Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Terlalu Takut Ungkap Fakta, Penasihat Putin Diduga Sengaja Menyesatkan sang Presiden Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin diduga kuat saat ini telah disesatkan oleh bawahannya sendiri yang ketakutan.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AFP PHOTO/Sputnik/Michael Klimentyev
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) saat berbicara dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu di Kremlin, Moskow, 29 Desember 2016. Terbaru, Shoigu sempat diberitakan lama menghilang di tengah konflik Rusia-Ukraina. Terbaru, Putin diduga tengah disesatkan oleh bawahannya sendiri soal konflik Rusia-Ukraina. 

TRIBUNWOW.COM - Kantor Kepresidenan Amerika Serikat (AS) mengklaim memiliki sebuah informasi tentang kondisi internal pemerintah Rusia.

Menurut informasi tersebut, saat ini tengah terjadi kekacauan di dalam internal pemerintah Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin disebut tengah disesatkan oleh penasihat militernya sendiri.

Baca juga: Demi Nafkahi Keluarga, Warga Suriah Akui Dibayar Rusia Rp 90 Juta per Bulan untuk Perangi Ukraina

Baca juga: Menyamar Jadi Tentara Rusia, Ukraina Dituduh Sengaja Buat Video Pembunuhan Massal Warga Sipil

Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, penasihat Putin tersebut diduga terlalu takut untuk mengungkap fakta yang terjadi di lapangan sehingga memilih untuk membohongi Putin.

"Kami meyakini Putin diberikan informasi salah oleh penasihatnya tentang bagaimana buruknya performa pasukan militer Rusia dan bagaimana ekonomi Rusia menjadi lumpuh karena sanksi," ujar Kepala Bidang Komunikasi Kantor Kepresidenan AS, Kate Bedingfield.

Menurut Kate, invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina adalah sebuah blunder dan akan menyebabkan kerugian jangka panjang untuk Rusia.

Sebelumnya pada Selasa (29/3/2022) pemerintah Rusia mengumumkan langkah besar untuk menarik pasukan militernya dari beberapa kota di Ukraina termasuk di Kiev/Kyiv.

Rusia mengaku memiliki niat baik agar proses negosiasi damai dapat berjalan lancar namun negara-negara barat justru menaruh curiga.

Kecurigaan ini juga disampaikan oleh mantan Menteri Luar Negeri Rusia era Boris Yeltsin yakni Andrei Kozyrev.

Dikutip TribunWow.com dari Sky News, Andrei menyampaikan lewat akun media sosialnya bahwa aksi Putin menarik pasukannya dari Ukraina bukan karena tiba-tiba sang Presiden Rusia tersebut berubah menjadi baik.

Kozyrev menyampaikan, hal ini terjadi karena perlawanan pasukan militer Ukraina yang kuat mampu bertahan dari gempuran tentara Rusia.

Ia lalu menduga ada maksud tersembunyi dari ditariknya pasukan militer Rusia dari Ukraina.

"Bisa jadi sebuah manuver Rusia untuk membeli waktu untuk berkumpul kembali lalu menyerang sekuat tenaga," ungkap Kozyrev.

Sementara itu para pemimpin Barat diperingatkan agar tidak lengah meski Rusia telah mengumumkan akan mengurangi aktivitas militer di sekitar ibu kota Ukraina.

Pasalnya, pihak Barat masih sangsi dengan rencana Presiden Rusia Vladimir Putin yang kini tampaknya melunak.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyAmerika Serikat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved