara.
Ia pun mendapat laporan adanya penghancuran penelitian besar-besaran yang dilakukan saat agresi pertama Rusia dimulai pada Kamis (24/2/2022).
"Kami telah menerima dokumentasi dari karyawan laboratorium biologi Ukraina tentang penghancuran darurat patogen yang sangat berbahaya pada 24 Februari, yakni agen penyebab wabah, antraks, tularemia, kolera, dan penyakit mematikan lainnya," ungkap Konashenkov.
Dalam waktu dekat, Kementerian Pertahanan Rusia bermaksud untuk mempresentasikan hasil analisis dokumen yang diterima.(TribunWow.com/Via/Anung)