Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Tentara Rusia Cekikikan saat Bahas 3 Kru Tank Rudapaksa Gadis 16 Tahun di Ukraina

Beredar rekaman percakapan lewat telepon antara seorang tentara Rusia dan wanita membahas ada tentara Rusia melakukan tindakan asusila di Ukraina.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
Ilustrasi seorang gadis 16 tahun di Ukraina dirudapaksa 3 tentara Rusia. 

TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Ukraina baru-baru ini merilis sebuah rekaman suara yang berisi percakapan telepon antara seorang tentara Rusia dan seorang wanita yang berhasil disadap.

Pada saat bercakap-cakap terdengar tentara Rusia tersebut membahas sebuah kasus rudapaksa yang dilakukan oleh sejumlah tentara Rusia terhadap gadis di bawah umur.

Terdengar juga suara tawa pada percakapan tersebut.

Baca juga: Membelot ke Ukraina, Sejumlah Tentara Rusia Buat Divisi Baru Lawan Pasukan Putin

Baca juga: Tentara Rusia Ramai-ramai Memberontak, Abaikan Instruksi Komandan hingga Tembak Pesawat Sendiri

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova sempat menyampaikan para tentara Rusia sengaja melakukan tindakan asusila terhadap warga sipil sebagai instrumen perang selama invasi.

Awalnya percakapan dibuka oleh sang wanita.

"Apa yang kau lakukan," tanya wanita itu sambil tertawa.

"Di sini ada tiga kru tank merudapaksa seorang gadis," jawab sang tentara Rusia dengan santai.

Ia lalu menjelaskan gadis yang menjadi korban masih berusia 16 tahun.

"Kru tank kita?" tanya wanita itu.

"Iya," jawab sang tentara Rusia.

Dalam rekaman lainnya, terdengar percakapan antara dua tentara Rusia.

Mereka saling berbicara soal persediaan makanan.

Seorang tentara Rusia mengaku baru saja memakan daging anjing karena bosan hanya mengonsumsi makanan kering yang menjadi bekal mereka.

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, satu dari beberapa kasus keji yang diinformasikan oleh pihak Ukraina adalah saat dua tentara Rusia secara bergantian melakukan tindakan asusila terhadap seorang ibu di Ukraina.

Informasi ini disampaikan oleh Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova.

Ia mengatakan, kejadian ini terjadi di sebuah desa yang berada di dekat Kyiv/Kiev.

Awalnya dua tentara Rusia tersebut membunuh suami korban ketika masuk secara paksa ke rumah korban.

Selanjutnya kedua tentara Rusia itu merudapaksa sang wanita dengan ancaman senjata dan kekerasan.

Venediktova menyampaikan, tindakan asusila itu dilakukan oleh kedua pelaku di depan anak korban.

Satu dari dua pelaku disebut tengah dalam kondisi mabuk.

Pihak kepolisian Ukraina mengklaim telah berhasil mengidentifikasi satu dari dua pelaku dan kini tengah memburu pelaku tersebut.

Kendati demikian identitas pelaku tidak dipublikasikan oleh pemerintah Ukraina.

Lewat akun Facebooknya, Venediktova memastikan akan menangkap seluruh penjahat di dalam konflik Rusia-Ukraina.

"Mari temukan seluruh penjahat dan buat mereka bertanggungjawab melalui hukum yang tegas," ujarnya.

Sementara itu, tentara Rusia disebut telah melakukan tindakan asusila kepada para wanita yang tinggal di kota-kota yang sedang dikepung pasukan militer Rusia.

Kota-kota tersebut di antaranya adalah Irpin dan Kherson.

Selain melakukan tindakan asusila, para tentara Rusia juga dituduh telah melakukan tindakan keji lainnya seperti membantai warga sipil dan mengusir warga yang sedang mengungsi.

Baca juga: Terlalu Takut Ungkap Fakta, Penasihat Putin Diduga Sengaja Menyesatkan sang Presiden Rusia

Baca juga: Beri Warga Mariupol Waktu untuk Mengungsi, Ini 1 Syarat yang Diminta Putin agar Rusia Setop Serangan

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, informasi ini disampaikan oleh sejumlah warga Ukraina dan anggota parlemen Ukraina.

Lesia Vasylenko selaku anggota Parlemen Ukraina menyampaikan banyak wanita lansia menjadi target tindakan asusila yang dilakukan oleh para tentara Rusia.

"Ketika Putin tidak berhasil merebut Ukraina dan Kyiv dalam waktu tiga hari seperti yang ia perkirakan, dia (Putin) merubah strateginya untuk mengincar wanita dan anak-anak," ujar Vasylenko.

Vasylenko menyampaikan, kejadian ini terjadi di sejumlah kota yang menerima serangan paling parah oleh Rusia.

Mayoritas wanita yang menjadi korban rudapaksa adalah para wanita lanjut usia (lansia) yang tidak bisa kabur dari tempat tinggal mereka.

"Sebagian dari wanita tersebut, kami mendapat laporan mereka telah dibunuh setelah dirudapaksa atau mereka telah mengakhiri hidup mereka sendiri," ungkap Vasylenko.

Seorang warga Kherson bernama Svetlana Zorina (27) mengaku kota tempatnya tinggal sudah tak lagi aman sebab para wanita di sana kini diincar oleh tentara Rusia.

"Ada sebuah informasi dari seseorang yang saya kenal mengetahui ada seorang gadis berusia 17 tahun dirudapaksa dan kemudian mereka (tentara Rusia) membunuhnya," ujar Zorina.

Sementara itu Anastasia Taran (30) warga Irpin menyebut para tentara Rusia telah bertindak bengis di tempatnya tinggal.

"Irpin seperti neraka," kata Taran menceritakan bagaimana tentara Rusia menembaki warga sipil di rumah mereka, hingga mengusir warga dari rumah mereka.

"Mereka merudapaksa wanita dan yang mati dibiarkan begitu saja. Mereka membuka basemen tempat di mana warga bersembunyi lalu menembaki mereka," kata Taran.

Rusia Sebut Terjadi Perang Informasi

Sebelumnya, pada Rabu (16/3/2022) sebuah gedung teater di Mariupol, Ukraina yang difungsikan sebagai tempat penampungan warga sipil hancur seusai dibombardir.

Pemerintah Ukraina menyebut serangan dilakukan oleh pesawat tempur Rusia.

Sementara itu pemerintah Rusia tegas membantah telah melakukan serangan ke gedung teater tersebut.

Dikutip TribunWow.com dari Sky News, bantahan ini disampaikan oleh duta besar pemerintah Rusia untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Vasily Nebenzya.

"Perang informasi sedang terjadi dalam skala yang lebih besar dibanding perang fisik," ujar Nebenzya.

Menurut Nebenzya siapa yang memenangkan perang informasi maka akan memenangkan peran secara keseluruhan.

Nebenzya lalu menyampaikan berdasarkan keterangan para warga sipil yang telah lebih dulu mengungsi keluar dari Mariupol, ada keterlibatan batalion Azov yang menyandera para warga sipil.

Nebenzya juga mengungkit bahwa pemerintah Rusia telah menyadari ada tulisan 'anak-anak' di luar gedung teater di Mariupol.

Seluruh pasukan militer Rusia telah diberitahu bahwa gedung teater tersebut adalah tempat yang dipenuhi warga sipil.

"Tidak pernah dijadikan target serangan," kata Nebenzya.

Nebenzya menyebut, pihak yang harus bertanggungjawab dalam hal ini adalah kelompok ultra nasionalis Ukraina batalion Azov.

Keterangan serupa disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.

"Jelas ini adalah kebohongan. Semuanya tahu bahwa pasukan militer Rusia tidak membombardir kota. Tidak peduli seberapa banyak video yang disebar oleh struktur NATO dan berapa banyak foto dan video klip bohong disebar, kebenaran akan terungkap," jelas Zakharova. (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr Zelenskyrudapaksa
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved